Presenter Liga Champions yang Bikin Heboh Ternyata Sosok AI, Bukan Manusia

Presenter Liga Champions yang Bikin Heboh Ternyata Sosok AI, Bukan Manusia

JAKARTA – Para penggemar sepak bola tengah heboh dengan kemunculan seorang presenter baru di Liga Champions yang dianggap memesona. Namun, sosok yang belakangan ini menjadi bahan pembicaraan ternyata bukan manusia sungguhan, melainkan hasil rekayasa kecerdasan buatan (AI).

Presenter tersebut dikenal dengan nama Eysan Aksoy, yang digambarkan sebagai seorang perempuan Turki berpenampilan glamor. Akun Instagram atas namanya sudah mengumpulkan lebih dari 44 ribu pengikut hanya dalam waktu tujuh bulan sejak dibuat.

Sejak awal, konten yang dibagikan akun ini bukan hanya seputar sepak bola. Banyak unggahan awal menampilkan gambar-gambar bernuansa sensual di berbagai lokasi, mulai dari pantai, gedung pencakar langit, hingga acara karpet merah. Belakangan diketahui, akun tersebut juga menawarkan akses ke konten berbayar 18+ dengan tarif fantastis hingga 771,50 pound per bulan atau sekitar Rp15 juta.

Namun pada pertengahan September, akun itu mulai beralih arah. Eysan Aksoy tiba-tiba muncul sebagai “presenter” sepak bola dengan konten yang berhubungan dengan Liga Champions UEFA. Pergeseran ini dinilai terinspirasi dari popularitas presenter cantik asal Albania, Eva Murati, yang memang dikenal luas di dunia sepak bola dan kini memiliki lebih dari 1,4 juta pengikut di Instagram.

Dalam salah satu unggahan yang cukup mencuri perhatian, Eysan Aksoy tampil dengan mengenakan berbagai jersey klub besar Turki seperti Galatasaray, Fenerbahce, Trabzonspor, dan Besiktas. Perubahan citra ini tampaknya dirancang untuk masuk ke pasar penggemar sepak bola, memanfaatkan tren presenter glamor yang kerap menjadi sorotan.

Meski terungkap sebagai ciptaan AI, hal itu sama sekali tidak menyurutkan rasa kagum netizen. Banyak pengguna media sosial tetap menuliskan komentar pujian di setiap unggahannya. Beberapa komentar yang muncul antara lain, “kamu adalah wanita sempurna”, “cantik sekali”, hingga “benar-benar menakjubkan.”

Fakta bahwa sebuah sosok buatan bisa menipu mata publik dan bahkan menghasilkan keuntungan besar memperlihatkan bagaimana teknologi AI kini merambah ke ranah hiburan dan olahraga. Namun, fenomena ini juga memunculkan pertanyaan etis: seberapa jauh publik rela menerima “manusia virtual” menggantikan peran manusia asli dalam dunia hiburan, khususnya di ranah yang sarat emosi seperti sepak bola.