Madiun (beritajatim.com) – Kasus dugaan keracunan massal yang menimpa puluhan siswa dari tiga SDN di wilayah Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Kamis (27/11/2025), kini ditangani serius oleh Polres Madiun. Wakapolres Madiun, Kompol Muhammad Lutfi, menyebut pihaknya langsung turun tangan bersama tim kesehatan untuk melakukan pemantauan kondisi korban dan membantu proses evakuasi.
Total terdapat 49 siswa yang mengalami gejala mual, pusing, dan muntah usai mengonsumsi makanan program SPBG. Dari jumlah tersebut, 42 siswa telah dinyatakan stabil dan kembali pulih, sedangkan tujuh siswa lain dirujuk ke RSUD Caruban sebagai langkah antisipasi untuk memastikan tidak ada gejala lanjutan.
Wakapolres telah meminta kepada Kasat Reskrim Polres Madiun bersama tim Inafis untuk melakukan pengambilan sampel makanan, baik sisa makanan maupun hidangan yang belum sempat dibagikan. Seluruh sampel dikirim ke Laboratorium Forensik untuk memastikan apakah ada kandungan berbahaya yang menjadi penyebab keracunan.
“Kami masih menunggu hasil laboratorium. Belum bisa memastikan sumber keracunannya sebelum hasil uji keluar,” ujar Kompol Lutfi.
Meski begitu, Polres Madiun mengimbau semua SPBG di Kabupaten Madiun untuk memperketat pengawasan keamanan pangan. Termasuk memastikan makanan yang akan dibagikan telah melalui pemeriksaan alat check food sesuai standar Badan Gizi Nasional.
Untuk sementara, SPBG yang terlibat diminta mengganti penyedia makanan hingga hasil pemeriksaan keluar. Terkait kemungkinan sanksi atau skorsing, Polres Madiun masih menunggu koordinasi lanjutan dengan Korwil Pendidikan dan Badan Gizi Nasional.
“Hasil lab diperkirakan keluar sekitar satu minggu. Setelah itu baru dibahas mengenai sanksi bila ditemukan pelanggaran,” tambahnya.
Program SPBG tetap berjalan, namun dengan pengawasan ketat agar kejadian serupa tidak terulang di sekolah lain. [rbr/aje]
