Persoalan Sampah Pasar Induk Gedebage, Pengeloaan Masih Minim Perhatian

Persoalan Sampah Pasar Induk Gedebage, Pengeloaan Masih Minim Perhatian

JABAR EKSPRES – Persoalan sampah di Kota Bandung masih mencuat, kali ini sorotan pada kawasan komersial, khususnya Pasar Induk Gedebage. Sampah yang menggunung, kebijakan tak berjalan efektif, serta dualisme pengelolaan pasar menjadi benang kusut yang belum terurai.

Padahal menurut Jefry Rohman dari Tim Advokasi Pengelolaan Sampah WALHI Jawa Barat, menyebut, Pasar Induk Gedebage sebenarnya punya lahan yang bisa dimanfaatkan untuk pengelolaan sampah, tetapi tidak digunakan secara optimal.

Adapun apabila menilik data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, produksi sampah harian di kota ini mencapai 1.222 ton atau sekitar 69 persen dari total sampah di Bandung Raya.

Diketahui bahwa dari jumlah itu, sekitar 874 ton berasal dari kawasan komersial seperti pasar, hotel, restoran, dan pusat perbelanjaan.

BACA JUGA: DPRD Cimahi Soroti Krisis Sampah dan Infrastruktur, Minta Sinergi Semua Pihak

“Pemerintah pun seharusnya bisa merangkul paguyuban pedagang di pasar ini untuk ikut serta dalam pengelolaan sampah,” tulisnya berdasarkan policy brief ‘Urgensi Perubahan Paradigma Tata Kelola Sampah Bandung Raya’ yang dikutip Jabar Ekspres, pada Kamis (20/2).

Pasar Induk Gedebage berada di bawah naungan Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Bandung, tetapi dalam praktiknya pengelolaan sampah juga melibatkan PT Ginanjar serta Paguyuban Warga Pasar Induk Gedebage (PWPIG). Sistem ini justru menambah keruwetan, bukan solusi.

“Ketidaksinergian antara dinas lingkungan hidup dan PD Pasar menjadi faktor utama buruknya pengelolaan sampah di sini. Bukannya berkoordinasi untuk mencari solusi, pengelola pasar justru menyerahkan urusan sampah ke pihak lain tanpa ada arahan dan pemantauan yang jelas,” ujar Jefry.

Jenis sampah di Pasar Induk Gedebage didominasi oleh sampah organik, sekitar 85 persen dari total limbah yang dihasilkan. Setiap hari, pasar ini menghasilkan sekitar 40 meter kubik sampah yang seharusnya bisa diolah di lokasi.

“Sayangnya, pengelolaan sampah di tingkat pasar justru minim perhatian. Bahkan, beberapa perusahaan yang sebelumnya tertarik untuk bekerja sama mengelola sampah akhirnya batal karena sistem yang tidak jelas,” tambah Jefry.

BACA JUGA: Imbas Tumpukan Sampah Pasar Gedebage, Anak-Anak Paud Strawberry Terpaksa Belajar di Luar Kelas