Persembahan Perdana Erik ten Hag

25 February 2023, 7:30

SUDAH satu dekade Old Trafford sepi pesta kemenangan. Dua tahun lalu, harapan itu sempat muncul ketika Ole Gunnar Solskjaer membawa Manchester United melaju ke final Piala UEFA. Namun, pesta besar gagal dilakukan setelah ‘Setan Merah’ dipaksa menyerah oleh Villareal dalam drama adu tendangan penalti.

Kini, harapan untuk mengangkat piala tebersit kembali. Pelatih asal Belanda Erik ten Hag mampu membawa Manchester United tampil di final Piala Carabao menghadapi Newcastle United di Stadion Wembley, besok malam.

Kalau Bruno Fernandes mampu mengangkat piala, Ten Hag bak Julius Caesar yang menggaungkan ungkapan veni, vidi, vici. Ten Hag benar-benar datang, kemudian dia melihat, dan selanjutnya menaklukkan.

Pada musim pertamanya di Inggris, Ten Hag sudah mampu mengalahkan semua pelatih besar yang lebih dulu malang melintang di kompetisi Inggris. Ia mampu membuat ‘Setan Merah’ mengalahkan tim asuhan Josep Guardiola, kemudian tim asuhan Juergen Klopp, tim asuhan Antonio Conte, dan tim asuhan Mikel Arteta.

Ten Hag benar-benar mengubah ‘Setan Merah’ dari tim yang mudah menyerah menjadi tim yang pantang menyerah. Seperti di zaman Alex Ferguson, Fernandes dan kawan-kawan mampu menghukum lawan yang menganggap enteng mereka dan terlena dengan keunggulannya.

Raksasa Liga Primer, Manchester City, dipaksa menelan pil pahit setelah unggul lebih dulu, dengan dua gol balasan ‘Setan Merah’ yang dicetak dalam periode 4 menit. Kamis malam lalu, giliran raksasa Eropa, Barcelona, yang dibuat menyerah 1-2, setelah sempat unggul di menit ke-4 melalui penalti Robert Lewandowski.

“Saya berharap anak-anak bisa mengangkat piala pertamanya Minggu malam nanti. Kalau mereka mampu melakukan itu, saya pantas berharap akan ada piala berikutnya yang bisa mereka dapatkan di musim ini,” ujar Ten Hag penuh harap.

 

Pelatih berkarakter

Tidak salah apabila Manchester United memilih Ten Hag sebagai pelatih definitif mereka. Pelatih asal Ajax Amsterdam itu merupakan pelatih yang memiliki karakter kuat dan telaten dalam bekerja.

Sejak awal datang ke Old Trafford jelas sekali prinsip yang ia ingin terapkan. Pertama, ia tidak peduli pada nama besar dan hanya akan menurunkan pemain yang paling siap untuk bermain, serta cocok dengan tim yang harus dihadapi.

Sebelum pelatih Portugal Fernando Santos berani membangkucadangkan mahabintang Cristiano Ronaldo, Ten Hag lebih dulu melakukan itu. Ia berani untuk menjadikan Marcus Rashford sebagai ujung tombak karena Ronaldo terlalu sering membuang kesempatan mencetak gol.

Kedua, Ten Hag merombak formasi empat pemain di belakang. Kapten kesebelasan Harry Maguire dijadikan cadangan karena terlalu sering membuat kesalahan fatal yang menyebabkan kekalahan. Ia memilih mendatangkan pemain kawakan dari Real Madrid Raphael Varane serta center-back asal Ajax, Lisandro Martinez, sebagai palang pintu.

Maguire sepertinya tinggal menunggu waktu untuk dilepas di musim mendatang. Kalau dua center-back andalan tidak bisa bermain, Ten Hag lebih memilih menggeser bek kiri Luke Shaw ke tengah dan memercayakan pemain muda Tyrell Malacia mengisi posisi Shaw.

Keputusan terakhir untuk mendatangkan Casemiro ke Old Trafford melengkapi tranformasi Manchester United. ‘Setan Merah’ kembali menjadi tim yang utuh. Apalagi ia bisa menyuntikkan faktor determinasi kepada diri setiap pemain sehingga ibarat roda, ‘Setan Merah’ kini mampu menggilas siapa saja.

Termasuk besok malam, Fernandes dan kawan-kawan memiliki peluang besar untuk melindas Newcastle. Kehadiran kembali Casemiro setelah menjalani tiga larangan bermain, membuat Ten Hag lebih mudah menyusun kekuatan.

Sejak kehadiran Casemiro, Fred pun berkembang sebagai destroyer yang efektif. Gelandang asal Brasil itu bukan hanya pintar untuk mengganggu permainan lawan, melainkan juga bisa tampil sebagai pendobrak gawang lawan. Gol balasan ‘Setan Merah’ ke gawang Barcelona tercipta karena aksi Fred menerobos pertahanan lawan.

Satu lagi pemain Brasil yang bisa tampil kembali setelah pulih dari cedera ialah Antony. Ia akan semakin menakutkan sebagai penyerang sayap apabila tidak terlalu banyak melakukan aksi individu yang tidak perlu. Kaki kirinya yang kuat membuat ia mampu melepas tendangan terukur dari luar kotak penalti.

Duet Antony dan Rashford akan menjadi penentu kemenangan ‘Setan Merah’. Mereka bukan hanya memiliki kecepatan, melainkan juga pandai untuk mengoptimalkan serangan dari sayap. Apabila Wout Werghorst mampu tampil dengan performa seperti di Piala Dunia 2022, trio penyerang Manchester United semakin sulit untuk ditahan.

 

Nick Pope

Seperti halnya Manchester United, 2023 merupakan tahun kebangkitan bagi Newcastle. Kehadiran Pangeran Muhammad bin Salman di Tyneside membangunkan harapan bagi klub di pinggir Sungai Tyne itu untuk mengangkat piala yang sudah 68 tahun tidak pernah mereka rasakan.

Satu yang membuat pelatih Eddie Howe sedikit kecewa ialah tidak bisa tampilnya kiper andalan Nick Pope di partai pemungkas. Pope harus duduk sebagai penonton karena kesalahan fatal untuk menepis bola dengan tangan di luar kotak penalti saat menghadapi Liverpool di Liga Primer.

Absennya Pope membuat Howe tidak punya pilihan kecuali memercayakan Loris Karius untuk berdiri di bawah mistar. Karius selama ini lebih banyak duduk di bangku cadangan setelah membuat dua kesalahan fatal saat membela Liverpool berhadapan Real Madrid di final Liga Champions 2018.

Namun, Howe yakin apabila Karius belajar banyak dari kesalahan yang membuat Liverpool gagal menjadi juara. “Saya melihat Loris selalu tampil tenang dan berupaya untuk melakukan yang terbaik. Ketenangan dan kepercayaan dirinya menunjukkan bahwa ia siap untuk tampil nanti,” ujar Howe.

Howe yakin bisa membuat kejutan karena dua pemain andalan Joelinton dan Joe Willock dipastikan bisa tampil besok malam. Joeliton menjadi partner yang cocok untuk Callum Wilson dan Miguel Almiron di depan. Sementara itu, Willock menggalang lapangan tengah bersama playmaker Bruno Guimaraes dan Sean Longstaff.

Newcastle yang musim sebelumnya nyaris terdegradasi, lebih dulu sukses mentransformasi diri daripada ‘Setan Merah’. Kehadiran Guimaraes membuat serangan the Magpies lebih terarah dan menggigit. Pep Guardiola pun sempat kaget ketika Manchester City dipaksa bermain imbang 3-3 di awal kompetisi.

Howe tepat ketika menarik Kieran Trippier dari Atletico Madrid. Ia bukan hanya mampu menjadi bek kanan yang diandalkan, melainkan juga menjadi kapten yang mampu mengoordinasikan barisan belakang yang solid.

Keakuratan Trippier untuk memanfaatkan tendangan bebas di sekitar kotak penalti lawan bisa mengubah pertandingan. Kiper ‘Setan Merah’ David de Gea harus sangat berhati-hati apabila terjadi pelanggaran di dekat kotak penalti.