Bisnis.com, JAKARTA — PT PLN Energi Primer Indonesia atau PLN EPI menargetkan menambah co-firing di sebanyak 52 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) hingga akhir 2025.
Direktur Biomassa di PT PLN Energi Primer Indonesia Hokkop Situngkir mengatakan pada 2024 perseroan telah melakukan co-firing di sebanyak 47 PLTU dan ditargetkan bertambah menjadi 52 PLTU pada 2025.
“Saat ini belum semua PLTU menerapkan co-firing. Tahun ini ada penambahan unit dari 47 unit pada 2024 ke 52 unit pada 2025,” ujarnya kepada Bisnis dikutip, Sabtu (1/11/2025).
Dia menjelaskan pihaknya melakukan co-firing dengan mencampur biomassa ke dalam sistem pembakaran PLTU eksisting. Saat ini, biomassa yang digunakan hampir semuanya merupakan limbah yang dulunya tidak terpakai.
Dia mencontohkan limbah industri kayu seperti sawdust dan woodchip, limbah perkebunan, dan limbah pertanian.
Sepanjang 2024, PLN EPI menyalurkan sekitar 1,6 juta ton biomassa yang menghasilkan listrik hijau kurang lebih 1,67 TWh dan reduksi emisi kurang lebih 1,87 juta ton CO₂.
Untuk pasokan biomassa, perseroan membangun ekosistem berbasis masyarakat dan industri agar berkelanjutan.
Selain penambahan unit PLTU Co-firing, PLN EPI juga menargetkan kenaikan volume biomassa pada tahun ini sebesar 3 juta ton.
“Hal ini dilakukan sambil memperluas ekosistem pasokan baik dari penanaman multifungsi, tanaman energi, pemanfaatan limbah dan kerja sama dengan industri biomassa,” imbuhnya.
Perseroan mencatat sepanjang 2024 penggunaan biomassa dapat menurunkan emisi sekitar 1,87 MtCO₂ tetapi secara nasional, studi independen memperkirakan co-firing hanya memangkas sebesar 1,5 %0–2,4% emisi agregat PLTU
“Jadi kontribusinya ada, tetapi terbatas bila berdiri sendiri,” terangnya.
