Malang (beritajatim.com) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang akan tetap menerjunkan pasukannya saat libur panjang Hari Raya Idul fitri 1445 Hijriah atau 2024 nanti. Mereka tetap bertugas menjaga kebersihan serta meminimalisir risiko bencana seperti halnya pohon tumbang.
Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau (RTH) DLH Kota Malang, Laode Kulaita B. Alfitra mengatakan, penanganan sampah, layanan persampahan tetap dilakukan normal seperti hari-hari biasa.
Dimana dalam hal layanan pengangkutan sampah dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tetap dilaksanakan seperti biasa, namun kemungkinan pada hari H Lebaran akan menyesuaikan.
“Petugas pramu kebersihan tetap melaksanakan tugasnya seperti biasa, baik petugas sif pagi maupun sif siang rutin melaksanakan tugasnya,” ujar Laode, Kamis, (28/3/2024).
Untuk perawatan taman yang tersebar di Kota Malang akan dilakukan dengan sistem piket. Petugas akan dijadwal secara bergantian, seperti untuk perawatan taman kota, hutan kota dan jalur hijau.
Tugasnya, melakuKn penyapuan, penyisiran, serta pengangkutan sampah di taman kota, hutan kota dan jalur hijau. Untuk penanganan pohon tumbang, dalam hal antisipasi penanganan, pihak DLH akan menyiagakan tim penanganan kejadian pohon tumbang setiap hari selama libur Idul fitri.
“Sedangkan untuk meminimalisir risiko kejadian pohon tumbang, saat ini sampai mendekati libur Idulfitri, DLH melakukan perempesan atau perapian pohon di sejumlah kawasan. Seperti di Jalan Kahuripan, Jalan Majapahit, Jalan Tumapel, dan Jalan Kertanegara,” ujar Laode.
Dari berbagai langkah dan antisipasi tersebut, harapannya saat libur panjang nanti Kota Malang tetap bersih, indah dan terjadinya bencana dapat diminimalisir.
“Jadi warga yang sedang merayakan Hari Raya Idulfitri maupun yang menikmati liburan akan merasa nyaman serta aman,” ujar Laode.
Sementara Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menegaskan bahwa mitigasi dan penanganan kebencanaan merupakan salah satu bentuk pelayanan Pemerintah Kota Malang kepada masyarakat.
“Penanggulangan bencana bukan hanya sekedar tugas pemerintah, melainkan perlu kolaborasi antarsektor dan peran aktif masyarakat, yang dapat dilakukan dengan menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup, dan juga memberikan informasi kejadian bencana atau potensi-potensi pemicu bencana kepada petugas,” kata Wahyu. (luc/ian)