Jakarta, Beritasatu.com – Dalam langkah nyata memperkuat industri pertahanan nasional, Presiden Prabowo Subianto menyaksikan penandatanganan 27 kontrak bersama antara Kementerian Pertahanan dan sejumlah perusahaan BUMN/BUMS senilai total Rp 33 triliun. Penandatanganan dilakukan setelah peresmian Indo Defence 2025 Expo & Forum di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (11/6/2025).
Tak hanya untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista), kontrak ini juga mencakup upgrading 20 rumah sakit TNI sebagai bagian dari transformasi layanan pertahanan nasional secara holistik.
“Ini komitmen nyata pemerintah dalam membangun sistem pertahanan negara yang kuat, modern, dan mandiri,” ujar Presiden Prabowo.
Daftar Perusahaan Terlibat
Sebanyak 17 perusahaan pertahanan dalam negeri terlibat, termasuk nama-nama besar sebagai berikut:
PT PAL IndonesiaPT PindadPT LEN IndustriPT DahanaPT Dirgantara IndonesiaPT Nusantara Turbine PropulsiPT Republik Defens IndonesiaPT Tesco Indomaritim
Kontrak ini mencakup pengadaan berbagai komponen pertahanan strategis, dari sistem persenjataan, kendaraan tempur, teknologi komunikasi, hingga kapal dan pesawat.
Kerja Sama Internasional
Presiden Prabowo juga turut menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dan Turki mengenai pengadaan pesawat jet tempur generasi ke-5.
Nota kesepahaman ini ditandatangani oleh Menhan RI Sjafrie Sjamsoeddin dan Sekretaris Industri Pertahanan Turki Haluk Gorgun yang menandai kerja sama strategis kedua negara dalam memperkuat kapabilitas udara Indonesia.
“Kita ingin menjadi negara yang cinta damai, namun kuat menjaga kedaulatan,” tegas Prabowo.
Pesan Perdamaian dan Kedaulatan
Di hadapan perwakilan 55 negara peserta Indo Defence 2025, Prabowo menggarisbawahi pentingnya pertahanan yang tangguh untuk menjaga kemerdekaan dan kesejahteraan.
“Pertahanan adalah jaminan terhadap kemerdekaan dan kesejahteraan. Indonesia cinta damai, namun jika dipaksa, kita tidak akan mundur,” ucapnya tegas.
Eks menteri pertahanan itu menegaskan, Indonesia tidak memiliki ambisi militeristik global, melainkan ingin membangun netralitas aktif dan menjadi “tetangga yang baik” dalam konteks geopolitik kawasan dan global.
Melalui penandatanganan 27 kontrak industri pertahanan dan upgrading rumah sakit TNI senilai Rp 33 triliun, Presiden Prabowo mempertegas komitmen Indonesia membangun sistem pertahanan modern, kuat, dan berdaulat.
