PKB Sebut Santri Biasa Bangun Gedung dan Jalan Sendiri Lewat Ro’an, Apa Itu? Nasional 15 Oktober 2025

PKB Sebut Santri Biasa Bangun Gedung dan Jalan Sendiri Lewat Ro’an, Apa Itu?
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        15 Oktober 2025

PKB Sebut Santri Biasa Bangun Gedung dan Jalan Sendiri Lewat Ro’an, Apa Itu?
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sekretaris Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Saifullah Maksum mengatakan para santri di pondok pesantren (ponpes) sebenarnya sudah terbiasa membangun gedung dan jalan, hingga membersihkan toilet.
Maksum mengatakan, kebiasaan tersebut disebut
ro’an
di ponpes, yang merupakan inisiatif murni dari santri. 
Ro’an
bermakna kerja bakti.
“Kalau sampean pernah hidup di pesantren, ada yang namanya
ro’an
. Istilah
ro’an
, sekarang lagi viral.
Ro’an
itu cuma inisiatif murni,
ro’an
kerja bakti yang luar biasa spontan, para santri untuk kegiatan apapun. Bangun jalan, bangun gedung, bangun apa itu. Bersih-bersih (toilet) itu
ro’an
,” ujar Maksum saat ditemui di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Rabu (15/10/2025).
Maksum menjelaskan,
ro’an
dilakukan sebagai bagian dari efisiensi yang diterapkan ponpes.
Menurutnya, ponpes-ponpes kerap menyiasati keterbatasan anggaran dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, yakni para santri.
Maksum mengakui kebiasaan
ro’an
ini memang ada kelemahannya.
Contohnya saja seperti bangunan di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang akhirnya roboh karena dibangun santri.
Maka dari itu, Maksum mendesak negara dan kaum profesional hadir untuk membantu pesantren.
“Ayo dibantu,
ro’an
-nya tenaganya santri, tapi desainnya, konstruksinya, arsitekturalnya, ayo para ahlinya bantu. Jangan terus, wah dikecam terus, oh salah. Iya memang selama ini ada kelemahan itu, ya ayo dibantu, jangan terus dipojokkan, terus ujungnya, ‘apa masih percaya kiai’. Itu yang enggak enak, ya dibantulah, wong ini juga milik kita, milik warga negara kita,” tegasnya.
Sementara itu, Maksum menekankan
ro’an
adalah sesuatu yang baik, tinggal disempurnakan saja.
Dia mengatakan, semangat
ro’an
atau kerja bakti yang sangat baik ini harus diikuti dengan perencanaan yang bagus.
“Karena ada musibah, dan ternyata ke depan semakin banyak infrastruktur yang harus dibangun pesantren, maka itu harus diatur lebih bagus lagi,” imbuh Maksum.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengumumkan rencana pelatihan dan sertifikasi bagi para santri untuk menjadi tenaga kerja konstruksi.
Langkah ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan kompetensi dan keselamatan dalam pembangunan pondok pesantren (ponpes) yang selama ini banyak dilakukan secara swadaya.
“Kami benar-benar tidak ingin semangat budaya gotong royong itu hilang. Kami justru ingin memperkuatnya, dan itu insyaallah PU akan melatih serta mensertifikasi para santri sebagai tenaga kerja konstruksi, itu for
free
,” ujar Dody di Kantor Kemenko PM, Jakarta Pusat, Selasa (14/10/2025).
Menurut Dody, banyak pondok pesantren tumbuh dari semangat gotong royong dan keikhlasan para santri.
Namun, di sisi lain, belum semua kegiatan pembangunan di lingkungan ponpes memperhatikan aspek keselamatan dan standar konstruksi yang benar.
Dengan pelatihan dan sertifikasi ini, pemerintah berharap para santri dapat membangun pesantrennya sendiri dengan keahlian yang diakui.
“Kami sangat-sangat berharap agar semangat ini berubah menjadi keahlian yang diakui. Mereka para santri bisa membangun pesantrennya sendiri dengan standar yang benar,” ucapnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.