Jakarta –
Ponsel Vivo V40 telah hadir di Indonesia 5 September 2024, yang merupakan ponsel kelas menengah terbaru mereka. Ada beberapa pilihan warna yaitu purple, silver dan peach. Desain ponselnya berkesan mewah meskipun ponsel ini berkelas menengah bukan kelas atas/flagship.
Di bagian belakang ponsel terlihat sedikit gemerlap saat terkena cahaya. Sepertinya finishing seperti ini adalah tren tahun ini, dan layarnya besar, 6,7 inci, dengan gaya waterfall yang melengkung sampai ke tepi-tepi ponsel.
Dengan desain seperti ini terkesan layarnya luas, tapi kurang terasa mantap di tangan karena tepi-tepinya tipis. Dengan memasang casing, pegangan jadi lebih mantap dan aman. Kecerahannya juga tinggi sekali bisa sampai 4.500 nits. Ponsel ini juga sudah dapat rating IP68 yang relatif tinggi, artinya tahan semprotan air, dan debu, dan bisa digunakan di bawah air tawar selama 30 menit.
Review Kamera Vivo V40 Foto: Dok. Enche Tjin
Dalam paket pembelian sudah termasuk casing dari silikon yang punya warna yang sama dengan ponselnya, sehingga terlihat sangat padu. Vivo juga menyediakan charger dan kabelnya. Cukup besar chargernya karena V40 ini sudah mendukung fast charging 80 watt.
Review Kamera Vivo V40 Foto: Dok. Enche Tjin
Vivo menggunakan processor baru dari Qualcomm, yaitu Snapdragon 7 generasi 3 yang mestinya cukup oke buat proses gambar dan juga AI. Untuk desain bagian kameranya, bentuknya lumayan unik, seperti lubang kunci, yang mana di lubangnya ada dua kamera, yang utama adalah lensa wide ekuivalen dengan 24mm f/1.9 dengan resolusi maksimum 50 mp dengan sensor 1/1.56 inci. Sebagai informasi, ukuran sensor ini tergolong sedang dan sesuai untuk ponsel midrange seharga Rp 4-6 jutaan.
Kamera keduanya memiliki lensa ultra wide ekuivalen 15mm dengan resolusi 50 mp juga tapi dengan sensor 1/2.76 inci yang lebih kecil dari yang utama. Juga tersedia kamera selfie 21mm dengan ukuran yang sama dengan modul ultrawide.
Bedanya dengan kamera yang V40 Pro terletak dari modul telefoto-nya, yang V40 gak punya lensa telefoto khusus, jadi zoom 2x itu mengandalkan digital zoom/cropping dari hasil gambar kamera utamanya, jadi kualitasnya kalau sering zoom tidak sebaik yang Pro yang lensanya dedicated, tapi tidak beda jauh juga karena sensor image utamanya relatif lebih besar. Mungkin perbedaan V40 standard dan Pro yang tidak banyak, sehingga menjadi alasan Vivo indonesia tidak menghadirkan Vivo V40 Pro ke Indonesia.
Memotret di kondisi terang, hasil foto V40 cukup bagus, cukup tajam tapi tidak mengejutkan. Di malam hari, ada foto malam yang mana kita bisa pilih berbagai gaya warna sinematik. Sayangnya pilihan-pilihan ini hanya ada di mode malam, karena di foto-foto biasa, preset/filternya berbeda.
Review Kamera Vivo V40 Foto: Dok. Enche TjinReview Kamera Vivo V40 Foto: Dok. Enche Tjin
Foto malam ini proses exposurenya sekitar dua detik, karena kamera akan mengambil foto secara berturut-turut dan kemudian menggabungkannya menjadi satu. Setelah exposure masih ada waktu untuk processing. Jadi agak kurang nyaman bagi yang senang foto berturut-turut dengan jeda waktu yang pendek.
Hasil foto malam dengan computational photography ini saya nilai cukup baik untuk menyeimbangkan bagian yang terang dan gelap, tapi secara proses saya menilai hasilnya terlalu tajam dan detailnya terlalu mulus. di layar ponsel terlihat menarik tapi tidak di layar monitor yang besar.
Review Kamera Vivo V40 Foto: Dok. Enche TjinReview Kamera Vivo V40 Foto: Dok. Enche Tjin
Untuk mode portrait, Vivo memberikan pilihan beberapa jarak fokal lensa dari 24, 35 dan 50mm, yang diistilahkan Vivo itu sebagai multi fokal portrait. Saya sempat coba foto portrait ini dan hasilnya cukup oke, kulit langsung mulus dan bisa pilih bentuk-bentuk bokehnya. Kita bisa pilih berbagai bokeh di lensa lensa Zeiss seperti Biotar, B-speed, Sonnar, Planar sampai Cinematic yang menyerupai hasil lensa anamorphic.
Review Kamera Vivo V40 Foto: Dok. Enche TjinReview Kamera Vivo V40 Foto: Dok. Enche Tjin
Memotret dengan berbagai lensa Zeiss seperti Biotar, memberikan rasa nostalgia seperti di masa fotografi film. Yang kurang adalah hasilnya kadang terasa terlalu mulus wajahnya sehingga hasilnya terasa kurang alami. Di luar ruangan, jika menggunakan mode bokeh juga harus berhati-hati terutama di bagian rambut.
Amannya menggunakan bokeh yang tidak terlalu besar seperti f/2.8 sehingga blurnya masih terlihat alami. Tingkat bokeh dan fokus dapat diatur kembali setelah foto dibuat. Pengalaman kurang menyenangkan dari ponsel ini adalah setiap kali kita ambil gambar baik foto malam dan foto portrait, kamera perlu waktu beberapa detik untuk memprosesnya setelah pengambilan gambar.
Bokeh Biotar, foto kanan adalah hasil crop dari foto kiri. Foto: Dok. Enche TjinBokeh Biotar. Foto: Dok. Enche TjinKiri: Aura Light off, Kanan: Aura Light on. Foto: Dok. Enche TjinKiri Biotar, kanan Sonnar. Foto: Dok. Enche TjinBokeh Cinematic. Foto: Dok. Enche Tjin
Dari segi hardwarenya, Vivo V40 unggul di kapasitas baterainya lumayan besar, 5,500 mAh, setelah memotret dari sore sampai malam, kurang lebih 5 jam, sekitar 250 foto, baterainya saya periksa masih di sekitar 80-an persen. Processor Snapdragon 7 generasi 3 juga termasuk baru and mendukung AI.
Keunggulan lain dari Vivo V40 yang menonjol adalah layarnya yang sangat cerah dan lebar, desain dan warnanya yang berkesan lebih mewah daripada kelasnya, dan juga fast charging yang semakin menjadi standard di dunia ponsel saat ini.
Style: Cyberpunk. Foto: Dok. Enche TjinKiri: Style: Orange&Teal, kanan: Cyberpunk. Foto: Dok. Enche TjinStyle: Orange&Teal Foto: Dok. Enche Tjin
Untuk modul-modul kameranya, V40 ibaratnya seperti es krim Vanila: Manis dan lembut tapi tidak ada hal yang menonjol dibandingkan kamera ponsel kelas menengah dengan rentang harga 4-6 jutaan pada umumnya. Tapi dari softwarenya, ada berbagai pilihan gaya foto dan simulasi bokeh ala Zeiss yang sedikit banyak membantu mempercantik street photography dan portrait.
Review Kamera Vivo V40 Foto: Dok. Enche Tjin
Vivo V40 sudah tersedia di Indonesia dari bulan September 2024 dengan harga Rp 6.490.000.
(asj/afr)