Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Putin Melawan Sanksi AS, Tetap Ekspor Minyak dan Gas ke Luar Negeri – Halaman all

Putin Melawan Sanksi AS, Tetap Ekspor Minyak dan Gas ke Luar Negeri – Halaman all

 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

 

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin terang-terangan melawan sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat ke negaranya dengan terus melanjutkan ekspor minyak dan gas ke pasar global.

Pernyataan itu diungkap Putin pasca AS memberlakukan sanksi paling agresif terhadap industri minyak Rusia yang menargetkan dua produsen dan eksportir besar, perusahaan asuransi.

AS juga menetapkan 180 kapal pengangkut minyak sebagai “properti yang diblokir.” Banyak dari kapal-kapal tersebut adalah bagian dari “armada bayangan” Rusia yang digunakan untuk mengangkut minyak Rusia secara diam-diam ke seluruh dunia. 

Kementerian Luar Negeri Rusia mengecam sanksi-sanksi baru AS terhadap sektor energi Moskow sebagai upaya untuk merusak ekonomi Rusia dengan risiko mengganggu kestabilan pasar global.

Lantaran sanksi tersebut berpotensi membuat harga minyak Rusia akan dibanderol jauh lebih mahal, menambah beban bagi pasar Asia terutama India dan China yang telah menjadi konsumen minyak Rusia selama beberapa tahun terakhir, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Kendati demikian, Kemlu Rusia berjanji akan terus melaksanakan proyek-proyek produksi minyak dan gasnya dalam jumlah besar, seperti substitusi impor, penyediaan layanan ladang minyak dan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di negara-negara ketiga.

Kemlu Rusia dalam pernyataannya juga mencatat bahwa Moskow tetap dan senantiasa menjadi pemain kunci dan handal di pasar energi dunia.

“Terlepas dari pergolakan di Gedung Putih dan intrik lobi Russophobia di Barat yang mencoba menyeret sektor energi dunia ke dalam perang hibrida yang dilancarkan Amerika Serikat melawan Rusia, negara kita telah dan tetap menjadi pemain kunci dan andal di pasar bahan bakar global,” tegas Kemlu Rusia.

Rusia Kebal Sanksi AS

Sanksi-sanksi seperti ini sebelumnya telah diberlakukan AS dan sekutunya sejak tahun 2022 silam, tepatnya ketika perang antara Moskow dan Kiev pecah. Namun Presiden Vladimir Putin mengklaim sanksi-sanksi Eropa tidak memberikan kerugian pada Rusia.

“Kami mengalami pertumbuhan, sementara mereka mengalami penurunan,” kata Putin.

Dalam hal keuangan, stimulus fiskal besar pemerintah Rusia selama pandemi Covid-19 telah membuka jalan bagi pertumbuhan yang kuat dan pengangguran yang rendah.

Bank sentral Rusia telah memiliki keberhasilan serupa dalam mendukung rubel, sehingga menekan inflasi dan menjaga pemerintahnya tetap untung.

Kesuksesan ini yang membuat posisi perdagangan Rusia kembali menguat dalam waktu singkat, menyusul guncangan akibat sanksi barat. 

Menurut Atlantic Council, Rusia berhasil menjual minyak ke luar negeri dengan harga di atas batas harga yang telah ditentukan G7.

Mereka mengatakan bahwa sekitar 1.000 kapal tanker “bayangan” digunakan untuk pengiriman minyak tersebut.

Badan Energi Internasional menambahkan bahwa Rusia saat ini juga masih mengekspor 8,3 juta barel minyak per hari, terutama ke India dan China. 

Sementara menurut para peneliti di King’s College London, Rusia juga masih mampu mengimpor banyak barang-barang Barat yang dikenai sanksi dengan membelinya melalui negara-negara seperti Georgia, Belarus, dan Kazakhstan.