Pramono Sebut Banyak Event Maraton Bikin Realisasi Pajak Jakarta Capai Target

Pramono Sebut Banyak Event Maraton Bikin Realisasi Pajak Jakarta Capai Target

JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyebut maraknya penyelenggaraan event lari dan maraton memberi dampak langsung terhadap perputaran ekonomi dan realisasi pajak di Jakarta.

Pramono mengaku, saat ini realisasi pajak dalam APBD tahun ini sudah mencapai target pada pertengahan bulan Desember 2025. Hal ini berkat banyaknya kegiatan marathon pada tahun ini yang berkontribusi pada pendapatan sektor UMKM, perhotelan, dan jasa pendukung lainnya.

“Contoh yang paling konkret Jakarta International Marathon. Kami sudah hitung, sudah ukur, pada waktu itu memberikan kontribusi dari (perputaran ekonomi) UMKM, perhotelan, dan sebagainya, Rp85 miliar kurang lebih,” kata Pramono usai mengikuti JEKATE Running Series di Jakarta Selatan, Minguu, 14 Desember.

Pramono menilai, event lari lain dengan jumlah peserta di bawah Jakarta International Marathon tetap memberi dampak ekonomi yang berarti. Menurutnya, efek kumulatif dari berbagai ajang tersebut berkontribusi pada capaian pajak Jakarta tahun ini.

“Kalau kemudian ada beberapa seri (marathon) yang kurang lebih mungkin lebih rendah dari Jakarta International Marathon, saya prediksi ya separuhnya saja. Dan itu terlihat dari Jakarta sampai dengan hari ini, bulan Desember tanggal 13, pajaknya relatif sudah terpenuhi,” ujarnya.

Pramono juga menyinggung dimulainya ajang lari baru yang diinisiasi oleh PAM Jaya bertajuk Jekate Running Series. Event tersebut digelar di lima wilayah kota administrasi Jakarta dan menjadi tambahan agenda olahraga berskala massal di Ibu Kota.

Pramono menyebut ajang ini sebagai sinyal bahwa Jakarta terbuka bagi siapa pun yang ingin menggelar event olahraga. Kontribusi pada sektor ekonomi inilah yang membuat Pramono juga berminat untuk menjadi peserta event marathon di Ibu Kota

“Ini menunjukkan bahwa Jakarta sangat terbuka untuk siapapun yang mau menyelenggarakan event lari dan sebagainya. Sehingga dengan demikian, saya mendorong untuk itu,” tutur dia.

Sebelumya, Pramono juga menyinggung kondisi inflasi Jakarta yang hingga November 2025 berada di angka 2,27 persen. Ia memperkirakan inflasi Desember masih dalam batas aman sesuai target nasional.

“Sehingga dengan demikian Jakarta pasti inflasinya sekitar 2,6 atau 2,7. Sehingga masih plus minus 2,5 plus 1 yang dicanangkan oleh pemerintah pusat,” ucap Pramono beberapa waktu lalu.

Ia menyebut kondisi tersebut membuat Jakarta relatif aman dari sisi penerimaan pajak dan pertumbuhan ekonomi. Pramono menekankan peran Jakarta sebagai penyumbang terbesar terhadap perekonomian nasional.

“Jakarta masih aman untuk revenue pajak di 2025 ini. Jakarta seperti kita ketahui bersama, memberikan kontribusi 16,61 persen GDP kita. Pertumbuhan kita kurang lebih nanti sekitar di atas 5 persen sedikit,” ujarnya.

“Ini menunjukkan bahwa Jakarta benar-benar masih menjadi tumpuan harapan di Indonesia. Karena kontribusinya paling besar, 16,61 persen,” lanjut Pramono.