Bisnis.com, YOGYAKARTA — Indonesia masuk dalam top 5 besar produsen keramik dunia dengan kapasitas produksi mencapai 625 juta meter persegi. Kinerja ekspor keramik juga disebut mengalami peningkatan tahun ini.
Direktur Jenderal Industri Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Taufiek Bawazier mengatakan saat ini total nilai investasi industri keramik nasional di Indonesia mencapai Rp224 triliun dengan serapan tenaga kerja tembus 40.000 orang di berbagai segmen rantai produksi.
Dalam catatannya, pada periode tahun 2020-2024 total realisasi investasi di sektor keramik mencapai Rp20,3 triliun menyerap tenaga kerja sebanyak 10.000 orang.
“Penambahan investasi ini akan semakin memperkuat aliran rantai pasok keramik nasional serta sejalan dengan visi menjadikan Indonesia TOP 4 produsen keramik dunia,” kata Taufiek di agenda Annual Meeting 2025 World Ceramic Tiles Forum, Senin (10/11/2025).
Menurut Taufiek, prospek pengembangan industri keramik nasional masih sangat menarik kedepannya seiring dengan pasar dalam negeri yang terus meningkat dan maraknya pembangunan infrastruktur, properti dan konstruksi.
Terlebih, konsumsi keramik nasional masih rendahnya sekitar 2,2 meter persegi per kapita lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand yang mencapai 3 meter persegi per kapita dan rata-rata dunia sebesar 2,5 meter persegi per kapita.
“Produk keramik Indonesia telah diekspor ke berbagai negara dengan nilai eksporpada periode Januari-Agustus 2025 mencapai US$31 juta,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Eddy Suyanto mengatakan saat ini kinerja utilisasi produksi nasional periode Januari-Oktober 2025 berada di sekitar 72,5% atau meningkat tipis dibandingkan kinerja semester I/2025 yang berada di level 71%.
Perbaikan tingkat utilisasi produksi ini lantaran terjadinya peak season atau periode permintaan keramik yang meningkat pada semester kedua setiap tahun, khususnya Agustus-Desember.
Di sisi lain, kinerja positif tersebut juga didorong ekspor yang tumbuh sebesar 17% dengan pertumbuhan angka ekspor tertinggi ke Amerika Serikat (AS) 170%, Malaysia 50% dan Filipina 32%.
Dalam catatannya, ekspor keramik pada 2023 mencapai 7,65 juga meter persegi, kemudian naik tahun berikutnya menjadi 11,7 juta meter persegi. Pada semester I/2025 ekspor mencapai 6,98 juta meter persegi.
“Dari sisi volume produksi keramik Januari-Oktober 2025 diperkirakan berkisar 392,7 juta meter persegi bertumbuh sekitar 16% dibanding periode yang sama di tahun lalu,” ujarnya.
Realisasi kinerja produksi tersebut dicapai meski sempat terjadi krisis pasokan gas pada Agustus 2025 yang memicu produksi terhenti 50%.
Menurut Edy, produksi periode berjalan ini didukung oleh katalis-katalis positif seperti PPn ditanggung pemerintah (PPN DTP), KUR untuk kontraktor dan pengusaha bahan bangunan, serta program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) 350.000 unit.
