provinsi: DKI Jakarta

  • Mencuri di Toko Caleg PAN, 4 WNA Pakistan Masuk Jeruji Besi

    Mencuri di Toko Caleg PAN, 4 WNA Pakistan Masuk Jeruji Besi

    Surabaya (beritajatim.com) – Mencuri di toko Caleg PAN, 4 WNA Pakistan masuk jeruji besi. Keempat Warga Negara Asing (WNA) asal Pakistan itu adalah MT (21), MZ (18), MRJ (45) dan RZ (50). Mereka berempat ditangkap di pulau Bali usai aksi pencuriannya terekam CCTV toko milik Tom Liwafa di Kedung Cowek, Senin (20/02/2023) lalu.

    Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Mirzal Maulana mengatakan mereka berempat adalah satu keluarga. Satu keluarga asal Pakistan ini merupakan komplotan yang telah melakukan pencurian di Jakarta, Tegal, Gresik, Surabaya dan Bali.

    “Empat orang tersangka ini jaringan internasional, mereka masuk Indonesia melalui agen,” kata Mirzal waktu ungkap kasus di Polrestabes Surabaya, Jumat (15/9/2023).

    Mirzal menjelaskan dalam melancarkan aksinya, mereka mengendarai mobil Xpander warna putih yang mereka sewa di Jakarta. Seperti yang dilakukan di toko Deliwafa Jalan Kedung Cowek, pelaku MT, MRJ dan MZ masuk ke dalam toko. Sedangkan pelaku RZ menunggu di dalam mobil.

    Setelah melihat-lihat beberapa item toko, MRJ dan MZ yang suami istri mengalihkan perhatian petugas kasir dengan mengajak berbicara menggunakan bahasa asing. Usai petugas kasir lengah, tangan MT akan menguras laci kasir. “Selama beraksi, total kerugian yang diperoleh sekeluarga komplotan maling ini mencapai puluhan juta,” tutur Mirzal.

    Sementara itu, Rizky Yudha Ika Wira kepala Bidang Intelijen dan Penindakan Keimigrasian (Inteldakim) kantor Imigrasi Kelas I khusus TPI Surabaya mengatakan keempat orang ini masuk ke Indonesia sejak 23 September 2022 menggunakan visa kunjungan. “Statusnya overstay. Tapi masih kami dalami,” kata Rizky.

    Saat ini petugas kepolisian dan imigrasi masih mencari tahu agen yang bertanggung jawab kepada keempat orang pakistan yang terlibat pencurian di toko Caleg DPR-RI PAN Dapil 1 Jatim itu. Akibat perbuatannya, para pelaku dijerat Tindak Pidana Pencurian dengan Pemberatan, dalam Pasal 363 KUHP dan terancam hukuman 7 tahun penjara dan terancam akan dideportasi. (ang/kun)

    BACA JUGA: Terlibat Pencurian, Polsek Kebomas Amankan Satu Keluarga Asal Surabaya

  • Tentara Rusia Dibui 13 Tahun karena Tak Mau Berperang di Ukraina

    Tentara Rusia Dibui 13 Tahun karena Tak Mau Berperang di Ukraina

    Jakarta

    Pengadilan Rusia menjatuhkan hukuman 13 tahun penjara kepada seorang tentara karena meninggalkan unitnya untuk menghindari pertempuran di Ukraina.

    Tentara tersebut akan dikirim ke penal colony atau koloni hukuman berpengamanan maksimum. Koloni hukuman di Rusia pada dasarnya adalah sebuah kamp kerja paksa di mana para tahanan ditempatkan di barak, bukan di sel individual.

    Moskow sebelumnya telah menjatuhkan sejumlah hukuman berat bagi desersi selama mobilisasi militer – yang memicu gelombang emigrasi tahun lalu – dan kepada tentara-tentara yang menolak berperang di Ukraina.

    Dilansir kantor berita AFP, Jumat (15/9/2023), pengadilan militer di pulau Sakhalin di wilayah timur jauh Rusia mengatakan tentara tersebut, Maxim Kochetkov, meninggalkan unitnya “untuk menghindari dikirim ke operasi militer khusus” di Ukraina.

    Dia ditangkap pada bulan Juli lalu di Pulau Sakhalin oleh polisi.

    Kochetkov awalnya dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara karena desersi, namun hukumannya diperberat seiring proses pidana karena telah meninggalkan unitnya tanpa izin pada Februari tahun lalu.

    Pengadilan mengatakan dia akan menjalani hukuman 13 tahun di “koloni lembaga pemasyarakatan dengan keamanan maksimum.”

    Secara terpisah, pengadilan yang didirikan Moskow di wilayah pendudukan Donetsk di Ukraina timur, menjatuhkan hukuman 26 tahun penjara kepada seorang tawanan perang Ukraina dari resimen Azov, media pemerintah Rusia melaporkan.

    Resimen Azov mempertahankan pertahanan kota pelabuhan Mariupol di Ukraina, sebelum jatuh ke tangan pasukan Rusia pada musim semi lalu

    Pengadilan menuduh tentara Ukraina, Ruslan Kolodyazhny tersebut membunuh dua warga sipil di Mariupol pada April 2022, menurut kantor berita Rusia, RIA Novosti.

    Kantor berita tersebut mengutip pernyataan pengadilan yang mengatakan tentara tersebut akan menjalani hukumannya di “fasilitas pemasyarakatan dengan keamanan maksimum”.

    (ita/ita)

  • 4 Hal Diketahui soal Penemuan Diduga Jasad Alien di Meksiko

    4 Hal Diketahui soal Penemuan Diduga Jasad Alien di Meksiko

    Jakarta

    Jasad diduga alien ditemukan di Meksiko. Hal tersebut membuat para senator Meksiko melakukan pertemuan yang membahas berbagai kesaksian bahwa adanya makhluk lain selain manusia di alam semesta.

    Berikut sederet informasi terkini soal penemuan jasad diduga alien di Meksiko.

    Sesosok jasad dengan bentuk aneh diduga sebagai alien ditemukan di Meksiko. Kehebohan jasad mirip alien itu terjadi saat seorang jurnalis Meksiko bernama Jaime Maussan, yang juga seorang penggemar UFO sejak lama, menunjukkan dua makhluk bertubuh kecil dipajang dalam kotak kepada para politisi Meksiko dalam rapat pada Selasa (12/9) waktu setempat.

    Usai rapat tersebut, para senator Meksiko melakukan pertemuan resmi membahas berbagai kesaksian bahwa adanya mahkluk lain selain manusia di alam semesta ini.

    Ini merupakan pertemuan pertama di negara tersebut yang membahas tentang kehidupan di luar Bumi. Pada sidang senat pada Selasa (12/9), anggota parlemen diperlihatkan dua tubuh keriput dengan kepala menciut, dan rekaman video ‘fenomena anomali yang tidak dapat dijelaskan’ oleh Jaime Maussan, seorang jurnalis olahraga yang menjadi penggemar UFO.

    Maussan mengatakan sisa-sisa tersebut berusia lebih dari 1.000 tahun dan merupakan milik ‘makhluk non-manusia yang bukan bagian dari evolusi terestrial kita’.

    Jasad diduga alien di Meksiko (Foto: ABC Australia)2. Disebut Bukan Bagian Manusia

    “Saya dapat menegaskan kalau kedua jasad ini tidak ada hubungannya dengan manusia,” kata Jose de Jesus Zalce Benitez, direktur Institut Ilmiah untuk Kesehatan dari angkatan laut Meksiko, dalam ruang sidang tersebut.

    Namun, bukan berarti mereka disebut sebagai alien. Para ilmuwan yang bekerja dengan National Laboratory of Mass Spectrometry dengan Akselerator di National Autonomous University of Mexico (NAUM) melakukan serangkaian tes, termasuk analisis DNA dan sinar-X 3D.

    “Tentu saja ini semua dibuat-buat,” kata Julieta Fierro, ilmuwan di Institut Astronomi NAUM.

    Profesor Fierro menunjukkan kalau penanggalan karbon-14, yang biasanya digunakan untuk menentukan usia spesimen, tidak bisa dilakukan jika makhluk ini berasal dari planet lain karena senyawa kimiawi mereka berbeda.

    Ia juga menyebutkan akan menjadi proses yang sulit untuk membawa alien dari Peru melewati bea cukai ke Meksiko.

    3. NASA Menyelidiki UFO

    Masih terkait dengan alien, NASA melaporkan temuan obyek terbang tak dikenal oleh fenomena anomali tak dikenal atau tim studi independen UAP. Laporan ini dimaksudkan untuk membantu NASA menentukan bagaimana mereka akan mengumpulkan data UAP di masa depan, dengan harapan dapat menjelaskan fenomena tersebut.

    Dalam pernyataannya, badan tersebut mengatakan “saat ini terdapat sejumlah pengamatan berkualitas tinggi terhadap UAP, sehingga mustahil untuk menarik kesimpulan ilmiah soal sifatnya”.

    Kasus makhluk diduga alien di Meksiko menuai banyak kritik. Baca berita di halaman selanjutnya.

  • Lampedusa Kebanjiran Pengungsi, Kebijakan Suaka UE Sudah Usang?

    Lampedusa Kebanjiran Pengungsi, Kebijakan Suaka UE Sudah Usang?

    Jakarta

    Setelah kedatangan lebih dari 6.750 migran di Lampedusa dalam beberapa hari terakhir, Satuan Penjaga Pantai Italia dan Kementerian Dalam Negeri di Roma mengumumkan akan segera memindahkan orang-orang dari kamp yang penuh sesak ke Sisilia atau daratan utama.

    Prefektur Sisilia mengumumkan, sebuah kapal feri berkapasitas 700 orang sedang dalam perjalanan ke Lampedusa, dan 180 orang akan diterbangkan dengan pesawat yang disiapkan oleh badan PBB untuk migrasi internasional IOM.

    “Kondisi apokaliptik”

    Palang Merah Italia yang mengelola hotspot atau pusat penerimaan reguler untuk pengungsi di Lampedusa, di situs webnya menyatakan, situasinya sangat menegangkan dan mereka berusaha semaksimal mungkin menjamin kebutuhan dasar.

    Pendeta Lampedusa, Don Carmelo Rizzo, kepada kantor berita Ansa mengatakan, pasokan air bersih juga bisa menjadi masalah. “Kondisinya apokaliptik,” kata Rizzo.

    Jika kondisi memungkinkan, Palang Merah berencana memindahkan migran yang tiba ke daratan pada hari yang sama ketika mereka tiba. Karena hotspot di pedalaman Lampedusa hanya berkapasitas maksimal 450 orang dan sudah penuh.

    Jumlah migran menyeberang dari Tunisia meningkat

    Media Italia melaporkan, ada lebih banyak kapal yang membawa migran menunggu untuk berlabuh di Lampedusa. Penjaga pantai Italia menjelaskan, gelombang besar pengungsi tersebut diduga disebabkan oleh adanya penumpukan di pelabuhan Sfax, Tunisia, karena kapal penyelundup tidak dapat berangkat selama berhari-hari akibat cuaca buruk. Banyak hal telah berubah sejak awal pekan ini.

    Di Sisilia dan daratan Italia, para migran dari Lampedusa ditampung di pusat-pusat penerimaan migran atau hotspot dan harus didaftarkan di sana. Pihak berwenang Italia didukung oleh staf dari Badan Suaka Uni Eropa (EASO) dan Badan Perlindungan Perbatasan atau Frontex.

    Sebagian besar migran ingin melakukan perjalanan lebih jauh ke utara, ke Prancis, Austria atau Jerman. Untuk diketahui, fasilitas hotspot ini bukanlah kamp tertutup, jadi para migran bisa dengan bebas meninggalkannya setiap waktu.

    Negara tetangga tingkatkan kontrol perbatasan

    Prancis bereaksi dengan kembali memperkuat kontrol perbatasannya dengan Italia, yang telah dilakukan selama bertahun-tahun. Austria juga mengontrol perbatasan di selatan dengan Italia. Jerman pun mengatur kontrol perbatasan antara Bayern dan Austria.

    Namun peneliti migrasi Gerald Knaus mengatakan, kontrol perbatasan ini kecil dampaknya. Siapa pun yang telah tiba di wilayah Schengen, yaitu wilayah Uni Eropa (UE) tanpa kontrol perbatasan yang sistematis, punya peluang bagus untuk suatu saat sampai ke Jerman.

    Dari segi jumlah, Jerman adalah negara tujuan utama pencari suaka di UE, meskipun tidak memiliki perbatasan dengan negara bukan anggota UE (kecuali di bandara). Menurut Kantor Federal untuk Migrasi dan Pengungsi (BAMF), tahun ini saja, hingga Agustus lalu sudah ada 220.000 permohonan suaka baru. Pencari suaka yang ditolak, juga jarang sekali dideportasi dari Jerman.

    Italia tolak patuhi aturan suaka UE

    Beberapa hari lalu, Jerman dan Perancis telah menghentikan menerima migran dari Italia secara sukarela. Pada tahun 2022, sekitar 3.500 migran ditempatkan ke negara-negara UE lainnya. Sekitar 1.000 di antaranya masuk dari Italia ke Jerman.

    Menteri Dalam Negeri Italia, Matteo Piantedosi, bereaksi dengan tenang terhadap terhentinya pengambilalihan tersebut. Lagipula ia menganggap pengambilalihan itu tidak banyak membantu. Ia mengonfirmasikan, Italia tidak lagi mematuhi aturan suaka Eropa yang disebut Peraturan Dublin. Menurut aturan prosedur suaka UE ini, Italia harus menerima kembali migran yang pertama kali tiba di Italia sebagai negara yang pertama kali dimasuki.

    PBB: Harus ada mekanisme solidaritas

    Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterrez sekali lagi mengimbau solidaritas negara-negara UE. “Upaya tersebut tidak hanya dapat dilakukan oleh negara-negara yang pertama kali dimasuki, tetapi harus dilakukan bersama dengan negara-negara lain,” jelas Guterrez.

    Setelah bertahun-tahun melakukan perundingan yang alot, para menteri dalam negeri Uni Eropa akan menyelesaikan pakta baru mengenai migrasi yang akan mempercepat prosedur di perbatasan dan dengan cepat mendeportasi migran yang datang dengan motif ekonomi. Untuk pertama kalinya, distribusi pencari suaka juga akan dibatasi di seluruh negara Uni Eropa.

    Namun Polandia dan Hongaria dengan tegas menolak mekanisme solidaritas. Sebaliknya, pemerintah sayap kanan Italia mendorong penerapannya. “Hal ini akan mengalihkan tanggung jawab negara-negara di perbatasan luar ke seluruh UE”, kata Menteri Dalam Negeri Italia, Piantedosi.

    Pada tanggal 28 September mendatang, para menteri dalam negeri UE ingin membahas kembali pakta migrasi di Brussel. Pakar migrasi seperti sosiolog Gerald Knaus mengatakan, perlu waktu bertahun-tahun sebelum peraturan ini mulai berlaku dan berdampak di lapangan.

    Tunisia belum berikan tanggapan

    Perjanjian antara UE dan Tunisia yang diumumkan dua bulan lalu, juga tidak banyak berpengaruh. UE ingin membantu rezim Tunisia dengan bantuan senilai satu miliar euro. Sebagai imbalannya, UE berharap Tunisia dapat membatasi pergerakan migrasi.

    “Saat ini yang terjadi justru sebaliknya”, kritik anggota parlemen Belanda Jeroen Lenaers. Jumlah migran meningkat, tidak ada yang berubah di Tunisia.

    Komisi Uni Eropa menyatakan, seluruh hal tersebut hanyalah sebuah nota kesepahaman, sehingga belum menjadi perjanjian yang efektif secara hukum. Sementara Presiden Tunisia, Kais Saied, telah berulang kali menyatakan, dia tidak akan berperan sebagai polisi perbatasan untuk Eropa dan para migran tidak boleh tinggal permanen di Tunisia.

    Perjanjian dengan Tunisia tersebut dinegosiasikan oleh Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni bersama Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, dan Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen.

    “Pertanyaannya bukan bagaimana kita mendistribusikannya? Pertanyaannya adalah bagaimana kita menghentikannya? kedatangan mereka di Italia, dan saya masih belum melihat jawaban konkret tentang hal itu,” kata Perdana Menteri Italia, Meloni kepada RAI.

    (ae/as)

    (ita/ita)

  • 11 Eks Polisi Meksiko Dinyatakan Bersalah Atas Pembunuhan 17 Migran

    11 Eks Polisi Meksiko Dinyatakan Bersalah Atas Pembunuhan 17 Migran

    Jakarta

    Sebanyak 11 mantan petugas polisi Meksiko dinyatakan bersalah dalam pembunuhan 17 migran yang ditembak dan dibakar di dekat perbatasan Amerika Serikat.

    Kantor kejaksaan Meksiko mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa mereka telah berhasil mendapatkan vonis bersalah terhadap 11 petugas polisi yang didakwa melakukan pembunuhan, sementara satu lagi dinyatakan bersalah karena penyalahgunaan jabatan.

    Setelah persidangan yang berlangsung lebih dari tiga bulan, hakim Patricio Lugo Jaramillo, dikutip kantor berita AFP, Jumat (15/9/2023), memutuskan bahwa ada cukup bukti untuk memvonis bersalah para mantan petugas polisi tersebut.

    Pembunuhan itu terjadi pada 21 Januari 2021 di komunitas Santa Anita di negara bagian Tamaulipas, dekat perbatasan dengan Amerika Serikat, yang menjadi negara tujuan 16 migran dari Guatemala dan satu migran dari Honduras.

    Para korban “kehilangan nyawa karena luka tembak dan kemudian dibakar”, demikian bunyi pernyataan jaksa.

    Awalnya, 12 petugas polisi didakwa melakukan pembunuhan, namun salah satu dari mereka diringankan tuntutannya menjadi penyalahgunaan wewenang sebagai imbalan atas kerja sama dalam penyelidikan.

    Mayat-mayat hangus itu ditemukan di dalam sebuah truk di Camargo, daerah sengketa antara kartel narkoba di dekat perbatasan dengan negara bagian Texas, AS.

    Lihat juga Video ‘HRW Sebut Arab Saudi Bunuh Ratusan Migran Ethiopia di Perbatasan’:

    (ita/ita)

  • NASA Rilis Laporan soal UFO, Ini Kesimpulannya

    NASA Rilis Laporan soal UFO, Ini Kesimpulannya

    Jakarta

    Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, pada hari Kamis (14/09) merilis sebuah laporan setebal 33 halaman yang menyerukan teknik-teknik baru untuk mempelajari fenomena anomali tak dikenal, UAP.

    Itulah istilah yang digunakan NASA untuk objek atau fenomena yang tidak teridentifikasi atau tidak dapat dijelaskan yang terlihat di langit atau ruang angkasa, beberapa di antaranya lebih sering disebut sebagai penampakan potensial UFO atau objek terbang tak dikenal.

    Administrator NASA Bill Nelson juga mengatakan bahwa NASA akan menunjuk direktur baru untuk penelitian UAP. Direktur baru ini akan ditugaskan untuk menangani, “komunikasi terpusat, sumber daya, dan kemampuan analisis data untuk membangun kumpulan daya yang lebih kuat sebagai evaluasi UAP di masa depan.”

    Nelson: Ada kehidupan di luar angkasa

    Dalam konferensi pers, Bill Nelson juga memberikan pendapat pribadinya bahwa ada kehidupan di luar Bumi.

    “Ada ketertarikan global terhadap UAP. Dalam perjalanan saya, salah satu pertanyaan pertama yang sering saya dapatkan adalah tentang penampakan UFO. Dan sebagian besar ketertarikan itu disebabkan oleh hal yang tidak diketahui,” jelasnya.

    “Jika Anda bertanya kepada saya apakah saya percaya ada kehidupan di alam semesta yang begitu luas sehingga sulit bagi saya untuk memahami seberapa besar alam semesta ini, jawaban pribadi saya adalah, ‘Ya’,” tambah Nelson.

    Namun, Nelson mengatakan bahwa kemungkinan jika makhluk luar angkasa ini telah mengunjungi Bumi sangat kecil.

    Tim studi khusus UAP

    Tim studi ini mengatakan bahwa satelit canggih, kecerdasan buatan, dan pembelajaran mesin begitu penting untuk memahami UAP dengan lebih baik.

    “NASA memiliki berbagai aset pengamatan Bumi dan ruang angkasa yang sudah ada dan yang sedang direncanakan, begitu pula dengan arsip data sejarah maupun modern yang sangat luas, yang seharusnya dapat dimanfaatkan secara langsung untuk memahami UAP,” tulis para penulis laporan tersebut.

    Panel yang beranggotakan fisikawan, astronaut, dan astrobiolog ini juga mencatat bahwa persepsi negatif seputar topik UAP menjadi penghalang dalam pengumpulan data mereka. Para pejabat NASA berharap keterlibatan tim ini akan memungkinkan pertimbangan yang lebih serius terhadap fenomena tersebut.

    Administrator NASA Bill Nelson, mantan senator Partai Demokrat dari Florida, mengatakan bahwa NASA sedang berusaha untuk mengalihkan pembicaraan seputar UAP, “dari sensasionalisme menjadi ilmu pengetahuan (sains).”

    Nelson juga menegaskan bahwa panel tersebut tidak menemukan bukti asal usul makhluk luar angkasa di salah satu UAP yang mereka selidiki. Dia juga menambahan bahwa NASA berkomitmen untuk selalu “transparan” dalam mengidentifikasi UAP di langit dan luar angkasa.

    Ilmu pengetahuan dan teori konspirasi

    Laporan hari Kamis (14/09) menggunakan beberapa contoh populer yang sering dikutip sebagai bukti kemungkinan adanya bukti kehidupan nonmanusia atau alien, untuk menggarisbawahi kesalahan penafsiran publik berdasarkan rekaman sensor yang salah.

    Laporan ini mengklaim bahwa kesimpulan ilmiah tidak mungkin dibuat, sampai metode observasi dapat ditingkatkan. Laporan baru ini juga menyebut UAP sebagai “salah satu misteri terbesar di planet kita”.

    “Pengamatan objek di langit kita yang tidak dapat diidentifikasi sebagai balon, pesawat terbang, atau fenomena alam yang diketahui telah terlihat di seluruh dunia, namun pengamatan berkualitas tinggi masih terbatas,” menurut laporan tersebut.

    Lebih lanjut, laporan tersebut menyatakan bahwa “meskipun ada banyak laporan dan visual, tidak ada pengamatan yang konsisten, terperinci, dan terakurasi, saat ini kita tidak memiliki data yang diperlukan untuk membuat kesimpulan ilmiah yang pasti tentang UAP.”

    Topik tentang kemungkinan penemuan adanya kehidupan alien dan teori konspirasi seputar penyembunyian data besar-besaran oleh pemerintah, begitu populer di Amerika Serikat selama beberapa dekade dan semakin populer dalam beberapa tahun terakhir.

    Isu ini semakin dipicu oleh rilisnya video Pentagon yang diambil oleh pilot dan diklaim menunjukkan adanya objek yang menyerupai pesawat yang tampak terbang dengan cara dan kecepatan yang melampaui teknologi manusia yang diketahui.

    Panel tersebut tidak mengakses file rahasia pemerintah untuk laporannya, melainkan mengandalkan data yang tidak diklasifikasikan.

    kp/ha (AP, Reuters)

    (ita/ita)

  • Arab Saudi Eksekusi Mati 2 Tentara karena Pengkhianatan!

    Arab Saudi Eksekusi Mati 2 Tentara karena Pengkhianatan!

    Jakarta

    Otoritas Arab Saudi mengeksekusi mati dua tentara, termasuk seorang pilot, setelah mereka dinyatakan bersalah melakukan “pengkhianatan militer”. Demikian disampaikan Kementerian Pertahanan Saudi tanpa memberikan rincian lebih lanjut mengenai dakwaan tersebut.

    Kementerian Pertahanan Saudi, yang dikutip oleh kantor berita resmi Saudi, SPA, menyebutkan kedua tentara tersebut adalah Pilot Kolonel Majid bin Moussa al-Balawi dan Sersan Youssef bin Reda al-Azouzi.

    Kementerian Pertahanan mengatakan bahwa mereka ditangkap pada bulan September 2017. Penyelidikan keduanya menghasilkan “yang pertama (pilot) dihukum karena melakukan pengkhianatan militer dan gagal menjaga kepentingan negara dan kehormatan dinas militer,” kata Kementerian Pertahanan Saudi, dikutip kantor berita AFP, Jumat (15/9/2023).

    Yang kedua dihukum karena melakukan “pengkhianatan tingkat tinggi, nasional dan militer”, di samping dakwaan-dakwaan lainnya, kata kementerian itu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Keduanya dieksekusi mati pada Kamis (14/9) waktu setempat di kota Taif di bagian barat Saudi.

    Eksekusi mati terhadap tentara jarang terjadi di Arab Saudi, yang terkenal dengan kerahasiaannya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kekuatan militernya.

  • 20.000 Orang Diprediksi Tewas, Banjir Libya Diperparah Sengketa Politik

    20.000 Orang Diprediksi Tewas, Banjir Libya Diperparah Sengketa Politik

    Jakarta

    Sebanyak 20.000 orang diperkirakan tewas setelah banjir bandang menyapu Libia timur.

    Wali Kota Derna mendasarkan estimasi ini pada jumlah distrik yang hancur ketika dua bendungan jebol pada Minggu (10/09). Adapun angka kematian yang telah dikonfirmasi adalah 5.300 orang.

    Negara Afrika Utara itu tengah mengalami “bencana luar biasa”, kata PBB, tetapi haruskah dampaknya separah ini?

    Pernah menjadi negara paling makmur di Afrika, bertahun-tahun kekacauan politik telah membuat Libia menjadi negara rapuh dan terpecah-belah sehingga sangat tidak siap mengatasi kekuatan bencana alam.

    Sebagian besar kematian akibat banjir terjadi di Derna sebuah kota yang paling menggambarkan kehancuran Libia.

    Sudah puluhan tahun tidak ada yang berinvestasi di sana dan seorang menteri pemerintah di wilayah itu mengakui bahwa salah satu bendungan yang jebol – dan berkontribusi signifikan pada kehancuran – “sudah cukup lama” tidak dirawat.

    Satu negara, dua pemerintahan

    Libia telah dilanda kekacauan sejak pasukan yang didukung oleh NATO menggulingkan penguasa lama negeri itu, Kolonel Muammar Gaddafi, pada Oktober 2011.

    Sejak jatuhnya Gaddafi, Libia terpecah menjadi dua pemerintahan yang saling bersaing dan terperosok ke dalam konflik antara berbagai milisi.

    Perdana Menteri Abdul Hamid Dbeibah memimpin Pemerintah Persatuan Nasional yang didukung PBB di Tripoli, ibu kota barat Libia.

    Dbeibah menjabat pada 2021 sebagai bagian dari kesepakatan yang dimediasi PBB, yang seharusnya berujung pada pemilihan umum dalam beberapa bulan. Namun, pemilu belum terlaksana imbas pertengkaran antara para politikus.

    BBC

    Pemerintahan saingan, yang dikenal sebagai Dewan Perwakilan Rakyat, memimpin Libia timur, yang mencakup daerah-daerah yang paling parah terkena dampak banjir. Mereka juga mengontrol banyak daerah di selatan, yang sebagian besar merupakan gurun tak berpenghuni.

    Osama Hamad adalah perdana menteri di kawasan timur, yang berbasis di kota pelabuhan Tobruk, 1.000 km dari Tripoli.

    Namun, banyak yang merasa kekuasaan di sana sebenarnya dipegang oleh sosok militer bertangan besi Jenderal Khalifa Haftar, yang memimpin milisi Tentara Nasional Libia serta bersekutu dengan Mesir, UEA, dan Rusia.

    Apa dampak kekacauan ini?

    Hingga 2020, terjadi perang habis-habisan antara kedua pemerintahan; pasukan Jenderal Haftar berusaha merebut Tripoli sebelum digagalkan dengan bantuan Turki.

    Konflik telah mengacak-ngacak Libia sejak Gaddafi dijatuhkan pada 2011. (Reuters)

    Kelompok-kelompok bersenjata yang mendukung masing-masing pemerintahan membangun basis kekuatan lokal dan menyita aset ekonomi negara. Meskipun ada gencatan senjata tiga tahun lalu, masih sering terjadi pertempuran di antara faksi-faksi ini.

    Ketegangan ini berdampak pada warga sipil sekitar 135.000 warga Libia telah dipaksa meninggalkan rumah mereka dan lebih dari 800.000 membutuhkan bantuan kemanusiaan, menurut data PBB dari tahun 2021.

    Selain itu, mereka menderita dengan biaya hidup yang tinggi, kekurangan suplai obat-obatan, dan infrastruktur yang hancur.

    Baca juga:

    Seorang pejabat di kawasan timur mengakui bahwa salah satu bendungan yang jebol di Derna pada hari Minggu (10/09) sudah lama tidak terurus.

    “Kami menangani situasi ini, tetapi dengan kapasitas terbatas,” kata Hisham Chkiouat, menteri penerbangan dan anggota komite darurat untuk pemerintah Tobruk, kepada BBC Newshour.

    “Bendungan yang runtuh sudah cukup lama tidak dirawat.”

    Kekacauan politik membuat Libia rentan terhadap bencana alam

    Dengan keberadaan dua pemerintahan yang berseteru, Libia kesulitan untuk menanggapi bencana dengan cara yang cepat dan terkoordinasi.

    Pada awal pandemi Covid-19, dua pemerintah Libia membuat rencana mereka masing-masing sebelum departemen kesehatan nasional turun tangan dan mengambil pendekatan yang lebih kohesif.

    Dan ketika Badai Daniel yang menyebabkan banjir baru-baru ini, menghantam di Libia, masing-masing pemerintah mengumumkan tindakan pencegahan yang terpisah.

    Kerumitan tidak berhenti di situ negara-negara yang ingin mengirimkan bantuan ke Libia setelah banjir menemui masalah ketika bernegosiasi dengan kedua pemerintahan.

    Namun meskipun terpecah, pemerintah di Tripoli telah mengirim pesawat bermuatan 14 ton pasokan medis, kantong mayat, dan lebih dari 80 dokter serta paramedis ke timur.

    Kalangan optimistis pun bertanya-tanya apakah pertanda kerja sama ini dapat mendorong para politisi untuk pada akhirnya mengesampingkan perbedaan mereka dan membentuk pemerintahan tunggal sekali lagi.

    Upaya bersama jarang terjadi, tetapi bukan berarti tidak pernah sama sekali.

    Pada bulan Juli, kedua pemerintahan setuju untuk membentuk komite untuk mengawasi pembagian pendapatan dari minyak. Sektor minyak Libia adalah pusat perekonomian, tetapi telah terganggu oleh kekerasan sejak jatuhnya Gaddafi.

    Derna – kota yang terabaikan

    Ketika Badai Daniel menyapu kota Derma di timur, hujan lebat menghancurkan dua bendungan dan mengakibatkan banjir bandang yang menghancurkan rumah-rumah.

    Lebih dari 5.300 orang di Derna tewas dan seorang menteri untuk pemerintah timur memperingatkan bahwa jumlahnya bisa jadi dua kali lipat karena ribuan penduduk kota masih belum ditemukan.

    Puluhan tahun pengabaian telah berkontribusi pada kehancuran ini, Dr Hani Shennib, presiden Dewan Nasional hubungan Libia AS mengatakan kepada program Newsday BBC.

    “Derna adalah salah satu kota yang terus-menerus menentang Gaddafi sehingga dia menghukumnya dengan sangat buruk,” kata Dr Shennib, yang salah satu kerabatnya hilang di Derna.

    “Kota ini terus-menerus terkikis – tidak ada sekolah, dan banyak rumah sakit berada dalam kondisi yang sangat buruk, banyak infrastruktur tidak terurus… Sayangnya itu berlanjut setelah revolusi.”

    Ketika Badai Daniel mendarat, Derna, kota berpenduduk puluhan ribu jiwa, tidak memiliki satu pun rumah sakit resmi, kata Dr Shennib. Alih-alih, sebuah vila dengan lima kamar tidur telah berfungsi sebagai rumah sakit darurat.

    “Apa yang kita lihat sungguh menyedihkan karena ya, kita tahu ada bencana alam, tetapi ada komponen besar kelalaian manusia … ada penghancuran diri yang luar biasa yang sedang terjadi di Libia,” katanya.

    (ita/ita)

  • Rusia Usir Dua Staf Kedutaan AS yang Dituduh Lakukan Aktivitas Ilegal

    Rusia Usir Dua Staf Kedutaan AS yang Dituduh Lakukan Aktivitas Ilegal

    Jakarta

    Rusia mengatakan pihaknya mengusir dua diplomat AS. Diplomat AS tersebut dituduh bekerja dengan warga negara Rusia yang juga bekerja sama dengan negara asing.

    Dilansir Reuters, Jumat (15/9/2023) dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri mengatakan mereka telah memanggil utusan AS Lynne Tracy dan mengatakan kepadanya bahwa Menteri Pertama Kedutaan Jeffrey Sillin dan Menteri Kedua David Bernstein harus meninggalkan Rusia dalam waktu tujuh hari.

    Kedutaan Besar Amerika membenarkan pengusiran tersebut. Belum ada komentar langsung dari Departemen Luar Negeri di Washington.

    Pihak Rusia mengatakan kedua diplomat AS tersebut telah melakukan aktivitas ilegal.

    “Orang-orang yang disebutkan namanya melakukan aktivitas ilegal, mempertahankan kontak dengan warga negara Rusia R. Shonov, yang dituduh melakukan ‘kerja sama rahasia’ dengan negara asing,” kata pernyataan Rusia.

    Robert Shonov bekerja di Konsulat Jenderal AS di kota Vladivostok, Rusia timur, selama lebih dari 25 tahun hingga Rusia pada tahun 2021 memerintahkan pemecatan staf lokal misi AS.

    Dinas keamanan FSB Rusia menerbitkan sebuah video pada bulan Agustus yang menunjukkan pengakuan Shonov di mana ia mengatakan Sillin dan Bernstein telah memintanya untuk mengumpulkan informasi tentang upaya perang Rusia di Ukraina, aneksasi “wilayah baru”, mobilisasi militernya, dan pemilihan presiden tahun 2024. pemilihan.

    Amerika Serikat menuduh Moskow berusaha mengintimidasi dan melecehkan pegawai AS setelah media pemerintah Rusia melaporkan tuduhan terhadap Shonov dan mengatakan FSB berencana untuk menanyai pegawai kedutaan yang pernah berhubungan dengannya.

    Ketika dia ditangkap pada bulan Mei, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa kasus tersebut menyoroti “penggunaan undang-undang yang semakin represif” oleh Rusia terhadap warga negaranya sendiri. Dikatakan bahwa tuduhan terhadap Shonov “sepenuhnya tidak berdasar”.

    Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Shonov dibayar untuk menyelesaikan tugas yang bertujuan merusak keamanan nasional Rusia.

    (dwia/dwia)

  • Kantor Hukum Ansugi Law Raih Top 100 Indonesian Law Firms 2023

    Kantor Hukum Ansugi Law Raih Top 100 Indonesian Law Firms 2023

    Surabaya (beritajatim.com) – Kantor hukum Ansugi Law menerima berbagai penghargaan dari Hukumonline. Kantor hukum yang dipimpin oleh Anthonius Adhi S., S.H., M.Hum ini berhasil meraih tiga penghargaan sekaligus, yakni peringkat 188 dalam kategori Top 100 Indonesian Law Firms, peringkat 20 dalam kategori Top 25 Largest Regional Law Firm 2023 dan peringkat 6 dalam kategori Top 10 Rising Star Corporate Law Firm 2023.

    Pada awak media, Anthonius mengatakan satu persatu dari penghargaan yang berhasil diraih oleh firmanya tersebut. “Mungkin mulai dari kategori Top 100 se-Indonesia dulu ya. Kenapa kategori umum ini yang menurut saya paling membanggakan? Sebagai salah satu Pengurus DPC PERADI Surabaya, saya tahu jumlah advokat yang terdaftar di PERADI ini sudah mencapai angka sekitar 60,000 orang,” katanya, Minggu (10/9/2023).

    “Belum dari organisasi advokat lain yang sekarang bisa mencapai 50 organisasi advokat atau lebih. Dari jumlah advokat yang sebanyak itu, bisa dikira-kira sendiri berapa jumlah law firm di Indonesia ini. Bisa jadi masuk di angka ribuan, bahkan 10,000 ke atas. Ini kenapa saya bisa bilang bahwa kami sangat bangga untuk bisa menjadi salah satu dari 200+ law firm yang diperhitungkan dalam ajang penghargaan ini,” lanjutnya.

    Untuk kategori Top 25 Largest Regional Law Firm 2023, Managing Partner yang juga aktif sebagai Dosen di Universitas Pelita Harapan Surabaya tersebut mengaku bangga karena firma yang dipimpinnya berhasil meraih peringkat ke 20.

    “Dari 200 lebih daftar nama law firm yang masuk dalam kategori Top 100 tadi, bisa dilihat bahwa sekitar 90% nya ada di Jakarta. Di daerah memang sulit untuk besar, apalagi jika fokusnya di corporate law. Karena Karena itu, saya tidak heran ketika Hukumonline menjelaskan bahwa mereka hendak memberikan apresiasi khusus kepada firma hukum yang sukses di luar Jakarta,” urainya.

    BACA JUGA:
    Firma Ansugi Law Dipimpin Anthonius Adhi Soedibyo

    “Fakta bahwa kami terpilih menjadi salah satu dari 25 law firm yang sukses di daerah merupakan sebuah pembuktian bahwa dengan kerja keras dan kerja cerdas, sebuah firma hukum bisa mendapat pengakuan dalam taraf nasional tanpa harus berlomba-lomba untuk relokasi ke ibukota,” sambung Anthonius Adhi.

    Untuk kategori terakhir yang berhasil dimenangkan oleh Aansugi Law yakni Top 10 Rising Star Corporate Law Firm 2023, Anthonius berpendapat bahwa hal ini tidak lepas dari tangan dingin dari Ex-Managing Partner dari Ansugi Law, yakni Michael Sugijanto.

    Sementara Michael yang sekarang juga mengikuti jejak seniornya dengan menjadi dosen di universitas yang sama mengatakan pada tahun 2019, dirinya sudah mengembangkan akun media sosial yang notabene merupakan pionir edukasi hukum di dunia digital.

    “Berkat pengetahuan, timing dan support dari rekan-rekan advokat serta rekan-rekan pengusaha, saya tahu betul bahwa Ansugi Law dan segenap ekosistemnya layak untuk berbangga atas pencapaian ini,”  ujar Michael. [uci/suf]