Pertama Kali dalam Sejarah, Israel Pecat Kepala Shin Bet, Hamas: Bukti Manipulasi Netanyahu
TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Israel dengan suara bulat menyetujui pemecatan kepala Shin Bet Ronen Bar pada Jumat (21/3/2025).
Pemecatan ini menandai pertama kalinya dalam sejarah negara pendudukan itu kalau kepala badan keamanan internalnya diberhentikan dari jabatannya, media Israel melaporkan.
“Pemerintah dengan suara bulat menyetujui usulan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengakhiri masa jabatan Direktur ISA (Otoritas Sekuritas Israel) Ronen Bar,” kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Anews, Jumat.
“Ronen Bar akan menyelesaikan tugasnya pada tanggal 10 April 2025 atau saat Direktur ISA tetap ditunjuk, mana pun yang lebih dulu,” tambahnya.
Ini menandai pertama kalinya seorang kepala Shin Bet Israel diberhentikan, harian Times of Israel melaporkan.
Pada Kamis, Bar mengirimkan surat kepada pemerintah sebagai tanggapan atas keputusan Netanyahu, dengan menyatakan kalau pemecatan tersebut didasarkan pada klaim yang tidak berdasar dan menunjukkan motif tersembunyi di baliknya.
“Rancangan resolusi sebagaimana dirumuskan berisi klaim-klaim umum, ringkas, dan tidak berdasar yang tidak memungkinkan saya untuk memberikan tanggapan yang tertib dan tampaknya menyembunyikan motif di balik niat untuk mengakhiri masa jabatan saya,” kata Bar dalam suratnya.
“Israel saat ini sedang berada dalam periode yang sangat sulit dan kompleks. Lima puluh sembilan sandera masih berada di jantung Gaza; Hamas belum dikalahkan; kita berada di tengah perang multi-front; dan pengaruh Iran sangat kuat di negara ini,” tambah Bar.
TOLAK DIPECAT – Kepala Shin Bet, Ronen Bar yang berkonflik dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Ada tudingan Netanyahu memecat Ronen Bar karena kepentingan kasus penyidikan yang akan dilaksanakan Shin Bet terkait Netanyahu dalam kasus korupsi. (Flash90/tangkap layar)
Menolak Setia Secara Pribadi
Pada Minggu malam, Netanyahu mengumumkan keputusannya untuk memecat Bar, dengan alasan “kurangnya kepercayaan” kepadanya—bagian dari dampak berkelanjutan dari peristiwa 7 Oktober 2023.
Namun, Bar telah mengisyaratkan motif politik di balik pemecatan tersebut, yang menunjukkan kalau keputusan Netanyahu berasal dari penolakannya untuk menunjukkan “kesetiaan pribadi” kepada perdana menteri.
Santer diberitakan, keputusan Israel untuk melanjutkan perang, dengan menolak proses negosiasi lanjutan dengan Hamas, cenderung mengabaikan saran dan rekomendasi sejumlah badan keamanan negara pendudukan tersebut, termasuk Shin Bet dan IDF.
Netanyahu, disebutkan dalam sejumlah laporan, memilih untuk melaksanakan perluasan agresi kembali ke Gaza dengan motif mempertahankan pemerintahannya dari kehancuran alih-alih mengutamakan nasib sandera Israel.
Lebih dari 700 warga Palestina tewas dan lebih dari 900 terluka dalam serangan udara mendadak oleh Israel di Gaza sejak Selasa, menghancurkan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan yang berlaku pada bulan Januari.
Hampir 50.000 warga Palestina terbunuh, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 112.000 terluka dalam serangan brutal militer Israel di Gaza sejak Oktober 2023.
November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.
Hamas: Bukti Manipulasi Netanyahu
Adapun Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas menyatakan kalau pernyataan kepala Shin Bet (Badan Keamanan Israel) tersebut mengungkap manipulasi Netanyahu terhadap negosiasi dan upayanya untuk menyabotase perjanjian apa pun demi tujuan politiknya sendiri.
Hamas menjelaskan kalau pernyataan kepala Shin Bet mengungkapkan bahwa Netanyahu adalah dan tetap menjadi hambatan nyata bagi kesepakatan pertukaran apa pun.
Dia menunjukkan bahwa pernyataan kepala Shin Bet mengungkap upaya Netanyahu untuk merekayasa negosiasi formal untuk mengulur waktu dan mengulur waktu.
(oln/anews/khbrn/*)