Bisnis.com, JAKARTA – Rencana pemerintah melakukan impor gandum untuk pakan sebagai alternatif jagung mendapat respon dari Asosiasi Peternak Layer.
Ketua Umum Asosiasi Peternak Layer Musbar Mesdi menyampaikan, pemakaian jagung untuk peternak ayam maupun pabrikan pakan tidak dapat diubah. Apalagi, efisiensi biaya jagung jauh lebih tinggi dibanding gandum.
“Pabrikan pakan atau peternak lebih suka pakai jagung di banding gandum,” kata Musbar kepada Bisnis, Rabu (7/1/2025).
Musbar mengatakan, saat ini tidak ada yang menggunakan gandum untuk pakan. Apalagi untuk menggunakan gandum sebagai pakan, perlu adanya feed additive atau imbuhan pakan.
Sebagai informasi, feed additive merupakan bahan yang ditambahkan ke pakan guna meningkatkan kualitas pakan, kesehatan, dan produktivitas hewan.
Alih-alih gandum, para peternak maupun pabrikan menggunakan jagung lokal lantaran harganya yang murah. Musbar mengungkap, harga jagung saat ini dipatok dikisaran Rp5.200 – Rp5.400 per kilogram.
“Saat ini tidak ada yang pakai gandum karena harga jagung dalam negeri murah,” ujarnya.
Di sisi lain, rencana tersebut menimbulkan pertanyaan di kalangan peternak. Mengingat pada Februari 2025, Indonesia memasuki panen raya jagung. Langkah ini, menurutnya dapat merugikan petani.
“Ini bisa menghancurkan harga jagung, petani akan marah,” ungkapnya.
Rencana itu juga dinilai tidak sejalan dengan rencana swasembada pangan. Di mana, pemerintah sebelumnya berencana untuk menghentikan impor sejumlah komoditas pangan untuk mendukung swasembada pangan.
Dalam catatan Bisnis, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan berencana untuk impor gandum. Rencana ini akan dibahas lebih lanjut dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) dengan kementerian/lembaga terkait.
“Tadi sepakat, nanti ada pengganti jagung untuk pakan itu, ada gandum. Gandum untuk pakan, itu harganya murah. Ini nanti kita akan rataskan,” kata Zulhas dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Senin (6/1/2025).
Alih-alih jagung, Zulhas menyebut bahwa pemerintah bakal impor gandum untuk pakan ternak. Pasalnya, para petani saat ini tengah bersemangat menanam jagung. Dia tidak ingin, semangat itu luntur lantaran pemerintah mendatangkan jagung dari luar negeri.
Namun demikian, pemerintah belum menetapkan berapa banyak gandum untuk pakan yang bakal diimpor dan kapan rencana tersebut akan direalisasikan.