Prabowo: Pak Jokowi Itu Gak Pernah Titip Apa-apa sama Saya

Prabowo: Pak Jokowi Itu Gak Pernah Titip Apa-apa sama Saya

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menepis anggapan bahwa dirinya masih berada di bawah pengaruh Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi. Dia menilai, hubungan keduanya justru dilandasi rasa saling menghormati dan persahabatan yang baik.

“Pak Jokowi itu ndak pernah nitip apa-apa sama saya, ya saya harus katakan sebenarnya. Pak Prabowo takut sama Pak Jokowi, enggak ada itu. Untuk apa saya takut sama beliau? Aku hopeng sama beliau kok takut, ya kan?” kata Prabowo saat meresmikan Pabrik New Ethylene Project PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, Kamis (6/11/2025).

Prabowo menegaskan bahwa kepemimpinan Jokowi selama sepuluh tahun patut diakui karena berhasil menjaga stabilitas ekonomi nasional.

“Sudahlah saudara-saudara, beliau memimpin 10 tahun diakui dunia bagaimanapun. Inflasi di bawah beliau cukup bagus, pertumbuhan bagus, ya kan? Come on. Harus kita… yang bener lah, yang jujur lah, ya kan? Ngono ya ngono. Pak Andra Soni gimana itu bahasa Banten? Ngono ya ngono,” ujar Prabowo disambut tawa hadirin.

Pabrik New Ethylene Project PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) merupakan investasi petrokimia terbesar di Asia Tenggara dan menjadi kompleks Naphtha Cracker pertama di Indonesia dalam tiga dekade terakhir.

“Jadi ini hari baik karena angka 8 itu angka keberuntungan bagi saya. So thank you very much undang saya pada hari ini. Jadi pas sekali berarti saya yang beruntung. Pak Jokowi yang capek-capek merintis, aku yang meresmikan. Itu namanya takdir, tetapi karena saya takut kualat, aku undang beliau, dan saya hormati beliau dan saya tidak ada masalah, saya hormati semua pemimpin yang baik, saya hormati semua pendahulu saya,” ujar Prabowo disambut meriah oleh hadirin yang ada di lokasi. 

Dalam kesempatan yang sama, Prabowo menegaskan pentingnya menghormati jasa para pemimpin bangsa, termasuk Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

Kepala negara menyebut bahwa proyek besar di sektor petrokimia itu merupakan salah satu prestasi yang dimulai pada era pemerintahan Jokowi. Dia pun menilai, kehadiran Jokowi dalam acara peresmian sejatinya sangat pantas, meski akhirnya berhalangan hadir.

“Bagaimanapun ini salah satu prestasi beliau, ini dimulai di zaman beliau dan juga hasil kesepakatan, hasil lobi beliau dengan pimpinan Korea Selatan, jadi sepantasnya beliau ke sini hanya beliau minta maaf dan beliau telepon saya beliau belum bisa hadir dan saya juga sampaikan kita maklumi,” kata Prabowo.

Presiden Ke-8 RI itu kemudian mengingatkan masyarakat agar senantiasa menghargai jasa semua tokoh dan pemimpin yang telah berkontribusi bagi bangsa.

“Tetapi bagaimanapun saya ingatkan generasi penerus, saya ingatkan masyarakat Indonesia, marilah kita pandai-pandai menghormati jasa-jasa semua tokoh, jasa-jasa semua pemimpin,” ucapnya.

Dalam bagian lain pidatonya, Prabowo menegaskan bahwa seorang pemimpin adalah manusia biasa yang tak luput dari kekurangan. Dia mengajak masyarakat untuk memiliki rasa keadilan dan kejernihan hati dalam menilai seorang tokoh.

“Pemimpin itu manusia, apakah pemimpin maha paripurna? Ya tidak. Pemimpin pasti ada kekurangan tetapi pada esensinya marilah kita punya rasa keadilan di hati kita, marilah kita menjadi manusia yang jernih, marilah kita menghormati orang tua, menghormati semua yang berjasa,” ujarnya.

Orang nomor satu di Indonesia itu pun lalu menjelaskan makna falsafah “mikul dhuwur mendem jero”, yaitu menjunjung tinggi kehormatan dan kebaikan orang lain, sekaligus menutupi kekurangannya.

“Kepada keluarga kita. Hal yang baik kita angkat setinggi-tingginya kalau ada kekurangan ya kita pendam, kita perbaiki, tetapi janganlah kita teruskan budaya hujat menghujat, ejek mengejek, kita harus kerja keras,” ucapnya.

Proyek Lotte Chemical Indonesia New Ethylene (LINE) merupakan bagian dari kompleks petrokimia terintegrasi yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Pabrik ini menjadi fasilitas naphtha cracker pertama di Indonesia dalam 30 tahun terakhir dengan nilai investasi mencapai US$3,9 miliar atau sekitar Rp62,4 triliun.  

Ketika beroperasi penuh, pabrik ini akan memproduksi bahan baku penting industri seperti ethylene, propylene, dan polyethylene dengan total nilai ekonomi mencapai US$2 miliar per tahun, termasuk substitusi impor sebesar US$1,4 miliar dan kontribusi ekspor sebesar US$600 juta.