Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Respons Orang Tua Murid Soal Pendekatan Belajar Deep Learning

Respons Orang Tua Murid Soal Pendekatan Belajar Deep Learning

Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah masih melakukan kajian terkait rencana perubahan kurikulum, yaitu menggunakan pendekatan belajar deep learning. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyatakan, keputusan mengenai ada atau tidaknya perubahan kurikulum akan disampaikan pada tahun ajaran baru 2025-2026.

 Istilah deep learning yang disebut-sebut sebagai pengganti kurikulum merdeka. Terkait hal ini, Menteri Abdul Mu’ti menegaskan bahwa metode belajar tersebut bukanlah sebuah kurikulum, melainkan pendekatan dalam proses pembelajaran.

 Seorang orang tua murid, Sulviani mengungkapkan, pendekatan deep learning akan lebih berpusat kepada anak. Namun, menurutnya dalam perkembangan belajar anak, kerja sama antara guru dan orang tua sangatlah penting.

“Keberhasilan anak dalam belajar, apakah pintar atau tidak, itu memang sangat bergantung pada anak itu sendiri dan kerja sama antara orang tua dan guru,” ujar Sylviani kepada Beritasatu.com di kawasan Jakarta Barat, pada Minggu (10/11/2024).

Sylviani menjelaskan, ia baru mendengar istilah deep learning yang dikaitkan dengan tiga konsep utama, yaitu mindful, meaningful, dan joyful. Menurutnya, hal tersebut lebih mengarah pada pendekatan pembelajaran, bukan pada kurikulum. Ia menganggap pendekatan ini mirip dengan pendekatan saintifik yang lebih berpusat pada anak.

Sebagai orang tua dari dua anak, Sylviani juga menceritakan pengalamannya dengan Kurikulum Merdeka. Ia merasa kurikulum merdeka memberikan lebih banyak kesempatan bagi anak-anak untuk belajar secara praktik. Anak pertamanya saat ini duduk di kelas 5 madrasah ibtidaiyah (MI).

“Menurut saya, dengan kurikulum merdeka, anak saya lebih banyak belajar melalui praktik. Bahan-bahan yang digunakan pun lebih sering untuk kegiatan praktikum. Jadi, pembelajarannya juga terasa lebih panjang,” katanya.

Sylviani mengungkapkan, apabila nantinya terjadi perubahan kurikulum, ia akan mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah dan berharap perubahan tersebut dapat memberikan manfaat bagi perkembangan anak-anak.

“Apakah saya setuju atau tidak dengan perubahan kurikulum, saya sebagai orang tua akan mengikuti saja kebijakan yang berlaku. Karena memang, seiring berjalannya waktu dan pergantian Menteri Pendidikan, kurikulum pasti akan berubah. Jadi, kami sebagai orang tua hanya bisa mengikuti perkembangan ini,” tandasnya.