JAKARTA – Puluhan ribu orang berbondong-bondong melewati makam Paus Fransiskus pada hari Minggu, memadati Basilika Roma tempat Ia memilih untuk dimakamkan, berbeda dari tradisi.
Tidak ada paus yang dimakamkan di luar Vatikan selama lebih dari satu abad, tetapi Ia memilih untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore (Basilica of Saint Mary Major), yang terletak di lingkungan paling multikultural di ibu kota Italia.
Peti jenazahnya dibawa ke sana pada Hari Sabtu setelah Misa pemakamannya di Lapangan Santo Petrus, dengan sekitar 150.000 orang berbaris di sepanjang rute melalui jantung kota untuk mengucapkan selamat tinggal.
Peti jenazah ditempatkan di makam marmer sederhana di lorong samping basilika. Hanya namanya dalam bahasa Latin, “Franciscus”, yang tertulis di atasnya, sementara replika salib polos yang biasa ia kenakan di lehernya tergantung di atas ceruk.
“Saya merasa itu persis seperti cara Paus. Ia sederhana, dan begitu pula tempatnya sekarang,” kata peziarah asal Polandia Maria Brzezinska setelah memberikan penghormatan, melansir Reuters 28 April.
Pengunjung mulai mengantre jauh sebelum Basilika dibuka pada pukul 7:00 pagi waktu setempat. Gereja dengan cepat dipenuhi oleh para peziarah setelah pintu dibuka.
Pihak berwenang mendesak orang-orang untuk segera pergi setelah mereka melihat makam tersebut, dengan mengatakan ribuan orang lainnya sedang menunggu untuk masuk.
Enam jam kemudian, 30.000 orang telah mengunjungi St. Mary Major, menurut Vatikan.
Para peziarah yang meninggalkan Basilika pada waktu makan siang mengatakan, mereka telah mengantre selama lebih dari dua jam dan hanya memiliki waktu beberapa menit di dalam.
Pada sore hari, ratusan kardinal berkumpul di gereja untuk berdoa.
Diketahui, Basilika Santa Maria Maggiore didirikan pada tahun 432 dan merupakan satu-satunya Basilika di Roma yang mempertahankan bangunan Kristen awal, meskipun ada banyak penambahan di kemudian hari.
Paus Fransiskus, yang meninggal pada tanggal 21 April di usia 88 tahun, sangat dekat dengan tempat ini karena pengabdiannya kepada Bunda Maria. Ia selalu berdoa di sana sebelum dan sesudah melakukan perjalanan ke luar negeri.
Ikon Maria dari Bizantium yang dihormati ditempatkan di kapel Pauline dekat makam. Sebuah vas berisi mawar emas, yang disumbangkan oleh Fransiskus pada tahun 2023, diletakkan di antara tempat lilin di bawah ikon tersebut.
Mendiang Paus Fransiskus terakhir kali mengunjungi kapel tersebut sambil membawa seikat mawar putih pada tanggal 12 April. Setangkai mawar putih diletakkan di makamnya.
“Begitu intens. Ia adalah orang yang dekat dengan semua orang, jadi kami menghormatinya atas apa yang telah ia lakukan, masing-masing dengan cara kami sendiri. Terima kasih,” kata Carmelo Lamurra, seorang warga Roma.
Diketahui, Paus Fransiskus dalam surat wasiatnya yang ditulis pada Juni 2022 silam meminta dimakamkan secara sederhana, termasuk peti kayu yang digunakan.
Dalam wasiatnya, Paus Fransiskus juga meminta agar makamnya dipersiapkan di ceruk pemakaman di lorong samping antara Kapel Pauline (Kapel Salus Populi Romani) dan Kapel Sforza di Basilika.
“Makam harus berada di tanah; sederhana, tanpa ornamen khusus, hanya bertuliskan: Franciscus,” tulisnya.
