Program Magang Kopdes Resmi Ditutup, Wamenkop Harap Aksi Nyata

Program Magang Kopdes Resmi Ditutup, Wamenkop Harap Aksi Nyata

Jakarta

Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Farida Farichah menutup Program Magang Pengurus Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih Batch ketiga di Kopontren Al-Ittifaq, Ciwidey, Bandung. Program selama delapan hari ini diikuti 38 pengurus dari 11 provinsi untuk meningkatkan kapasitas SDM koperasi desa, khususnya di sektor pertanian.

Farida menegaskan bahwa magang ini harus menghasilkan aksi nyata di daerah, bukan berhenti pada formalitas pelatihan.

“Jadi tidak main-main, Bapak-Ibu di sini bisa disebut sebagai patriot. Tujuan magang ini tidak hanya mengelola distribusi LPG atau kasir saja, tetapi dapat menjadikan Kopdes sebagai lokomotif ekonomi di setiap desa Bapak/Ibu semua,” ujarnya, dalam keterangan tertulis, Selasa (9/12/2025).

Menurutnya, program ini tidak hanya mengajarkan kompetensi teknis, tetapi juga menanamkan semangat patriotisme agar pengelolaan koperasi dijalankan secara profesional.

Ia menyebut para peserta sebagai “patriot” yang bertugas mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan desa.

Farida menilai koperasi desa memiliki peran strategis dalam mewujudkan visi Presiden Prabowo mengenai pembangunan ekonomi desa dan swasembada pangan.

Ia juga menyoroti fenomena perpindahan tenaga kerja desa ke kota yang kerap menimbulkan persoalan sosial. Karena itu, koperasi desa diharapkan mampu menjadi penyedia lapangan kerja agar warga tidak harus migrasi ke perkotaan.

Program magang ini disebut sebagai langkah awal untuk membangun inovasi usaha dan memperluas kesempatan kerja di desa.

“Kita berharap dari program magang ini apa yang didapatkan bisa berbagi ilmu dengan teman-teman yang belum bisa magang,” ujarnya.

Ia juga meminta peserta segera mengirimkan data lahan desa yang siap digunakan untuk pembangunan aset fisik seperti gudang, gerai, dan sarana pendukung lainnya. Menurutnya, masih banyak Kopdes/Kel Merah Putih yang belum menyerahkan data tanah untuk proses inventarisasi.

Farida mengingatkan agar koperasi tetap terbuka bagi seluruh warga desa, bukan menjadi lembaga eksklusif.

“Jadi ujung tombak dari Kopdes/Kel ini adalah Bapak-Ibu semuanya, sehingga kita sangat berharap jangan jadikan ini beban tapi jadikan ini tantangan,” katanya.

Deputi Bidang Pengembangan Talenta dan Daya Saing Kemenkop, Desty Anna Sari, menjelaskan bahwa magang ini merupakan bagian dari proses inkubasi dan inovasi koperasi. Ia berharap peserta dapat mengimplementasikan pengalaman magang dalam pengelolaan Kopdes masing-masing.

Presiden Direktur Al-Ittifaq, Irpan Sadikin, menyebut peserta sebagai bibit unggul masa depan koperasi Indonesia.

“Hari ini kami mendistribusikan bibit-bibit dan insan-insan terbaik bagi masa depan koperasi Indonesia. Saya yakin panennya akan melimpah,” ujar Irpan.

Menurut Irpan, keberhasilan model koperasi modern seperti Al-Ittifaq dapat direplikasi untuk menggerakkan ekonomi desa sekaligus memberi dampak bagi masyarakat sekitar.

“Bukan hanya ekonomi desanya saja yang bergerak, tapi ekonomi seluruh masyarakat di sekitar koperasi juga ikut bergerak,” tutupnya.

(prf/ega)