Jakarta –
Perjuangan James Howell untuk mencari Bitcoin-nya yang terbuang pada tahun 2013 masih terus berlanjut. Dan, kini ia berusaha membeli tempat pembuangan akhir (TPA) sampah untuk mencari Bitcoin-nya itu.
Pencarian Bitcoin yang dimaksud di sini adalah mencari hardisk berisi informasi dompet Bitcoin yang tak sengaja terbuang pada 2013. Hardisk itu menurutnya terbuang di sebuah TPA sampah yang ada di kota Newport, Wales.
Sebelumnya ia meminta izin ke dewan kota Newport untuk mencari hardisk tersebut di TPA sampah. Namun ia tak mendapat izin itu, bahkan di tahap banding ke pengadilan tinggi pun ia kalah.
Namun pemerintah kota Newport kini berencana untuk menutup TPA sampah yang dimaksud karena sudah hampir penuh. Rencana ini mau dimanfaatkan oleh Howell, yaitu dengan membeli TPA tersebut, demikian dikutip detikINET dari The Guardian, Jumat (14/2/2025).
“Saya memperkirakan (TPA) akan ditutup dalam beberapa tahun ke depan karena saat ini sudah 80/90% penuh, namun saya tidak memperkirakan penutupannya akan secepat ini. Jika dewan kota Newport mengizinkan, saya mungkin akan tertarik untuk membeli lahan pembuangan sampah itu dengan kondisi saat ini dan sudah mendiskusikan opsi ini dengan rekan investasi,” kata Howells.
Kisah Bitcoin Howells yang menurutnya tak sengaja terbuang ini sudah ada sejak lama. Ia awalnya mengaku menambang Bitcoin sejak 2009 menggunakan laptopnya. Saat itu, ia berhasil mendapatkan 7.500 bitcoin, yang saat ini nilainya setara dengan Rp 11,7 triliun.
Namun laptop yang ia pakai menambang itu rusak, dan kemudian dijualnya lewat eBay. Hardisk tempat menyimpan dompet bitcoin itu ia simpan, dan menurut pengakuannya memang sengaja disimpan untuk menunggu nilainya menjadi mahal.
Sayangnya, hardisk tersebut tak sengaja terbuang pada tahun 2013. Menurut pengakuannya, hardisk itu ia masukkan ke dalam kantong plastik berwarna hitam, yang kemudian tak sengaja dibuang oleh pasangannya saat itu.
Howells meyakini hardisknya itu berakhir di TPA sampah Newport. Sudah berbagai macam cara ia coba untuk mencari hardisknya itu, termasuk meminta izin untuk melakukan pencarian di TPA, termasuk dengan menjanjikan akan menyumbangkan 25% dari total bitcoin itu ke dewan kota untuk membantu penanganan virus Corona pada tahun 2022 lalu.
Bahkan ia mengaku sudah mendapat investor untuk membekingi pencarian tersebut dari segi finansial, karena mencari sebuah hardisk 2.5 inch (ukurannya sekitar 6x10x0,8 cm) di tumpukan sampah seberat 100 ribu ton jelas bukan hal mudah.
Howells punya dua rencana. Pertama, ia akan menyortir sampah seberat 100 ribu ton menggunakan manusia, robot anjing Spot dari Boston Dynamics, dan sistem otomatisasi. Biaya total yang dibutuhkan untuk rencana ini adalah USD 11 juta dan membutuhkan waktu 9-12 bulan.
Namun ada juga rencana kedua yang lebih irit. Membutuhkan dana sebesar USD 6 juta dan membutuhkan waktu sekitar 18 bulan. Kedua rencana ini melibatkan berbagai ahli di berbagai bidang, termasuk ahli ekstraksi data dari media penyimpanan yang rusak, yaitu seorang ahli dari OnTrack, perusahaan yang sukses mengembalikan 99% data dari black box pesawat angkasa Colombia yang jatuh ke bumi.
Sampah-sampah yang diangkat dari TPA tersebut akan dibersihkan dan didaur ulang sebanyak mungkin, dan sisanya akan ditimbun dalam tanah. Bahkan Howells pun tengah menjajaki kemungkinan untuk membangun pembangkit listrik tenaga matahari atau angin di atas TPA tersebut.
(asj/asj)