Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto meminta agar Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Brian Yuliarto untuk mengelola air sebagai kunci ketahanan pangan dan pencegahan bencana banjir di Indonesia.
Prabowo mengakui bahwa Indonesia masih kurang maksimal dalam mengelola air. Alhasil, air yang melimpah itu justru berubah menjadi bencana, termasuk banjir.
Untuk itu, Kepala Negara RI itu meminta Menteri Brian Yuliarto untuk meninjau kembali kurikulum di perguruan tinggi terkait kajian hidrologi dan pengelolaan air, serta bagaimana mengantisipasi dan mencegah banjir.
“Saya juga minta Menteri Dikti dan Sains [Brian Yuliarto], coba dipelajari prodi-prodi di universitas-universitas kita apakah cukup mempelajari masalah air ini, bagaimana mencari air, bagaimana mengelola distribusi air, bagaimana mencegah banjir. Air harus jadi sumber produktivitas, jangan menjadi sumber bencana,” ujar Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna, Istana Negara, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin (20/10/2025).
Dia juga menyayangkan masih minimnya tindakan pemerintah dalam mengatasi banjir, meski sudah diketahui wilayah mana saja yang rawan banjir, terutama saat menghadapi hujan deras.
“Saya kira sudah ratusan tahun ribuan tahun kita pasti tahu daerah-daerah kerendahan, pasti banjir kalau musim hujan. Apalagi hujan yang tiba-tiba begitu padat karena program atau karena kondisi perubahan iklim, karena itu kita harus antisipasi,” ujarnya.
Prabowo juga menyebut masih minim pelajaran terkait hidrologi di universitas. “Kalau tidak salah bidang air ini masih sedikit yang dipelajari di fakultas-fakultas kita, ini tergolong mungkin hidrologi kalau tidak salah ya, hidrologi,” imbuhnya.
Dia menilai, meski Indonesia dianugerahi sumber daya air yang melimpah, pengelolaannya masih belum optimal. Imbasnya, air yang seharusnya menjadi sumber kehidupan justru kerap berubah menjadi penyebab bencana.
“Kadang-kadang air ini malah menjadi bencana banjir dan sebagainya. Tapi kita bersyukur di banyak bagian dari dunia, ketersediaan air sangat sulit,” ujarnya.
Padahal, ungkap dia, ketahanan pangan sangat bergantung pada ketersediaan air. Menurutnya, pengelolaan air masih menjadi pekerjaan rumah untuk pemerintah ke depan.
“Tidak mungkin pangan kita aman kalau tidak ada air yang cukup. Jadi ini saya kira catatan pekerjaan rumah kita ke depan, kita harus dalami masalah air ini,” pungkasnya.
