JAKARTA – Direktur Eksekutif PPI, Adi Prayitno menilai isyarat reshuffle atau perombakan kabinet merupakan peringatan Presiden Prabowo Subianto kepada para pembantunya yang dianggap tidak becus bekerja untuk kepentingan rakyat.
Menurutnya, pernyataan Prabowo itu merupakan ancaman serius ke para menteri, apalagi disampaikan secara terbuka.
Dia yakin, Presiden ke-8 RI itu sudah mengantongi nama-nama menteri yang akan dicopot.
Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan, Sufmi Dasco Ahmad yang menyatakan ada menteri yang tak seirama dengan presiden.
“Tinggal ditunggu kira-kira kapan reshuffle itu dilakukan. Saya kira itu ancaman serius dari presiden kepada para menterinya yang tidak bisa bekerja untuk rakyat,” ujar Adi, Minggu 9 Februari 2025.
Dia melihat, ada kegelisahan presiden berdasarkan kinerja sejumlah menterinya yang dinilai kurang baik, sehingga kegaduhan akibat kebijakan lebih kuat dirasakan dibandingkan manfaat untuk rakyat.
“Sekadar contoh, kasus kesengsaraan rakyat mendapatkan gas melon gara-gara harus berebut beli di pangkalan,” imbuhnya.
Karena itu, perombakan kabinet menjadi keharusan sebagai konsekuensi evaluasi terhadap kinerja para menteri.
Selain itu, perombakan juga diperlukan untuk merawat kepercayaan publik kepada Presiden Prabowo Subianto, sehingga masa bulan madu pemerintahannya tidak cepat berakhir.
“Poin inilah yang saya sebut berkejaran dengan waktu. Jika pemerintah terlambat mewujudkan harapan, atau janji yang sudah dilontarkan, maka kepercayaan akan tergerus, dan bukan kabar baik jika pemerintahan kehilangan kepercayaan,” kata Adi.
