Ramadan Luaskan Kepedulian

Ramadan Luaskan Kepedulian

Ramadan menjadi momen yang paling dinanti seluruh umat Islam di berbagai penjuru dunia. Bulan yang penuh berkah ini hadir sebagai waktu istimewa yang dipenuhi dengan berbagai keutamaan dan limpahan kebaikan. Setiap detik mengandung peluang emas untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, baik melalui ibadah wajib maupun sunah. 

Salah satu  keistimewaan terbesar pada bulan suci ini adalah dilipatgandakannya pahala bagi setiap amal  kebaikan yang dilakukan, sekecil apa pun amal tersebut. Keutamaan ini tecermin dalam sebuah hadis mulia yang diriwayatkan oleh Ummu Hani’ binti  Abi Thalib RA.

قال رسول الله ﷺ: (إِنَّ أُمَّتِي لَمْ يَخِزُوْا مَا أَقَامُوا شَهْرَ رَمَضَانَ قِيْلَ يَا رَسُوْلَ الله وَمَا خَزِيُهُمْ فِي إِضَاعَةِ شَهْرٍ رَمَضَانَ؟ قال: انْتِهَاكُ الْمَحَارِمِ فِيْهِ مِنْ زِنَا فِيْهِ أَوْ شَرِبَ فِيْهِ خَمْرًا لَعَنَهُ اللهُ وَمَنْ فِي السَّمَاوَاتِ إِلَى مِثْلِهِ مِنَ الْحَوْلِ فَإِنْ مَاتَ قَبْلَ أَنْ يُدْرِكَهُ رَمَضَانُ لَمْ تَبْقَى لَهُ عِنْدَ اللهِ حَسَنَةٌ يتقي بها النار فَاتَّقُوا شَهْرَ رَمَضَانَ فَإِنَّ الْحَسَنَاتِ تُضَاعَفُ فِيهِ مَا لَا تُضَاعَفُ فِيْمَا سِوَاهُ وَكَذَلِكَ السَّيِّئَاتُ

Artinya,”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya umatku tidak  akan terhina, selama mereka mendirikan bulan Ramadhan.’ Sahabat bertanya: ‘Wahai  Rasulullah, apa bentuk kehinaan mereka dalam menyia-nyiakan bulan Ramadan?’ Rasulullah menjawab, ‘Pelanggaran terhadap hal-hal yang haram pada bulan Ramadan, seperti zina atau minum khamar. Allah dan para malaikat melaknatnya hingga tahun  berikutnya. Jika ia meninggal sebelum bulan Ramadan berikutnya, maka ia tidak mempunyai kebaikan apa pun di sisi Allah yang bisa menyelamatkannya dari neraka. Oleh  sebab itu, berhati-hatilah terhadap bulan Ramadan, karena pahala kebaikan demikian  juga ganjaran kejelekan akan dilipat gandakan.” 

Dari hadis ini dapat diambil pelajaran berharga bahwa setiap amal kebaikan yang  dilakukan pada Ramadan memiliki nilai yang sangat tinggi di sisi Allah Swt. Setiap  perbuatan baik, sekecil apa pun, jika dilakukan dengan penuh keikhlasan dan hanya mengharap rida-Nya, akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.

Ramadan adalah  bulan penuh rahmat, magfirah, dan pembebasan dari api neraka, sehingga menjadi  kesempatan emas bagi setiap muslim untuk memperbaiki diri dan memperbanyak amal  saleh.

Namun, di balik keutamaan yang besar, perlu disadari bersama bahwa setiap amalan buruk yang dilakukan dalam Ramadan pun dapat mendatangkan dosa yang berlipat  ganda. Oleh karena itu, menjaga diri dari perbuatan yang dilarang menjadi hal yang sangat penting.

Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, juga mengendalikan hawa nafsu, menjaga lisan, serta memperbaiki akhlak. Dengan demikian,  umat muslim dapat meraih keberkahan sejati dari bulan suci ini dan menjadikannya sebagai momentum untuk menjadi pribadi yang lebih baik. 

Salah satu bentuk kebaikan yang paling dianjurkan adalah bersedekah dan berbagi kepada sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan. Hal ini selaras  dengan sabda Rasulullah SAW:

أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ؟ قَالَ صَدَقَةٌ فَيْ رَمَضَانَ 

Artinya,”Rasulullah SAW pernah ditanya,’Sedekah apakah yang paling mulia?’ Beliau  menjawab,’Yaitu sedekah di bulan Ramadan’.” (HR Tirmidzi)

Tak heran jika Ramadan menjadi bulan yang penuh dengan limpahan  keberkahan, karena pada bulan ini setiap orang berlomba-lomba meraih kebaikan dan  pahala yang berlipat ganda. Ramadan tidak hanya mengajarkan tentang ibadah secara  individual, juga menanamkan nilai-nilai kepedulian sosial terhadap sesama. Sikap  peduli ini tampak jelas saat momen berbuka puasa maupun sahur. Satu sama lain  saling berbagi kebahagiaan dan mempererat tali silaturahmi.

Salah satu bentuk kepedulian yang sangat dianjurkan adalah memberi hidangan berbuka kepada orang yang berpuasa. Rasulullah SAW menegaskan keutamaan ini dalam sabdanya:

مَنْ فَطَرَ صَائِمًا كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الصَّائِمِ لَا يَنْقُصَ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْءٌ

“Barang siapa memberi perbukaan (makanan atau minuman) kepada orang yang berpuasa,  maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu, tanpa  mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa tersebut.” (HR Ahmad)

Hadis ini mengajarkan bahwa setiap kebaikan yang dilakukan pada Ramadan, sekecil apa pun, memiliki nilai yang luar biasa di sisi Allah Swt. Salah satu  contohnya adalah memberikan makanan untuk berbuka puasa. Tindakan sederhana ini tidak  hanya mempererat rasa persaudaraan di antara sesama muslim, juga menjadi jalan untuk meraih pahala besar yang setara dengan pahala orang yang berpuasa tanpa  mengurangi pahala mereka sedikit pun. Inilah salah satu wujud nyata Ramadan  menjadi momen untuk menumbuhkan kepedulian, memperkuat kebersamaan, dan  membangun solidaritas antarsesama.  

Artinya, saat berpuasa dan membantu orang lain yang juga sedang berpuasa, umat muslim akan  mendapatkan dua kebaikan sekaligus. Pertama, kebaikan dari membantu sesama yang sedang menjalankan ibadah puasa yang menunjukkan rasa empati dan solidaritas. Kedua, pahala dari ibadah puasa yang dijanjikan Allah Swt sebagai balasan atas  ketaatan dan kesungguhan dalam menjalankan perintah-Nya.

Ramadan mengajarkan umat muslim tentang makna kepedulian terhadap sesama, menumbuhkan rasa empati, dan mendorong untuk berbagi kebaikan. Setiap amal kebaikan  yang dilakukan akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah Swt sebagai bentuk rahmat-Nya bagi hamba-hamba yang ikhlas mengerjakannya. Semoga umat muslim mampu memaksimalkan setiap kesempatan untuk berbuat baik selama Ramadan karena dapat  bertemu kembali dengan bulan suci ini adalah nikmat yang sangat besar dan patut disyukuri.

Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI).