Jakarta, Beritasatu.com – Hari Paskah adalah momen penting bagi umat kristiani untuk memperingati kebangkitan Yesus Kristus. Sebelum perayaan ini, umat kristiani menjalani masa pra-Paskah selama 40 hari yang dikenal dengan puasa pra-Paskah sebagai bentuk pertobatan dan penyucian diri.
Apa Itu Puasa Pra-Paskah?
Dalam tradisi Kristen, puasa adalah tindakan sukarela untuk menahan diri dari makan dan/atau minum sebagai bentuk pengendalian diri, pendalaman iman, serta cara untuk memusatkan perhatian dalam doa dan perenungan.
Puasa Paskah merujuk pada puasa selama masa pra-Paskah, dimulai sejak Rabu Abu dan berakhir pada Sabtu Suci, sehari sebelum Hari Paskah. Selama masa ini, umat kristiani mengenang penderitaan dan wafat Kristus, serta melakukan refleksi diri untuk menyambut kebangkitan-Nya dengan hati yang bersih.
Apakah Puasa Pra-Paskah Wajib?
Bagi umat Katolik, puasa dan pantang memiliki ketentuan khusus:
Puasa diwajibkan bagi yang berusia 18 sampai 59 tahun.Pantang berlaku untuk yang berusia 14 tahun ke atas.Puasa berarti makan kenyang hanya satu kali sehari, sementara dua kali makan lainnya dilakukan dalam porsi kecil.Pantang berarti menghindari makanan tertentu, seperti daging, serta kebiasaan lain seperti merokok atau hiburan berlebihan.
Umat kristiani juga diperbolehkan menentukan bentuk pantang pribadi selama itu dijalankan secara konsisten.
Bagi umat Protestan, puasa pra-Paskah bukan kewajiban liturgis, tetapi tetap dipraktikkan secara sukarela. Mereka memaknai puasa sebagai:
Cara untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan.Sarana pertobatan pribadi.Upaya untuk meningkatkan pengendalian diri dan kedekatan spiritual.Jadwal Puasa dan Pantang Pra-Paskah 2025
Mengacu pada kalender liturgi:
Masa pra-Paskah dimulai pada Rabu Abu, 5 Maret 2025 dan berakhir pada Sabtu Suci, 19 April 2025.Hari raya Paskah jatuh pada Minggu, 20 April 2025.Puasa dan pantang wajib dilakukan pada:Rabu Abu (5 Maret 2025).Jumat Agung (18 April 2025)Pantang saja dilakukan setiap Jumat selama masa pra-Paskah, yakni pada 7, 14, 21, 28 Maret, serta 4, 11, dan 18 April.
Manfaat Puasa Pra-Paskah
Selain memperkuat iman, puasa dan pantang juga berdampak positif pada sisi psikologis:
Mengurangi stres dan kecemasan berlebih.Melatih pengendalian diri.Membantu meningkatkan fokus dan kesadaran diri.Menumbuhkan solidaritas terhadap mereka yang kekurangan.
Puasa pra-Paskah adalah tradisi penting dalam perjalanan iman umat kristiani, khususnya Katolik. Meskipun tidak wajib bagi semua denominasi, puasa tetap menjadi sarana refleksi, pertobatan, dan pertumbuhan rohani.
Dengan memahami makna dan aturan puasa pra-Paskah secara benar, setiap umat kristiani bisa menyambut Hari Paskah dengan hati yang bersih dan jiwa yang damai.