PT Timah Kaji Penggantian Batu Bara sebagai Bahan Bakar Smelter dengan Gas

PT Timah Kaji Penggantian Batu Bara sebagai Bahan Bakar Smelter dengan Gas

JAKARTA – PT Pertamina Tbk (TINS) tengah mengkaji kemungkinan penggantian batu bara sebagai pembakar dengan gas di industri pemurnian (smelter) berteknologi Top Submerge Lance (TSL) Ausmelt Furnace di Kawasan Unit Metalurgi Muntok, Kabupaten Bangka Barat.

Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Suhendra Yusuf Ratu Prawiranegara menjelaskan, smelter yang diresmikan pada November 2022 lalu ini menggunakan batu bara sebagai pembakar. 

Adapun batu bara yang digunakan selama ini dipasok dari tambang miliki PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

“Itu good dan bagus sekali untuk efisiensi, kemudian dari sisi emisi itu mengurangi karbon segala, tapi memang butuh proses, butuh waktu, dan butuh biaya,” ujarnya, dikutip Senin, 25 Agustus.

Dari sisi biaya produksi, lanjut Yusuf, penggunaan gas dan batu bara tidak jauh berbeda.

Namun hingga saat ini, PT Timah belum bisa memperkirakan kapan smelter anggih ini akan mul menggunakan gas.

“Secara hitung-hitungan kalau kita komparasi antara gas dan batubaranya, ya, gak jauh beda,” tegas dia.

Sementara itu di sisi lain, smelter ini masih terkendala pasokan timah untuk kebutuhan produksi.

Kendati menjadi satu-satunya smelter dengan teknologi TSL di Asia Tenggara, produksinya tercatat hanya sebesar 20.000 ton ingot per tahun.

Padahal smelter ini memiliki kapasitas produksi sebesar 40.000 ton per tahun.

“Produksinya masih cukup besar, tetapi dari sisi suplai pasokan kita kasih itu masih kurang. Padahal kapasitasnya besar sekali,” sambung Suhendra.

Untuk itu, Suhendra menyebut, PT Timah ingin mengoptimalkan kapasitas produksi smelter ini dengan kinerja mitra penambang agar kapasitas produksi konsentrat timah dapat terpenuhi.

“Harus dioptimalkan pasokannya. Itu yang kita harapkan dari segala macam perjanjian mitra ‘Lo harus setor sekian-sekian untuk smelternya’,” tandas dia.