Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto menyampaikan keprihatinannya terhadap maraknya hoaks dan disinformasi yang menyasar pemerintah. Ia tidak sekadar menganggapnya sebagai kritik yang keliru, melainkan menyamakan pola penyebaran hoaks tersebut dengan strategi propaganda ala Nazi Jerman.
“Kalau kebohongan diulang berkali-kali, terus-menerus, lama-lama orang percaya. Itu ada di buku. Itu adalah strategi perang, psychological operation,” ujar Prabowo saat memberikan sambutan pada sarasehan ekonomi bertema “Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Indonesia di Tengah Gelombang Perang Tarif Perdagangan” yang digelar di Menara Mandiri, Sudirman, Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Pernyataan tersebut merujuk pada teori propaganda Menteri Propaganda Nazi di era Adolf Hitler, Joseph Goebbels. Nama terakhir dikenal dengan doktrinnya “semakin besar kebohongan, semakin mudah dipercaya.”
Presiden Prabowo menilai pola serupa kini tengah digunakan di Indonesia, terutama melalui media sosial dan konten viral. Narasi yang terus diulang tanpa dasar, menurutnya, berpotensi menciptakan ilusi massal dan mengganggu stabilitas nasional.
“Kritik itu penting dalam demokrasi. Namun, jika berubah menjadi kampanye disinformasi sistematis, itu sudah masuk ke dalam wilayah perang psikologis,” jelasnya.
Ia mencontohkan narasi pesimistis yang menyebut Indonesia sedang dalam kondisi gelap. Menurutnya, narasi tersebut dibentuk melalui pengulangan kebohongan hingga perlahan dianggap sebagai kebenaran.
“Kalau ada orang ngomong 500 atau 1.000 kali matahari terbit dari barat, jangan-jangan ada yang percaya. Karena itu keahlian propaganda. Sekarang ini banyak digunakan untuk mendestabilisasi negara-negara yang tidak disukai,” ujarnya.
Presiden menegaskan cara terbaik menghadapi arus kebohongan adalah dengan keterbukaan, kejujuran, dan penyampaian data yang bisa diverifikasi. Ia meyakini, pemerintah atau organisasi mana pun yang berdiri di atas kebohongan, pada akhirnya akan kehilangan legitimasi.
“Kebohongan bisa terus disebar, tetapi ketika kebenaran muncul, kepercayaan langsung hilang. Itu harga yang mahal bagi siapa pun yang bermain di wilayah itu,” tegas Presiden Prabowo.