Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Review Asus ROG Ally X: Harga Rp 14 Juta, Layak Beli atau Skip?

Review Asus ROG Ally X: Harga Rp 14 Juta, Layak Beli atau Skip?

Highlight

Kelebihan

Kapasitas baterai 80Wh bekerja sangat baik dan stabil, bisa tahan sampai 3,5 jam bermain game non-stop dengan tingkat kecerahan layar penuh (full brightness) dan mode operasi (operating mode) 13W.
Temperatur terjaga dan cooling fan tidak berisik, sehingga bebas distraksi saat bermain.
Dual Speaker Dolby Atmos memberikan pengalaman audio stereo yang jernih dan all-around untuk bermain game atau menikmati konten hiburan di Netflix, YouTube, atau Spotify.
Desain ergonomis dan compact, sehingga tidak pegal dipakai dalam waktu lama meski bobot sedikit lebih berat ketimbang pendahulunya.
Fungsi gyroscope sangat mulus dan akurat, memberikan efek visual yang lebih ‘hidup’ dan sistematik.

Kelemahan

Sistem operasi Windows 11 membutuhkan adaptasi lebih untuk penjajalan di perangkat handheld.
Setup awal cukup menguras waktu dan energi dengan tahapan login/signup bertubi-tubi dan update software sampai 3 kali restart.

Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah memperkenalkan handheld PC gaming perdana ‘ROG Ally’ pada 2023 lalu, Asus tahun ini merilis versi penyempurnaannya dengan embel-embel ‘X’.

Ada beberapa peningkatan yang dibawa Asus pada ROG Ally X. Tak cuma dari aspek desain yang kini tampak garang dengan nuansa abu-abu gelap, tetapi juga spesifikasi teknis yang lebih menggoda.

Kapasitas baterai mendapat peningkatan paling paling signifikan, dari 40Wh menjadi 80Wh. Konsekuensinya, ROG Ally X memiliki bobot lebih berat 70g dan bodi lebih tebal 0,45cm.

Foto: Profil ROG Ally X (2024) | Gaming Handhelds. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Profil ROG Ally X (2024) | Gaming Handhelds. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Kendati demikian, perubahan fisik yang sedikit lebih berat dan tebal tidak mengurangi kenyamanan penggunaan. Berdasarkan pengalaman CNBC Indonesia, desainnya masih terasa compact dan ergonomis. Bermain game secara intens selama 2-3 jam tidak membuat pegal.

Bobot yang sedikit lebih berat masih layak ditoleransi karena kapasitas baterai bertambah 2 kali lipat. Pengguna lebih praktis membawa ROG Ally X ke mana-mana tanpa membawa charger setiap saat.

Selain baterai, kapasitas RAM diperbesar menjadi 24GB LPDDR5, dari sebelumnya ‘cuma’ 16GB LPDDR5. Penyimpanan internal juga makin jumbo, dari 512GB menjadi 1TB.

Dapur pacunya masih sama, mengandalkan AMD Ryzen Z1 Extreme dengan fabrikasi 4nm, serta GPU AMD Radeon. Daya Desain Termal (TDP) berkisar 9-30 W, sehingga cukup mumpuni untuk meredam panas.

Terlebih, sistem pendingin ROG Ally X diklaim memiliki airflow 24% lebih baik dan mampu menurunkan suhu sampai 6 derajat Celcius.

Joystick diklaim lebih tahan lama hingga pemakaian 5 juta siklus. Grip juga sudah memiliki tekstur anti-slip supaya tidak repot ketika tangan berkeringat.

Foto: Profil ROG Ally X (2024) | Gaming Handhelds. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Profil ROG Ally X (2024) | Gaming Handhelds. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Pada artikel review ini, CNBC Indonesia akan fokus mengupas dua aspek, yakni user experience dan performa gaming.

Perlu dicatat, review ini berdasarkan pengalaman tim CNBC Indonesia menjajal ROG Ally X selama kurang lebih seminggu. Preferensi dan pengalaman setiap pengguna tentu bisa berbeda-beda.

Fleksibel tapi Ruwet

Sama seperti pendahulunya, Asus masih mempercayakan sistem operasi Windows 11 untuk menjalankan ROG Ally X. Pengguna bisa menjalankan semua fungsi PC di perangkat yang lebih portabel.

Tak cuma bermain game, ROG Ally X bisa dipakai menonton Netflix, menjajal browser untuk mencari informasi, hingga mengedit foto dan video. Sinkronisasi ke monitor juga mudah, tinggal colok dengan adaptor saja.

Asus melengkapi ROG Ally X dengan dua port USB-C, sehingga bisa dipakai mengisi daya dan menghubungkan PC ke monitor sekaligus.

Pengguna juga bisa mengakses beragam game dari sistem terpusat Armoury Crate, mulai dari Xbox, Epic Games Store, Ubisoft Connect, hingga Steam.

Tak cuma itu, Armoury Crate memungkinkan pengguna menyetel game profile untuk setiap game yang dimainkan. Bisa dibilang, tool ini memberikan kebebasan personalisasi sepenuhnya bagi pengguna.

Namun, fleksibilitas dan kebebasan menjajal PC di perangkat handheld tak sepenuhnya berjalan mulus. Sistem operasi Windows yang memang lebih umum digunakan untuk PC membutuhkan waktu adaptasi lebih untuk penjajalan di perangkat mobile.

Foto: Profil ROG Ally X (2024) | Gaming Handhelds. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Profil ROG Ally X (2024) | Gaming Handhelds. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Berdasarkan pengalaman CNBC Indonesia, untuk setup ROG Ally X pertama kali membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Ada beberapa tahap login atau signup yang harus dilalui.

Pertama, pengguna harus mendaftar atau masuk ke akun Microsoft, layaknya memulai penyetelan laptop baru. Kelar dari proses itu, pengguna juga diminta untuk login atau signup akun MyAsus.

Setelahnya, ROG Ally X akan secara otomatis melakukan pembaruan software Windows. Dalam proses update, perangkat yang dipegang CNBC Indonesia mengalami tiga kali restart.

Selama proses setup awal hingga perangkat siap untuk dipakai bermain game, baterai terkuras 8%.

Performa Kelas Kakap

CNBC Indonesia mencoba bermain game ‘Red Dead Redemption 2’ lewat platform Steam yang bisa diakses via Armoury Crate. Untuk setiap platform yang dipilih, tentu pengguna harus kembali melewati proses login atau signup, serta download game terlebih dahulu.

Kendati demikian, keruwetan setup yang cukup menguras waktu dan energi terbayar dengan performa game kelas kakap di ROG Ally X.

Layar 7-inci beresolusi FHD (1920×1980) dengan panel IPS cukup memanjakan mata. Mode gyro juga berjalan dengan mulus dan akurat, sehingga game terasa lebih ‘hidup’.

Frame rate ketika bermain ‘Read Dead Redemption 2’ berkisar di 60fps. Menurut kami, frame rate segitu sudah cukup memberikan grafis mulus dan sinematik.

Namun, ROG Ally X sejatinya mengakomodir frame rate yang lebih tinggi, bahkan bisa di atas 120fps. Pengguna juga bisa menyetel batas frame rate di 30fps, 45fps, 60 fps, dan 120fps, melalui Command Center.

Fitur di Command Center bisa pula mengatur operating mode sesuka hati. Ada Silent Mode (13W), Performance Mode (17W), hingga Turbo Mode (25W). Kalau mau lebih hemat baterai, sebenarnya pakai Silent Mode saja sudah cukup tangguh.

Di sektor audio, kualitas speaker ROG Ally X benar-benar top notch. Menggunakan Dolby Atmos Dual Front Facing Speaker, suara tetap jernih dan anti-cempreng meski disetel ke volume paling tinggi.

Tak cuma menciptakan pengalaman game yang prima, audio stereo all-around dari speaker ROG Ally X ini mumpuni untuk menonton film atau menikmati lagu saat break main.

Aspek lain yang perlu diapresiasi adalah dua cooling fan pada ROG Ally X yang bunyinya tipis, sehingga tidak merusak fokus ketika bermain game. Keduanya diletakkan di sisi kiri dan kanan atas.

Foto: Profil ROG Ally X (2024) | Gaming Handhelds. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Profil ROG Ally X (2024) | Gaming Handhelds. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Sistem pendingin yang sudah upgrade di ROG Ally X membuat suhu perangkat cukup terjaga. Temperatur memang naik pelan-pelan pada pemakaian di atas 2 jam, tetapi tidak sampai panas dan bikin performa turun.

Alhasil, baterai lebih stabil dan awet. Secara umum, kapasitas 80Wh dikawinkan dengan sistem pendingin berkelas membuat ketahanan baterai ROG Ally X patut diacungi jempol.

Berdasarkan pengalaman CNBC Indonesia menjajal ROG Ally X selama seminggu, baterai berkurang dari 100% ke 50% setelah bermain game secara intens selama 1,5-2 jam dengan Performance Mode dan tingkat kecerahan layar penuh.

Jika menggunakan Silent Mode, baterai bisa bertahan lebih lama. Rata-rata indikator 100% ke 50% ketika sudah lebih dari 2 jam bermain terus-menerus.

Bahkan, baterai 100% ke 5% memakan waktu hingga 3,5 jam bermain game non-stop. Pengisian daya juga cukup cepat, sekitar 1,5 jam sudah penuh.

Secara keseluruhan, performa game pada ROG Ally X sangat memuaskan. Kinerjanya benar-benar anti nge-lag, anti-panas, dan fleksibel karena bisa dijajal secara mobile atau dihubungkan ke monitor layaknya PC pada umumnya.

Operating System
Windows 11 Home

Processor
CPU:AMD Ryzen™ Z1 Extreme Processor (“Zen4” architecture with 4nm process, 8-core /16-threads, 24MB total cache, up to 5.10 Ghz boost)
GPU:AMD Radeon™ Graphics (AMD RDNA™ 3, 12 CUs, up to 2.7 GHz, up to 8.6 Teraflops)
TDP: 9-30W

Display
7-inch
FHD (1920 x 1080) 16:9
IPS-level
glossy display
sRGB:100%
Adobe:75.35%
Gorilla® Glass Victus™
Touch Screen (10-point multi-touch)
Refresh Rate:120Hz
Response Time:7ms
Brightness:500nits
FreeSync Premium

Memory
12GB*2 LPDDR5 on board
Support dual channel memory

Storage
1TB PCIe® 4.0 NVMe™ M.2 SSD (2280)

I/O Ports
1x 3.5mm Combo Audio Jack
1x USB 3.2 Gen 2 Type-C support DisplayPort™ / power delivery
1x Type C support USB 4 (Thunderbolt™ 4 compliance, DisplayPort™ 1.4 with Freesync support, Power Delivery 3.0)
1x UHS-II microSD card reader (supports SD, SDXC and SDHC)

Control and Input
A B X Y buttons
D-pad
L & R Hall Effect analog triggers
L & R bumpers
View button
Menu button
Command Center button
Armoury Crate button
2 x assignable grip buttons
Thumbsticks: 2 x full-size analog sticks
Haptics: HD haptics
Gyro:6-Axis IMU

Audio
AI noise-canceling technology
Hi-Res certification (for headphone)
Smart Amp Technology
Dolby Atmos
Built-in array microphone
2-speaker system with Smart Amplifier Technology

Network and Communication
Wi-Fi 6E(802.11ax) (Triple band) 2*2 + Bluetooth® 5.2 (*Bluetooth® version may change with OS version different.)

Battery
80WHrs, 4S1P, 4-cell Li-ion

Power Supply
TYPE-C, 65W AC Adapter, Output: 20V DC, 3.25A, 65W, Input: 100~240V AC 50/60Hz universal

AURA SYNC
Yes

Weight
678 g

Dimensions (W x D x H)
28.0 x 11.1 x 2.47 ~ 3.69 cm (11.02″ x 4.37″ x 0.97″ ~ 1.45″)

Xbox Game Pass
Xbox Game Pass for PC_3 months (*Terms and exclusions apply. Offer only available in eligible markets for Xbox Game Pass for PC. Eligible markets are determined at activation. Game catalog varies by region, device, and time.)

Security
Built-in Fingerprint Sensor
Microsoft Pluton security processor

Harga
Rp 13.999.000

Pages