Sebelumnya, harga emas dunia memulai perdagangan awal pekan ini dengan kecenderungan mendatar, bertahan di kisaran USD 3.310 selama sesi Asia pada hari Senin (9/6/2025).
Meski pekan lalu diakhiri dengan lonjakan lebih dari 1,30%, tekanan dari penguatan Dolar AS dan ekspektasi stabilnya suku bunga The Fed menahan pergerakan harga emas untuk melanjutkan reli.
Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, harga emas saat ini masih dalam bayang-bayang tren bearish setelah mengalami dua hari penurunan beruntun, imbas dari laporan ketenagakerjaan AS yang lebih kuat dari ekspektasi.
Data Nonfarm Payrolls (NFP) yang dirilis pada hari Jumat (6/6/2025) mencatat penambahan 139.000 lapangan kerja pada bulan Mei, lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 130.000. Meski angka ini sedikit lebih rendah dari revisi April yang mencapai 147.000, pasar tetap bereaksi positif terhadap ketangguhan pasar tenaga kerja AS.
Sementara itu, tingkat pengangguran tetap stabil di 4,2%, dan pendapatan rata-rata per jam juga bertahan di 3,9%, keduanya di atas proyeksi analis. Reaksi langsung pasar adalah penguatan Dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah, yang keduanya memberi tekanan pada logam mulia.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4723189/original/060727400_1705921940-fotor-ai-20240122181141.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)