Bali: Sejumlah pemimpin global, tokoh spiritual, dan seniman berkumpul di Pantai Kura Kura Bali untuk berefleksi dan mencari solusi modern mengatasi tantangan global yang mendesak. Presiden Yayasan Upaya Indonesia Damai, Tantowi Yahya, mengungkapkan refleksi ini merupakan upaya membangun masa depan lebih baik lewat konsep Tri Hita Karana Universal Reflection Journey (THK U) yang dianut masyarakat Bali.
“Bukan hanya sekedar acara melainkan sebuah gerakan yang mengajak kita untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan, berdasarkan prinsip-prinsip harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas,” ujar Tantowi dalam keterangannya, Sabtu, 14 Desember 2024.
Ia mengungkapkan sejumlah tokoh berkumpul dalam forum ini baik secara luring maupun daring. Seperti Paus Fransiskus, Imam Besar Istiqlal Nasaruddin Umar, peraih Penghargaan Hollywood Michelle Yeoh, Presiden Bank Dunia Ajay Banga, dan pendiri Bridgewater Ray Dalio. Ada juga pemimpin spiritual Deepak Chopra, filantropis Susan Rockefeller, dan pemerintah Indonesia.
Pertemuan ini disebut berfungsi sebagai platform yang kuat untuk membahas dan menangani masalah kritis seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan sosial, dan perdamaian global. Dengan menggabungkan kearifan kuno dengan inovasi modern, para peserta berharap dapat menginspirasi gerakan global menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil.
“Mari kita jadikan momen ini sebagai titik awal untuk perubahan yang lebih besar. Bersama-sama kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil, harmonis, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Kegiatan in juga diisi pameran seni yang menyoroti dampak perubahan iklim. Dipimpin oleh seniman terkenal Lance M. Fung, pameran tahunan ini mempertemukan dua belas seniman baru yang mewakili berbagai negara kepulauan di seluruh dunia.
“Melalui instalasi dan lukisan yang menggugah pikiran, para seniman ini menyuarakan keprihatinan mereka tentang dampak krisis air terhadap masyarakat dan ekosistem,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan Forum Tri Hita Karana turut berkomitmen mempromosikan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Kegiatan ini berupaya menciptakan masyarakat yang harmonis, adil, dan berkelanjutan, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
“Dengan melibatkan aktif para pemimpin tri-sektor, mengembangkan kebijakan inovatif, dan memperkuat kemitraan global, THK U terus bekerja untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi semua,” ungkapnya.
Bali: Sejumlah pemimpin global, tokoh spiritual, dan seniman berkumpul di Pantai Kura Kura Bali untuk berefleksi dan mencari solusi modern mengatasi tantangan global yang mendesak. Presiden Yayasan Upaya Indonesia Damai, Tantowi Yahya, mengungkapkan refleksi ini merupakan upaya membangun masa depan lebih baik lewat konsep Tri Hita Karana Universal Reflection Journey (THK U) yang dianut masyarakat Bali.
“Bukan hanya sekedar acara melainkan sebuah gerakan yang mengajak kita untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan, berdasarkan prinsip-prinsip harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas,” ujar Tantowi dalam keterangannya, Sabtu, 14 Desember 2024.
Ia mengungkapkan sejumlah tokoh berkumpul dalam forum ini baik secara luring maupun daring. Seperti Paus Fransiskus, Imam Besar Istiqlal Nasaruddin Umar, peraih Penghargaan Hollywood Michelle Yeoh, Presiden Bank Dunia Ajay Banga, dan pendiri Bridgewater Ray Dalio. Ada juga pemimpin spiritual Deepak Chopra, filantropis Susan Rockefeller, dan pemerintah Indonesia.
Pertemuan ini disebut berfungsi sebagai platform yang kuat untuk membahas dan menangani masalah kritis seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan sosial, dan perdamaian global. Dengan menggabungkan kearifan kuno dengan inovasi modern, para peserta berharap dapat menginspirasi gerakan global menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil.
“Mari kita jadikan momen ini sebagai titik awal untuk perubahan yang lebih besar. Bersama-sama kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil, harmonis, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Kegiatan in juga diisi pameran seni yang menyoroti dampak perubahan iklim. Dipimpin oleh seniman terkenal Lance M. Fung, pameran tahunan ini mempertemukan dua belas seniman baru yang mewakili berbagai negara kepulauan di seluruh dunia.
“Melalui instalasi dan lukisan yang menggugah pikiran, para seniman ini menyuarakan keprihatinan mereka tentang dampak krisis air terhadap masyarakat dan ekosistem,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan Forum Tri Hita Karana turut berkomitmen mempromosikan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Kegiatan ini berupaya menciptakan masyarakat yang harmonis, adil, dan berkelanjutan, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
“Dengan melibatkan aktif para pemimpin tri-sektor, mengembangkan kebijakan inovatif, dan memperkuat kemitraan global, THK U terus bekerja untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi semua,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(AGA)