Puluhan Siswa Mual dan Pusing, Kepala KSPPG Klecorejo Madiun Buka Suara

Puluhan Siswa Mual dan Pusing, Kepala KSPPG Klecorejo Madiun Buka Suara

Madiun (beritajatim.com) – Dugaan keracunan makanan yang menimpa siswa di tiga sekolah wilayah Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, memicu keprihatinan sekaligus kemarahan orang tua.

Program makanan bergizi yang seharusnya menjadi penopang kesehatan, justru diduga membuat sejumlah siswa tumbang pada Kamis (27/11/2025).

Di tengah sorotan publik, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (KSPPG) Cinta Anak Klecorejo, Sendi Wicaksono, akhirnya angkat bicara. Ia mengungkap bahwa seluruh makanan yang dikonsumsi siswa itu diproses pada dini hari, hanya beberapa jam sebelum dikirim.

“Nasi kami masak jam 12 malam. Nasi gorengnya jam 3 pagi,” beber Sendi. Menu yang didistribusikan berupa nasi goreng Hongkong campur jagung, Keripik Pangsit, Edamame, Telur, Buah Semangka, dan Minuman Susu Cimory.

Distribusi dimulai pukul 07.00 WIB ke 31 sekolah, dari total 32 sasaran program. “Ada beberapa makanan yang langsung kami tarik setelah ada laporan ini,” ucapnya.

Fakta yang paling memantik tanda tanya muncul ketika Sendi mengaku bahwa pihaknya menemukan perubahan rasa pada sebagian nasi goreng saat dicek ulang di sekolah lain.
“Saat pengiriman masih bagus. Tapi setelah kami cek lagi, ada yang rasanya sudah tidak enak,” katanya.

Begitu laporan siswa mengalami mual dan pusing masuk, pihak KSPPG bergerak cepat menarik seluruh makanan. Siswa yang terdampak langsung dibawa ke puskesmas.
“Kami langsung tarik semua makanannya. Anak-anak kami bawa ke puskesmas untuk dicek,” ujar Sendi.

Sekolah yang terdampak di antaranya SD Darmorejo, SD Klecorejo, dan SD Kebonagung. Program pemenuhan gizi ini sendiri menargetkan 2.819 siswa, dan sudah berjalan sejak 10 November.

Sendi menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin berspekulasi mengenai penyebab dugaan keracunan. Ia menyebut ahli gizi KSPPG telah melakukan pengecekan awal, namun hasil final tetap menunggu pemeriksaan laboratorium.
“Kita sudah kirim sampel. Makanannya juga sudah dibawa pihak berwajib. Biar lab nanti yang menentukan,” ujarnya.

Hingga saat ini, orang tua siswa menuntut jawaban tegas atas apa yang sebenarnya terjadi. Dugaan lemahnya kontrol kualitas di dapur produksi KSPPG kini menjadi sorotan utama sementara proses investigasi masih berlangsung. (rbr/ted)