Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menargetkan membangun 1.000 desa nelayan hingga akhir 2026. Prabowo menuturkan selama hampir delapan dekade kemerdekaan, Indonesia belum sepenuhnya mampu memanfaatkan potensi lautnya yang luas, padahal sekitar tiga perempat wilayah Indonesia merupakan perairan.
“Pada dasarnya kita sangat beruntung karena tiga perempat wilayah Indonesia adalah laut. Namun, hal yang menyedihkan adalah kita belum benar-benar memanfaatkan anugerah ini dengan baik,” ujar Prabowo dalam sesi dialog bersama Ketua dan Pemimpin Redaksi Forbes Media, Steve Forbes, dalam agenda “Pertemuan Pikiran” pada rangkaian Forbes Global CEO Conference 2025 bertajuk The World Pivot, di St. Regis Jakarta, Rabu (15/10/2025) malam.
Program ini, menurutnya, mampu menjadi langkah strategis untuk memberdayakan komunitas nelayan yang selama ini belum tersentuh program pembangunan secara efektif.
Dia melanjutkan bahwa dalam proyek percontohan yang telah berjalan, pemerintah menyiapkan berbagai infrastruktur dasar seperti dermaga, pabrik es, cold storage, dan panel surya untuk mendukung aktivitas nelayan.
“Banyak desa nelayan bahkan tidak memiliki dermaga sederhana, jadi kami bangunkan dermaga untuk mereka. Mereka juga tidak memiliki es, maka kami bantu pembiayaan agar mereka dapat membangun pabrik es kecil sendiri,” jelas Prabowo.
Dia menuturkan hasilnya sangat signifikan. Dalam kurun waktu satu setengah hingga dua tahun, pendapatan nelayan meningkat hingga 100 persen, berkat perbaikan infrastruktur dasar dan sistem lelang ikan yang lebih teratur.
“Awalnya saya memperkirakan kenaikan pendapatan mungkin 40%-50%, tapi ternyata bisa mencapai 100% hanya dengan penyediaan fasilitas dasar seperti es dan tempat pelelangan ikan,” ungkapnya.
Melihat dampak positif tersebut, pemerintah menargetkan pembangunan 1.000 desa nelayan hingga akhir 2026, yang akan memberdayakan sekitar 2 juta nelayan dan berdampak pada 8 juta jiwa masyarakat pesisir.
“Target kami hingga akhir 2026 adalah membangun sedikitnya 1.000 desa nelayan di seluruh Indonesia. Artinya, program ini akan memberdayakan dua juta nelayan,” kata Prabowo.
Selain meningkatkan kesejahteraan nelayan, kata Prabowo, proyek ini juga diintegrasikan dengan jaringan koperasi desa, yang kini telah mencapai 81.000 unit di seluruh Indonesia.
Nantinya, dia mengatakan bahwa setiap koperasi dilengkapi fasilitas gudang, cold storage, minimarket, apotek desa, hingga klinik, serta mendapat dukungan pembiayaan untuk dua armada truk pengangkut hasil panen.
“Dengan begitu seluruh hasil produksi dapat langsung dikirim ke pasar. Tidak akan ada lagi cerita panen busuk karena tak ada pembeli,” ujarnya.
Presiden Ke-8 RI itu menegaskan bahwa program ini bukan hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga menjadi fondasi pemerataan ekonomi di wilayah pesisir.
“Saya rasa ini akan menjadi masa yang menarik bagi Indonesia. Saya sangat bersemangat karena saya melihat mimpi dan konsep ini mulai menjadi kenyataan saat kita duduk di sini hari ini,” pungkas Prabowo.
