Liputan6.com, Jakarta – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menghadirkan terobosan baru di sektor hulu migas melalui penerapan teknologi Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR). Teknologi ini menjadi solusi inovatif untuk meningkatkan produksi minyak dari lapangan tua yang masih menyimpan cadangan besar, namun sulit dioptimalkan dengan metode konvensional seperti injeksi air.
Vice President Secondary & Enhanced Oil Recovery (VP S-EOR) PHR Regional 1 Syaiful Ma’arif menjelaskan, penerapan CEOR diharapkan mampu mendongkrak produksi migas nasional sekaligus mendukung upaya pemerintah menjaga ketahanan energi.
“Teknologi ini dirancang untuk menyapu sisa minyak yang terperangkap di pori-pori batuan reservoir agar dapat diproduksikan secara optimal,” jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (19/12/2025).
Sebagai pelopor penerapan CEOR skala komersial di Indonesia, PHR menggunakan kombinasi tiga bahan kimia, yakni alkali, surfaktan, dan polimer (ASP). Ketiganya diinjeksikan ke dalam reservoir untuk meningkatkan efisiensi pengeluaran minyak.
Surfaktan berperan menurunkan tegangan antar muka minyak dan air sehingga minyak lebih mudah terlepas dari batuan. Polimer berfungsi menyapu minyak yang telah terlepas, sementara alkali membantu mengurangi penyerapan surfaktan dan polimer oleh batuan reservoir. Kombinasi ini diyakini mampu meningkatkan perolehan minyak secara signifikan dari lapangan tua.
Langkah ini sekaligus menegaskan komitmen PHR dalam memaksimalkan potensi cadangan migas nasional melalui inovasi teknologi yang berkelanjutan.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5450035/original/052771500_1766125881-WhatsApp_Image_2025-12-19_at_13.20.20.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)