Jakarta, Beritasatu.com – Anggota Komisi IX DPR Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Arzeti Bilbina meminta Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) meningkatkan pengawasan terhadap peredaran parsel jelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Arzeti berharap tidak ada produk kedaluwarsa masuk paket parsel yang diperjualbelikan pedagang di pasaran.
“Pengawasan dan inspeksi terhadap produk parsel terutama makanan dan minuman harus dilakukan. Jangan sampai ada produk kedaluwarsa dan tidak layak konsumsi yang ada di parsel,” ujar Arzeti kepada wartawan di Jakarta Minggu (22/12/2024).
Arzeti mengatakan parsel yang beredar di pasaran harus memenuhi standar kesehatan dan keamanan. BPOM, Kementerian Kesehatan, dan pemerintah daerah perlu mengadakan kampanye edukasi untuk masyarakat dan produsen mengenai pentingnya keamanan pangan dan prosedur standar yang harus dipatuhi.
“Kami juga meminta UMKM memastikan semua produk yang dimasukkan dalam parsel memenuhi standar kualitas dan kesehatan,” imbuh dia.
Produk yang dimasukkan di dalam parcel Nataru, kata Arzeti, harus menggunakan kemasan yang aman dan higienis. Selain itu, harus disertakan informasi yang jelas mengenai produk dan menjaga kebersihan dan keamanan dalam proses produksi.
Dia juga meminta agar konsumen juga lebih berhati-hati dan waspada dalam memilih parsel. Sebelum membeli, ia menyarankan agar konsumen memeriksa kondisi kemasan dan tanggal kedaluwarsa setiap produk. Konsumen diminta tak ragu untuk melaporkan jika menemukan produk dalam parsel yang tidak memenuhi standar pangan.
“Belilah parsel dari penjual yang terpercaya. Jangan konsumsi produk kedaluwarsa dan tidak layak,” tutur dia.
Pemberian parcel Nataru, katanya, merupakan salah satu cara untuk mendongkrak perekonomian masyarakat, khususnya UMKM. Oleh karena itu, ia berharap pembuatan dan distribusi parsel juga melibatkan UMKM. Produk-produk yang dimasukkan ke dalam parcel juga bisa merupakan produk khas daerah masing-masing.
“Ini jauh lebih positif dibandingkan membuat parsel dengan membeli barang-barang dari minimarket konvensional karena tidak melibatkan atau membantu UMKM,” pungkas Arzeti terkait parsel Nataru.