Jakarta, CNBC Indonesia – Saham raksasa chip Nvidia terus melambung, seiring popularitas teknologi kecerdasan buatan (AI) yang kian meningkat. Para investor juga sudah mengemukakan optimisme terhadap chip AI Blackwell teranyar yang sudah digembar-gemborkan sejak awal tahun ini.
Namun, chip AI Blackwell terus-menerus mengalami kendala. Pada Maret lalu, Nvidia mengatakan Blackwell akan hadir pada kuartal kedua (Q2) 2024, tetapi akhirnya harus ditunda.
Terbaru, The Information melaporkan Blackwell mengalami masalah teknis. GPU Blackwell dilaporkan panas (overheat) ketika disambungkan ke rak server yang menampung hingga 72 chip, menurut laporan tersebut, dikutip dari Reuters, Senin (18/11/2024).
Nvidia beberapa kali telah meminta para penyuplai mengubah desain rak untuk mengataski maslaah panas, menurut keterangan karyawan Nvidia yang terlibat dalam proyek tersebut.
Masalah ini membuat beberapa klien khawatir tak memiliki waktu yang cukup untuk membuat data center mereka beroperasi sesuai jadwal.
“Nvidia bekerja sama dengan para penyedia layanan cloud terkemuka. Proses iterasi engineering adalah hal yang normal dan sudah diantisipasi,” kata juru bicara Nvidia kepada Reuters.
Penundaan dan masalah teknis pada Blackwell dalam berdampak pada klien besar seperti Meta, Alphabet, dan Microsoft.
Chip Blackwell buatan Nvidia menyatukan dua ukuran silikon ke dalam satu komponen yang bisa memberikan kecepatan yang meningkat 30 kali lipat dalam merespons tugas chatbot AI.
Sebagai informasi, Nvidia saat ini menempati urutan pertama sebagai perusahaan paling bernilai di dunia dengan kapitalisasi pasar US$3.482 triliun. Hal ini mengantarkan kekayaan sang pendiri sekaligus CEO Jensen Huang melambung.
Jensen saat ini diprediksi memiliki harta kekayaan senilai US$123,9 miliar di atas kertas atau setara Rp 1.962 triliun. Ia menempati posisi sebagai orang terkaya ke-9 di dunia.
(fab/fab)