Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Persiapan Program Makan Bergizi Gratis, Perlunya Model Dapur Fleksibel

Persiapan Program Makan Bergizi Gratis, Perlunya Model Dapur Fleksibel

Jakarta, Beritasatu.com – Program makan bergizi gratis yang melibatkan berbagai usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan masyarakat lokal dalam penyediaan bahan makanan akan mulai dilaksanakan pada Januari 2025. 

Namun, hasil uji coba yang dilakukan sejak Oktober 2024 menunjukkan diperlukan lebih dari satu model dapur untuk menerapkan program ini di berbagai wilayah Indonesia.

“Pemerintah tidak bisa memaksakan satu bentuk dapur yang dapat diterapkan di seluruh wilayah Indonesia,” ujar peneliti CORE Indonesia Eliza Mardian kepada Beritasatu.com di Jakarta, Rabu (18/12/2024).

Menurutnya, model dapur yang dimaksud mencakup berbagai sistem penyediaan makanan, seperti katering sekolah, koperasi, dapur umum, hingga komunitas lokal. 

Menurut Eliza, di daerah perkotaan, model dapur berbasis UMKM dapat disesuaikan dengan jarak sekolah dan akses ke UMKM yang ada. Namun, di daerah terpencil bergantung pada UMKM tidak selalu memungkinkan, sehingga koperasi yang dibentuk oleh ibu-ibu setempat menjadi alternatif yang lebih tepat.

Ia menambahkan, pemerintah daerah (Pemda) perlu menyosialisasikan mekanisme kerja sama dan manfaat koperasi ibu-ibu di daerah guna memastikan kelancaran penerapan model dapur lokal.

“Di daerah NTT, ibu-ibu yang menerima manfaat sering kali juga yang memasak. Hal ini mempermudah mereka karena mereka merasa seperti memasak untuk anak-anak mereka sendiri. Oleh karena itu, sangat penting memiliki tokoh sentral di tingkat lokal yang bisa menggerakkan masyarakat untuk mendukung keberhasilan program makanan bergizi gratis,” lanjut Eliza.

Terkait distribusi makan bergizi gratis, Eliza mengusulkan agar jarak antara sekolah dan dapur tidak terlalu jauh, dengan target waktu pengiriman maksimal 10 menit. Langkah ini bertujuan untuk menjaga makanan tetap hangat dan meminimalisir risiko kontaminasi.

“Lebih aman jika jaraknya dekat. Selain itu, biaya logistik bisa lebih efisien,” tambah Eliza, mengingat anggaran yang besar diperlukan untuk menjalankan program ini.

Diketahui, pemerintah menganggarkan Rp 71 triliun untuk program makan bergizi gratis pada 2025, dengan target 17 juta penerima manfaat. Dengan anggaran tersebut, pemerintah menargetkan bahwa pada 2029, jumlah penerima manfaat akan meningkat menjadi 82 juta orang.