PM Rutte Akui RI Merdeka 1945 dan Borok Kejahatan Perang Belanda

16 June 2023, 6:35

Banten, CNN Indonesia — Dalam sebuah agenda bersama parlemen Belanda, Perdana Menteri Mark Rutte memberikan pernyataan pengakuan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Rutte pun mengaku akan berkoordinasi dengan Presiden Republik Indonesia (RI) terkait hal tersebut.
Sebelumnya, Belanda hanya mengakui kemerdekaan Indonesia pada 27 Desember 1949 yang merujuk pada Konferensi Meja Bundar (KMB).
Sebetulnya bukan kali ini saja seorang pejabat pemerintah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 1945, karena pada 2005 silam Bernard Rudolf Bot yang kala itu menteri luar negeri pernah melontarkan hal serupa.

Namun, sejarawan-sejarawan melihat pernyataan terbaru yang dikeluarkan Rutte itu dinilai akan menjadi babak baru sejarah.
“Pengakuan tersebut, secara formal, menandai babak baru pemahaman sejarah Belanda terhadap revolusi kemerdekaan Indonesia,” ujar sejarawan Bonnie Triyana, Kamis (15/6).
“Inilah yang membedakan pernyataan Perdana Menteri Mark Rutte [dengan Bot]. Kali ini yang jelas-jelas mengatakan bahwa dia [Rutte], atas nama pemerintah Belanda, mengakui (erkent) kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945,” imbuh Bonnie.

Selama lebih dari 70 tahun, pemerintah Belanda tidak pernah mengakui proklamasi Indonesia pada 17 Agustus 1945. Menurut mereka, negara Indonesia baru berdiri merdeka  pada 27 Desember 1949. Saat itu kedaulatan Indonesia secara de jure diakui Belanda dalam KMB.
Sejarawan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Wildan Sena Utama menilai pernyataan Mark Rutte itu tak lepas dari hasil riset tentang ‘Kemerdekaan, Dekolonisasi, Kekerasan, dan Perang’ di masa 1945-1950 yang dilakukan di Belanda sejak 2017 silam.
Hasil riset itu keluar pada 2022 lalu yang pada intinya telah terjadi kekerasan ekstrem dari pihak Belanda ke Indonesia di masa revolusi kemerdekaan.
“Setelah hasilnya keluar, Rutte telah meminta maaf atas kekerasan ekstrem di Indonesia oleh Belanda. Itu di awal tahun 2022 kalau tidak salah,” kata Wildan kepada CNNIndonesia.com, Kamis.
Dia mengetahui ada banyak sejarawan dan ahli Indonesia di Belanda tidak setuju dengan sikap pemerintah Belanda terkait tanggal dan tahun kemerdekaan RI selama ini. Para sejarawan itu lanjutnya, mengakui Indonesia merdeka pada 1945, bukan 1949.

Dengan demikian, Wildan menilai pengakuan Rutte itu akan berpengaruh pada pembelajaran sejarah di lembaga pendidikan.
Dia bercerita saat sedang mengambil program master di Belanda, para mahasiswa sejarah di Universitas Leiden masih menggunakan 1949 sebagai tahun kemerdekaan Indonesia.
“Ini mungkin karena historiografi resmi pemerintah Belanda masih berpendapat bahwa Indonesia merdeka tahun 1949 bukan 1945. Saya kurang tahu hari ini bagaimana, tapi tampaknya masih sama, sebelum keluar pengakuan secara resmi dari pemerintah dan kerajaan Belanda,” kata Wildan.
Ke depan, usai pernyataan Rutte, dia menduga nantinya historiografi resmi pemerintah Belanda akan menulis kemerdekaan Indonesia dari sebelumnya 27 Desember 1949 jadi 17 Agustus 1945.
Meski demikian, ia berpendapat akan muncul perdebatan besar di tengah publik Belanda jika historiografi resmi mereka ganti.
“Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia tahun 1945 berarti apa yang dilakukan oleh Belanda sejak 45-49 di Indonesia? Berarti Belanda mengintervensi kedaulatan negara merdeka/Belanda secara ilegal menduduki kembali wilayah-wilayah Indonesia,” kata Wildan.

Baca halaman selanjutnya

Kejahatan Perang atau Kekerasan Ekstrem Belanda di Indonesia

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi