Bogor: Pemerintah melakukan peninjauan uji program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Kedung Badak 1 dan SMP Siliwangi, Tanah Sareal, Kota Bogor pada Senin, 9 Desember 2024. Pemantauan turut dilakukan ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyiapkan makanan untuk 3.018 siswa.
“Kita sedang melakukan peninjauan akan kesiapan dari sebuah program yang merupakan program grande atau program unggulan Presiden Prabowo, yaitu program makan bergizi gratis,” kata Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Dedek Prayudi ditemui di Tanah Sareal, Bogor, Senin, 9 Desember 2024.
Adapun kegiatan pemantauan ini dilakukan untuk memastikan kesiapan pelaksanaan program tersebut secara masif yang akan dimulai pada 2 Januari 2025. Salah satu yang menjadi perhatian adalah kesiapan implementasi gizi dari makanan yang akan diberikan kepada para siswa.
Menurut Dedek, Presiden Prabowo menggarisbawahi bahwa makanan yang dikirimkan kepada para siswa harus memenuhi tiga aspek. Pertama, memiliki kandungan kalori minimal 600 sampai 700.
“(Lalu) sekian gram karbohidrat, sekian gram protein, lalu ada zat besi, dan juga iodium zat besi. Di sini adalah zat ya, sebuah zat nutrisi untuk meningkatkan konsentrasi. Itu yang pertama,” ucap Dedek.
Kedua, Presiden Prabowo menghendaki makanan yang disajikan harus higienis. Mulai dari tempat mengolah makanan hingga makanan disajikan kepada para siswa. Salah satunya, yakni memastikan para pegawai menggunakan masker saat menyiapkan makanan.
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Dedek Prayudi (Foto:Medcom.id/Candra Yuri Nuralam)
“Pastikan diminta untuk pasang masker. Lalu, yang kedua menutupi rambut, dan juga mengganti alas kaki dengan yang sudah disediakan oleh unit pelayanan untuk memastikan tidak ada bakteri, tidak ada virus yang masuk ke dalam makanan,” ujar Dedek.
Kehigienisan juga dipantau hingga proses pendistribusian. Makanan yang dikirim kepada siswa tidak boleh dibungkus sembarangan, sampai pengirimannya harus disemprot disinfektan.
Pantauan terakhir yakni soal penataan limbah. Pemerintah tidak mau program makan bergizi gratis ini menyebabkan masalah baru akibat sampah yang tidak bisa dikelola dengan baik.
Menurut Dedek, sisa limbah makanan dibungkus oleh SPPG Tanah Sareal untuk dijadikan pupuk. Hasil pengolahan itu nantinya diserahkan kepada petani yang menyiapkan bahan baku makanan untuk dimasak.
“Limbah tersebut kemudian disatukan kembali setelah disatukan kemudian limbah tersebut diolah kembali untuk dijadikan pupuk untuk kemudian pupuk tersebut diberikan kepada petani penyedia bahan baku unit pelayanan ini gitu kurang lebih seperti itu,” ucap Dedek.
Dedek menegaskan program yang diuji coba ini belum menggunakan dana dari negara. Presiden Prabowo sudah menyediakan anggaran dari kocek pribadi sebelum menjabat sebagai Kepala Negara.
“Jadi program makan bergizi gratis ini dianggarkan pada tahun 2025 sebesar Rp71 triliun. Sementara, pada 2024 program makan bergizi gratis ini belum dianggarkan,” ucap Dedek.
Kepala Unit Pelayanan SPPG Tanah Sareal Ayu Pertiwi mengatakan, pihaknya menyiapkan 46 personel dapur untuk menyiapkan makan bergizi untuk siswa. Makanan yang disiapkan pihaknya akan didisitribusikan untuk 15 sekolah di Tanah Sareal.
Menu makanan pada program MBG (Foto:Medcom.id/Candra Yuri Nuralam)
“Ada 15 sekolah. Itu dari sekolah apa saja? Dari 6 TK, 1 SD, 3 SMP, dan 5 SMA,” ucap Ayu.
Ayu memastikan makanan yang dikirimkan dibuat dari bahan-bahan segar. Pun setiap harinya, menu diganti agar para siswa tidak bosan.
“Kalau menu, kami setiap hari berbeda-beda, bervariasi. Jadi untuk hari ini, kita sediakan menu ayam goreng dan sayur, brokoli, jagung. Kami juga pernah menyediakan menu ayam filet teriyaki dengan sayurnya, sayur buncis, wortel. Jadi setiap hari menu itu pasti berganti,” kata Ayu.
Mengenai jadwal pengiriman, Ayu menyebutkan pihaknya mengirimkan makanan dalam dua gelombang. Waktunya, mengikut jam istirahat para siswa.
“Mobil 1 itu di gelombang pertama diantar jam 07.00 sampai 07.30. Mobil 2 itu jam 08.00. Lalu untuk gelombang kedua, mobil 1 itu jam 10.00, mobil 2 itu jam 11.00,” kata Ayu.
Latar Belakang Program Makan Bergizi Gratis
Presiden Prabowo Subianto mencanangkan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Makan Bergizi Gratis (MBG). Tujuan besar dari program tersebut adalah pemenuhan makanan kaya protein sangat dibutuhkan untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak sejak dini dapat berjalan optimal.
Presiden Prabowo bercita-cita Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Namun saat ini kondisi kesehatan generasi muda Indonesia belum seluruhnya baik. Berdasarkan data hasil Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan bahwa sebesar 21,5 persen balita di Indonesia mengalami stunting. Permasalahan underweight juga dialami oleh anak Indonesia sebanyak 15,9 persen (2023).
Selain itu, prevalensi masalah gizi kurus dan sangat kurus pada anak usia sekolah juga cukup besar, yaitu usia 5-12 tahun sebesar 11 persen, usia 13-15 tahun sebesar 7,6 persen, dan usia 16-18 tahun sebesar 8,3 persen pada tahun 2023. Selain permasalahan gizi tersebut, anemia juga menjadi ancaman yang dialami oleh 1 dari 3-4 Ibu hamil di Indonesia. Masalah anemia dapat menyebabkan perdarahan pada saat persalinan.
Target Program MBG adalah anak sekolah di seluruh jenjang pendidikan dari pendidikan anak usia dini (taman kanak-kanak/raudhatul athfal/bustanul athfal/sederajat) sampai dengan sekolah menengah atas/madrasah aliyah atau sederajat, santri, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Pelaksanaan PHTC MBG rencananya akan dilakukan pada 2 Januari 2025.
Bogor: Pemerintah melakukan peninjauan uji program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Kedung Badak 1 dan SMP Siliwangi, Tanah Sareal, Kota Bogor pada Senin, 9 Desember 2024. Pemantauan turut dilakukan ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyiapkan makanan untuk 3.018 siswa.
“Kita sedang melakukan peninjauan akan kesiapan dari sebuah program yang merupakan program grande atau program unggulan Presiden Prabowo, yaitu program makan bergizi gratis,” kata Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Dedek Prayudi ditemui di Tanah Sareal, Bogor, Senin, 9 Desember 2024.
Adapun kegiatan pemantauan ini dilakukan untuk memastikan kesiapan pelaksanaan program tersebut secara masif yang akan dimulai pada 2 Januari 2025. Salah satu yang menjadi perhatian adalah kesiapan implementasi gizi dari makanan yang akan diberikan kepada para siswa.
Menurut Dedek, Presiden Prabowo menggarisbawahi bahwa makanan yang dikirimkan kepada para siswa harus memenuhi tiga aspek. Pertama, memiliki kandungan kalori minimal 600 sampai 700.
“(Lalu) sekian gram karbohidrat, sekian gram protein, lalu ada zat besi, dan juga iodium zat besi. Di sini adalah zat ya, sebuah zat nutrisi untuk meningkatkan konsentrasi. Itu yang pertama,” ucap Dedek.
Kedua, Presiden Prabowo menghendaki makanan yang disajikan harus higienis. Mulai dari tempat mengolah makanan hingga makanan disajikan kepada para siswa. Salah satunya, yakni memastikan para pegawai menggunakan masker saat menyiapkan makanan.
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Dedek Prayudi (Foto:Medcom.id/Candra Yuri Nuralam)
“Pastikan diminta untuk pasang masker. Lalu, yang kedua menutupi rambut, dan juga mengganti alas kaki dengan yang sudah disediakan oleh unit pelayanan untuk memastikan tidak ada bakteri, tidak ada virus yang masuk ke dalam makanan,” ujar Dedek.
Kehigienisan juga dipantau hingga proses pendistribusian. Makanan yang dikirim kepada siswa tidak boleh dibungkus sembarangan, sampai pengirimannya harus disemprot disinfektan.
Pantauan terakhir yakni soal penataan limbah. Pemerintah tidak mau program makan bergizi gratis ini menyebabkan masalah baru akibat sampah yang tidak bisa dikelola dengan baik.
Menurut Dedek, sisa limbah makanan dibungkus oleh SPPG Tanah Sareal untuk dijadikan pupuk. Hasil pengolahan itu nantinya diserahkan kepada petani yang menyiapkan bahan baku makanan untuk dimasak.
“Limbah tersebut kemudian disatukan kembali setelah disatukan kemudian limbah tersebut diolah kembali untuk dijadikan pupuk untuk kemudian pupuk tersebut diberikan kepada petani penyedia bahan baku unit pelayanan ini gitu kurang lebih seperti itu,” ucap Dedek.
Dedek menegaskan program yang diuji coba ini belum menggunakan dana dari negara. Presiden Prabowo sudah menyediakan anggaran dari kocek pribadi sebelum menjabat sebagai Kepala Negara.
“Jadi program makan bergizi gratis ini dianggarkan pada tahun 2025 sebesar Rp71 triliun. Sementara, pada 2024 program makan bergizi gratis ini belum dianggarkan,” ucap Dedek.
Kepala Unit Pelayanan SPPG Tanah Sareal Ayu Pertiwi mengatakan, pihaknya menyiapkan 46 personel dapur untuk menyiapkan makan bergizi untuk siswa. Makanan yang disiapkan pihaknya akan didisitribusikan untuk 15 sekolah di Tanah Sareal.
Menu makanan pada program MBG (Foto:Medcom.id/Candra Yuri Nuralam)
“Ada 15 sekolah. Itu dari sekolah apa saja? Dari 6 TK, 1 SD, 3 SMP, dan 5 SMA,” ucap Ayu.
Ayu memastikan makanan yang dikirimkan dibuat dari bahan-bahan segar. Pun setiap harinya, menu diganti agar para siswa tidak bosan.
“Kalau menu, kami setiap hari berbeda-beda, bervariasi. Jadi untuk hari ini, kita sediakan menu ayam goreng dan sayur, brokoli, jagung. Kami juga pernah menyediakan menu ayam filet teriyaki dengan sayurnya, sayur buncis, wortel. Jadi setiap hari menu itu pasti berganti,” kata Ayu.
Mengenai jadwal pengiriman, Ayu menyebutkan pihaknya mengirimkan makanan dalam dua gelombang. Waktunya, mengikut jam istirahat para siswa.
“Mobil 1 itu di gelombang pertama diantar jam 07.00 sampai 07.30. Mobil 2 itu jam 08.00. Lalu untuk gelombang kedua, mobil 1 itu jam 10.00, mobil 2 itu jam 11.00,” kata Ayu.
Latar Belakang Program Makan Bergizi Gratis
Presiden Prabowo Subianto mencanangkan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Makan Bergizi Gratis (MBG). Tujuan besar dari program tersebut adalah pemenuhan makanan kaya protein sangat dibutuhkan untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak sejak dini dapat berjalan optimal.
Presiden Prabowo bercita-cita Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Namun saat ini kondisi kesehatan generasi muda Indonesia belum seluruhnya baik. Berdasarkan data hasil Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan bahwa sebesar 21,5 persen balita di Indonesia mengalami stunting. Permasalahan underweight juga dialami oleh anak Indonesia sebanyak 15,9 persen (2023).
Selain itu, prevalensi masalah gizi kurus dan sangat kurus pada anak usia sekolah juga cukup besar, yaitu usia 5-12 tahun sebesar 11 persen, usia 13-15 tahun sebesar 7,6 persen, dan usia 16-18 tahun sebesar 8,3 persen pada tahun 2023. Selain permasalahan gizi tersebut, anemia juga menjadi ancaman yang dialami oleh 1 dari 3-4 Ibu hamil di Indonesia. Masalah anemia dapat menyebabkan perdarahan pada saat persalinan.
Target Program MBG adalah anak sekolah di seluruh jenjang pendidikan dari pendidikan anak usia dini (taman kanak-kanak/raudhatul athfal/bustanul athfal/sederajat) sampai dengan sekolah menengah atas/madrasah aliyah atau sederajat, santri, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Pelaksanaan PHTC MBG rencananya akan dilakukan pada 2 Januari 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(ROS)