Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Al Muzzammil Yusuf menyatakan dukungannya terhadap wacana penulisan ulang sejarah dengan pendekatan yang lebih positif. Penulisan ulang sejarah ini digagas oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon.
Ia meyakini gagasan Menteri Kebudayaan Fadli Zon untuk menulis ulang sejarah telah melalui proses pertimbangan yang matang dan jika direalisasikan akan melibatkan para ahli serta pemangku kepentingan lainnya agar dapat memberikan kontribusi secara menyeluruh.
“Kami mendukung penulisan sejarah bangsa, yang pada dasarnya memang wajar untuk diperbarui dan disempurnakan dari waktu ke waktu,” ujar Muzzammil dalam konferensi pers pada acara puncak penyembelihan hewan kurban PKS 1446 H di Jakarta, Sabtu (7/6/2025) dikutip dari Antara.
Meski demikian, Muzzammil menekankan dukungan tersebut diberikan selama proses penulisan ulang tetap mengedepankan objektivitas dan melibatkan berbagai pihak secara adil.
Ia berharap agar penyusunan sejarah nasional senantiasa dilandasi semangat objektivitas dan proporsionalitas meliputi berbagai aspek, wilayah, serta tokoh dan berdasarkan pada fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.
“Saya yakin Pak Fadli Zon akan mempertimbangkan hal tersebut,” imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan sejarah Indonesia akan ditulis ulang dengan nada yang lebih positif.
“Nada dasar kita adalah nada yang lebih optimistis, karena jika hanya fokus mencari kesalahan, tentu akan mudah ditemukan. Setiap masa dan setiap era pasti memiliki kekurangan,” ujar Fadli saat ditemui di Cibubur, Jawa Barat, Minggu (1/6/2025).
Ia menambahkan, pembaruan buku sejarah ini akan disusun dengan pendekatan Indonesiasentris guna menghapuskan bias kolonial, memperkuat persatuan nasional, dan menjadikan sejarah lebih relevan bagi generasi muda.
“Kalau hanya mencari hal-hal negatif, tentu selalu ada. Yang kita harapkan adalah nada sejarah kita mencerminkan semangat positif, mulai dari era Bung Karno hingga Presiden Jokowi dan seterusnya,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Fadli Zon menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir, karena penulisan ulang sejarah tersebut akan melibatkan tim yang terdiri atas 113 penulis, 20 editor untuk setiap jilid, serta tiga editor utama, termasuk para sejarawan.
