Jakarta: Anis Matta, seorang politikus dan tokoh visioner, saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Anis merupakan Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) sejak 2019 dan aktif dalam politik serta diplomasi, khususnya terkait dunia Islam.
Latar Belakang dan Karier Politik
Anis Matta lahir di Bone, Sulawesi Selatan, pada 7 Desember 1968. Ia mengenyam pendidikan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) di Jakarta dan dikenal sebagai penulis produktif, dengan banyak karyanya menjadi rujukan di kalangan aktivis dakwah.
Sebelum memasuki dunia politik, Anis aktif sebagai akademisi dan pebisnis, serta pernah menjabat sebagai direktur pusat studi Islam dan presiden komisaris di sejumlah perusahaan.
Karier politik Anis dimulai sebagai salah satu pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada tahun 1998. Ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PKS selama lebih dari satu dekade, dan kemudian sebagai Presiden PKS dari 2013 hingga 2015.
Pada tahun 2019, Anis mendirikan Partai Gelora bersama Fahri Hamzah, dengan tujuan membawa arah baru dalam politik Indonesia melalui gagasan yang lebih terbuka dan progresif.
Peran sebagai Wakil Menteri Luar Negeri
Pada Oktober 2024, Anis Matta diangkat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri oleh Presiden Prabowo Subianto.
Salah satu fokus utamanya adalah memperjuangkan isu-isu dunia Islam, termasuk dalam forum internasional seperti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Anis memimpin delegasi Indonesia pada KTT Luar Biasa OKI di Riyadh pada November 2024, di mana ia menyampaikan dukungan penuh untuk kemerdekaan Palestina.
Dalam forum tersebut, Anis berbicara dengan tegas mengenai genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.
Ia mengusulkan lima langkah konkret untuk mendukung kemerdekaan Palestina, termasuk meningkatkan upaya politik dan diplomatik untuk menghentikan perang di Gaza, menggalang dukungan global untuk mengisolasi Israel, serta menolak normalisasi hubungan dengan Israel.
Anis juga mengajak negara-negara OKI untuk memperkuat kerja sama ekonomi antarnegara Muslim, sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi ekonomi Israel.
Dukungan Terhadap Palestina
Anis Matta menyampaikan pidatonya dalam bahasa Arab, menekankan bahwa Indonesia, sebagai negara yang pernah mengalami penjajahan dan penindasan, memiliki tanggung jawab moral untuk mendukung Palestina.
Ia menekankan pentingnya solidaritas umat Islam dan mengajak negara-negara OKI untuk menghentikan standar ganda terhadap isu Palestina.
Anis juga menyoroti peran Indonesia dalam mendorong aksi nyata untuk kemerdekaan Palestina, sejalan dengan amanat konstitusi dan kewajiban kemanusiaan.
Anis mengakhiri pidatonya dengan menyerukan bahwa “Kami Semua Palestina” sebagai bentuk solidaritas dan dukungan terhadap rakyat Palestina yang masih berjuang untuk kebebasan dan kemerdekaan.
Ia juga mengajak dunia internasional, terutama negara-negara Barat, untuk berhenti mendukung agresi Israel dan lebih memilih bekerja sama dengan komunitas Muslim dunia demi terciptanya kesejahteraan bersama.
Visi Politik dan Diplomasi
Sebagai tokoh yang berorientasi pada masa depan, Anis Matta memiliki visi bahwa dinamika politik Indonesia dan dunia Islam harus didorong oleh integrasi nilai-nilai agama dengan modernitas.
Ia percaya bahwa kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang mampu memotivasi dan mempersatukan masyarakat dengan pendekatan persuasif, bukan otoriter.
Dalam pandangannya, kerja sama antarnegara Muslim dapat menjadi kekuatan yang mampu menandingi dominasi negara-negara besar, terutama dalam hal ekonomi dan pengaruh politik global.
Anis Matta tidak hanya dikenal karena retorika politiknya yang kuat, tetapi juga karena keaktifannya dalam mengembangkan strategi untuk menghadapi tantangan internasional, terutama yang menyangkut negara-negara Muslim.
Dengan latar belakang yang kuat dalam dunia akademis dan politik, Anis terus memperjuangkan posisi Indonesia di kancah internasional sebagai negara yang berdaulat dan berkomitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Dengan pengalaman panjangnya di dunia politik dan visi kuat untuk masa depan Indonesia dan dunia Islam, Anis Matta menjadi salah satu tokoh yang berperan penting dalam diplomasi Indonesia, terutama dalam isu-isu terkait Palestina.
Baca Juga:
Soal Palestina, Wamenlu RI Nilai Negara Jajahan Lebih Paham Perjuangan Meraih Kemerdekaan
Jakarta: Anis Matta, seorang politikus dan tokoh visioner, saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Anis merupakan Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) sejak 2019 dan aktif dalam politik serta diplomasi, khususnya terkait dunia Islam.
Latar Belakang dan Karier Politik
Anis Matta lahir di Bone, Sulawesi Selatan, pada 7 Desember 1968. Ia mengenyam pendidikan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) di Jakarta dan dikenal sebagai penulis produktif, dengan banyak karyanya menjadi rujukan di kalangan aktivis dakwah.
Sebelum memasuki dunia politik, Anis aktif sebagai akademisi dan pebisnis, serta pernah menjabat sebagai direktur pusat studi Islam dan presiden komisaris di sejumlah perusahaan.
Karier politik Anis dimulai sebagai salah satu pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada tahun 1998. Ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PKS selama lebih dari satu dekade, dan kemudian sebagai Presiden PKS dari 2013 hingga 2015.
Pada tahun 2019, Anis mendirikan Partai Gelora bersama Fahri Hamzah, dengan tujuan membawa arah baru dalam politik Indonesia melalui gagasan yang lebih terbuka dan progresif.
Peran sebagai Wakil Menteri Luar Negeri
Pada Oktober 2024, Anis Matta diangkat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri oleh Presiden Prabowo Subianto.
Salah satu fokus utamanya adalah memperjuangkan isu-isu dunia Islam, termasuk dalam forum internasional seperti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Anis memimpin delegasi Indonesia pada KTT Luar Biasa OKI di Riyadh pada November 2024, di mana ia menyampaikan dukungan penuh untuk kemerdekaan Palestina.
Dalam forum tersebut, Anis berbicara dengan tegas mengenai genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.
Ia mengusulkan lima langkah konkret untuk mendukung kemerdekaan Palestina, termasuk meningkatkan upaya politik dan diplomatik untuk menghentikan perang di Gaza, menggalang dukungan global untuk mengisolasi Israel, serta menolak normalisasi hubungan dengan Israel.
Anis juga mengajak negara-negara OKI untuk memperkuat kerja sama ekonomi antarnegara Muslim, sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi ekonomi Israel.
Dukungan Terhadap Palestina
Anis Matta menyampaikan pidatonya dalam bahasa Arab, menekankan bahwa Indonesia, sebagai negara yang pernah mengalami penjajahan dan penindasan, memiliki tanggung jawab moral untuk mendukung Palestina.
Ia menekankan pentingnya solidaritas umat Islam dan mengajak negara-negara OKI untuk menghentikan standar ganda terhadap isu Palestina.
Anis juga menyoroti peran Indonesia dalam mendorong aksi nyata untuk kemerdekaan Palestina, sejalan dengan amanat konstitusi dan kewajiban kemanusiaan.
Anis mengakhiri pidatonya dengan menyerukan bahwa “Kami Semua Palestina” sebagai bentuk solidaritas dan dukungan terhadap rakyat Palestina yang masih berjuang untuk kebebasan dan kemerdekaan.
Ia juga mengajak dunia internasional, terutama negara-negara Barat, untuk berhenti mendukung agresi Israel dan lebih memilih bekerja sama dengan komunitas Muslim dunia demi terciptanya kesejahteraan bersama.
Visi Politik dan Diplomasi
Sebagai tokoh yang berorientasi pada masa depan, Anis Matta memiliki visi bahwa dinamika politik Indonesia dan dunia Islam harus didorong oleh integrasi nilai-nilai agama dengan modernitas.
Ia percaya bahwa kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang mampu memotivasi dan mempersatukan masyarakat dengan pendekatan persuasif, bukan otoriter.
Dalam pandangannya, kerja sama antarnegara Muslim dapat menjadi kekuatan yang mampu menandingi dominasi negara-negara besar, terutama dalam hal ekonomi dan pengaruh politik global.
Anis Matta tidak hanya dikenal karena retorika politiknya yang kuat, tetapi juga karena keaktifannya dalam mengembangkan strategi untuk menghadapi tantangan internasional, terutama yang menyangkut negara-negara Muslim.
Dengan latar belakang yang kuat dalam dunia akademis dan politik, Anis terus memperjuangkan posisi Indonesia di kancah internasional sebagai negara yang berdaulat dan berkomitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Dengan pengalaman panjangnya di dunia politik dan visi kuat untuk masa depan Indonesia dan dunia Islam, Anis Matta menjadi salah satu tokoh yang berperan penting dalam diplomasi Indonesia, terutama dalam isu-isu terkait Palestina.
Baca Juga:
Soal Palestina, Wamenlu RI Nilai Negara Jajahan Lebih Paham Perjuangan Meraih Kemerdekaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(WAN)