Selain inovasi digital, penguatan sumber daya manusia (SDM) di perguruan tinggi juga menjadi kekuatan untuk menghasilkan mahasiswa unggul di Indonesia, terlebih kini dunia sudah semakin canggih dengan kehadiran Artificial Intelligence (AI).
Menyadari hal itu, UT mempersiapkan segala kemampuan soft skill yang tak pernah bisa digantikan oleh AI seperti kemampuan negosiasi lewat pembekalan pengajaran dosen yang lebih berkualitas.
“Oleh karena kecanggihan AI itu, kami membekali dosen kami untuk tidak lagi melulu pada materi-materi yang sifatnya kognisi saja, tetapi juga berfokus pada materi-materi yang sifatnya analitika yang sifatnya sintesis,” kata Ali.
Menurutnya, kemajuan teknologi bukan ancaman, melainkan alat yang harus dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran dan SDM yang lebih maju.
“Kalau kita gagal memanfaatkan teknologi, teknologi akan menjajah kita. Tapi kalau kita mampu memanfaatkan teknologi, ia akan menjadi budak paling setia,” tuturnya.
Dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi yang inklusif, Ali juga menempatkan media sebagai mitra strategis. Media dinilai sebagai pilar demokrasi yang memegang peran penting dalam menyebarkan informasi akurat terkait demokratisasi pendidikan secara lebih luas.
“Saya ingin mengajak seluruh media untuk mari kita bersama-sama wujudkan pendidikan tinggi yang berkualitas bagi semua di mana pun berada secara fleksibel dan bertanggung jawab,” ajak Ali kepada rekan media.
Menurutnya, media dapat berperan besar lewat penyebaran informasi terkait berita baik bahwa perguruan tinggi di Indonesia, seperti UT, siap bersaing di kancah dunia.
Di bawah kepemimpinan baru ini, UT melangkah sebagai institusi yang tidak hanya hadir sebagai pintu pendidikan masyarakat Indonesia, tetapi juga hadir di relung hati mereka yang percaya bahwa pendidikan adalah jalan menuju kesejahteraan dan masa depan bangsa.
(*)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5427848/original/041148500_1764428781-6150215837722283291.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)