Jakarta, Beritasatu.com– Pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) yang dimulai awal tahun depan diperkirakan akan menyerap 2,5 juta tenaga kerja pada 2025. Adapun penerima manfaat program ini adalah anak sekolah, balita, hingga ibu hamil dan menyusui.
Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Budi Mulya mengatakan, dari pilot project pelayanan makan bergizi gratis yang sedang dilaksanakan di Sukabumi, tercatat dalam satu dapur melayani 18 sekolah dengan 3.000 murid. Untuk itu, dibutuhkan tenaga kerja untuk dapur dan lain-lain sebanyak 55 orang.
“Hitungan kasar sementara kalau diterapkan secara nasional dengan asumsi setiap dapur melayani 2.000 siswa, maka dibutuhkan 48.000 dapur. Pelaksanaan program makan bergizi gratis serentak di seluruh Indonesia akan membutuhkan sekitar 2,5 juta orang,” ucap Budi Mulya dalam seminar Kafegama di Menara BTN, Jakarta pada Sabtu (14/12/2024).
Tujuan utama program makan bergizi gratis adalah membangun generasi sehat, cerdas, dan produktif menuju Indonesia Emas 2045. Jika diperinci, target penerima makan bergizi gratis 2025 terbagi dalam tiga kelompok. Pertama, ibu hamil, menyusui, dan balita dengan menyasar 27,2 juta penerima manfaat.
Kedua, anak sekolah sekitar 52% dari seluruh jenjang pendidikan. Menurutnya, pelaksanaan makan bergizi gratis akan dilakukan oleh sekolah. Adapun jumlah penerima manfaat dalam kelompok ini sebanyak 33,8 juta. Ketiga, untuk santri di pesantren dengan jumlah penerima sebanyak 3,2 juta. “Untuk 2025 ditargetkan mampu mencapai lebih dari 60 juta penerima manfaat,” kata Budi.
Prinsip makan bergizi gratis adalah tepat sasaran, pemberdayaan masyarakat, UMK, BUMDes, prioritas bahan pangan lokal, menu sesuai preferensi lokal, meningkatkan keragaman bahan pangan, dan mengutamakan keamanan pangan.
Dari sisi ekonomi, kata dia, pelaksanaan makan bergizi gratis ini akan meningkatkan kesejahteraan petani serta pelaku usaha kecil dan mikro. “Program ini turut menciptakan lapangan kerja dan pengurangan beban penduduk miskin karena masyarakat lokal akan dilibatkan,” kata dia.
Budi mengatakan, dari sisi suplai, petani lokal akan disibukan memasok beras, daging ayam, telur, sayuran, bumbu-bumbu, gula, susu, dan garam. Kelebihan pasokan ayam dan telur yang sekarang terjadi akan dengan mudah terserap oleh unit pelayanan makan bergizi gratis.
“Artinya ada insentif karena ada off-taker yang pasti dengan harga baik. Dari sisi ketenagakerjaan, makan bergizi gratis akan menyerap tenaga kerja cukup banyak,” pungkas Budi.