JABAR EKSPRES – Sepekan terakhir, kelayakan infrastruktur Kota Bandung menuai tanda tanya. Mulai dari kecelakan mahasiswa asal UPI Bandung di jalan Ir. Djuanda akibat jalan berlubang, banjir di wilayah Bandung Timur, hingga persoalan terkait sampah.
Pengamat Kebijakan Publik Independen, Achmad Muhtar menilai, sampai saat ini belum terdapat gebrakan nyata dari Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan – Erwin.
“Apabila saya melihat, sejauh ini Wali Kota Bandung dalam menanggulangi permasalahan yang ada, misal terdekat banjir kemarin baru sebatas sosialisasi dan wacana ke depan, bukan gebrakan nyata,” katanya kepada Jabar Ekspres, Minggu (13/4).
Dirinya membenarkan statement Farhan soal banjir di wilayah timur Kota Kembang yang disebabkan oleh overflow dan ketidaksanggupan sungai dalam menampung debit air yang tinggi.
BACA JUGA:Realisasi Penyelesaian Banjir Bandung Timur Jalan Ditempat?
Namun, dirinya menyayangkan soal belum dilakukannya penanganan jangka pendek guna berkurangnya genangan di wilayah tersebut.
“Kenapa gak langsung dilakukan misal pelebaran sungai atau yang paling mudah pengerukan sungai. Jangan justru meminta masyarakat untuk sabar soal penanganan banjir yang butuh waktu,” ujarnya.
“Saya kira, masyarakat sudah cukup sabar menghadapi permasalahan banjir menahun yang belum juga terselesaiakan,” tambahnya.
Selain itu, dirinya ikut menyinggung soal kasus kecelakaan akibat jalan berlubang di jalan Ir. Djuanda Kota Kembang. Menurutnya, peristiwa tersebut harus menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.
“Perbaikan jalan ini kan merupakan janji 100 hari kerja Wali Kota Bandung terpilih. Terus, kickoff perbaikan jalan jangan hanya sebatas seremonial dan menunggu laporan dari masyarakat melalui hotline, pemerintah justru yang harus gerak,” ucapnya.
BACA JUGA:Degradasi Lahan Dinilai Jadi Pemicu Banjir di Bandung Timur, Pemkot Sebut Belum Ada Bahasan dengan Wilayah Pemangku Kepentingan
Dirinya pun berpesan agar Wali Kota Bandung bisa mengurangi kehadiran dalam acara berbentuk seremonial, dan mulai berkeliling melihat realitas dan permasalahan yang terjadi di masyarakat.
Menurutnya, hal ini penting guna pengambilan kebijakan melalui sebuah program bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.