Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Perjalanan 5 Dekade Nestle Indonesia Berdayakan Peternak Sapi Perah di Jatim

Perjalanan 5 Dekade Nestle Indonesia Berdayakan Peternak Sapi Perah di Jatim

Jakarta

Selama hampir lima dekade, PT Nestlé Indonesia telah menjalin kemitraan dengan komunitas peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur. Hal ini termasuk upaya Nestlé untuk meningkatkan komoditas susu sapi perah yang berdampak positif pada perekonomian Jawa Timur.

Selain membantu memenuhi kebutuhan pasokan susu segar untuk kegiatan operasional pabrik, inisiatif ini juga sebagai kontribusi untuk membantu pengembangan komunitas peternakan sapi perah rakyat di sekitar wilayah operasional Nestlé Indonesia agar lebih tangguh dan makmur.

Diketahui, agribisnis sapi perah di Jawa Timur berawal dari usaha keluarga sejak masa kolonial, ketika sapi perah jenis Friesian Holstein (FH) diimpor dari Belanda. Pada 1970, agribisnis ini berkembang menjadi usaha swasta skala menengah, meskipun hanya terdapat di beberapa wilayah tertentu.

Saat ini, Jawa Timur menjadi produsen susu sapi terbesar di Indonesia yang telah berkontribusi signifikan terhadap industri susu sapi nasional.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), provinsi Jawa Timur mencatat produksi susu sapi tahunan sebesar 456,34 ribu ton pada 2021, memperkuat posisinya sebagai produsen susu sapi terbesar secara nasional.

Adapun PT Nestlé Indonesia yang telah berdiri lebih dari 52 tahun di Indonesia, terus menunjukkan perhatian terhadap pertanian berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat di Indonesia. Termasuk pengembangan peternakan sapi perah rakyat di Jawa Timur.

“Sejalan dengan cara berbisnis yang kami usung yaitu Creating Shared Value, PT Nestlé Indonesia bermitra dengan para peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur sebagai wujud komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka, serta mendukung peningkatan perekonomian di daerah. Saat ini, kami turut mendorong mereka untuk mengimplementasikan praktik pertanian berkelanjutan sebagai bagian untuk melestarikan sumber daya bagi generasi mendatang,” kata Head of Sustainable Agri PT Nestlé Indonesia Syahrudi dalam keterangan tertulis, Kamis (19/12/2024).

Jawa Timur: Memelihara Tradisi Peternakan Sapi Perah Rakyat

Foto: dok. Nestle Indonesia

Kemitraan pertama PT Nestlé Indonesia dengan komunitas peternak sapi perak rakyat di Jawa Timur dimulai pada 1975. Pada tahun tersebut, PT Nestlé Indonesia menjalin kemitraan bersama Koperasi Susu SAE Pujon, Malang dengan membeli 160 liter susu segar untuk memenuhi kebutuhan bahan baku operasional pabrik pertama Nestlé yang berada di Waru, Jawa Timur.

Seiring berjalannya waktu, PT Nestlé Indonesia telah bekerja sama dengan lebih dari 31 koperasi di Jawa Timur dan lebih dari 27.000 peternak sapi perah rakyat. Pasalnya, PT Nestlé Indonesia menyadari perlunya lebih banyak dukungan untuk meningkatkan peternakan sapi perah rakyat di Jawa Timur.

Pada 1985, perusahaan membentuk tim khusus bernama AgriService yang bertugas mendampingi para peternak untuk membantu mereka meningkatkan produktivitas dan kualitas susu segar mereka.

Hal ini menandai perubahan signifikan menuju pendekatan yang lebih kolaboratif. Nestlé secara aktif terlibat dengan komunitas peternak untuk mengatasi kebutuhan dan tantangan spesifik mereka.

Pada 1988, Nestlé Indonesia membangun pabrik baru di Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur. Maka dari itu, mitra koperasi susu segar mulai mengirimkan pasokan susu segar ke pabrik Kejayan.

“Pabrik Kejayan diperuntukkan untuk menghasilkan beberapa produk-produk susu PT Nestlé Indonesia. Tentunya, kami memerlukan bahan baku susu segar yang kami perolah secara lokal dari mitra kami, para peternak sapi perah rakyat yang berada di Jawa Timur,” Kata PT Nestlé Indonesia Factory Manager Kejayan Imelda Mayasari.

“Dengan menggunakan sumber daya lokal, kami dapat memastikan kualitas dan kesegaran tertinggi untuk produk kami sekaligus mendukung penghidupan para peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur. Hal ini semakin memperkuat rantai pasokan dan memastikan aliran bahan baku berkualitas tinggi yang stabil,” imbuhnya.

Kemudian, pada 2007 perusahaan mengubah nama tim AgriService menjadi Milk Procurement and Dairy Development (MPDD). Berfokus pada wilayah unit khusus ini bekerja sama dengan koperasi dan peternak sapi perah rakyat, memberikan dukungan dan bimbingan secara komprehensif.

Tim MPDD hingga kini telah mendampingi lebih dari 27.000 peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur dengan serangkaian program, di antaranya pelatihan praktik peternakan sapi perah yang baik dan berkelanjutan, pengoptimalan produktivitas dan kualitas, serta dorongan untuk menjalankan bisnis yang lebih ramah lingkungan.

Bantuan dan pelatihan ini sejalan dengan misi jangka panjang Nestlé untuk mendukung dan mempercepat transisi menuju sistem pangan regeneratif, yang tidak hanya melindungi tetapi juga memulihkan lingkungan untuk generasi masa depan.

“Di Nestlé, kami berkomitmen untuk mendorong peningkatan peternakan sapi perah rakyat di Jawa Timur, sekaligus membangun masa depan yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat. Apabila pada awal kerja sama, kami fokus untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas susu perah, saat ini kami sudah menuju bagaimana para peternak dapat menjalankan usaha dengan penerapan praktik peternakan yang ramah lingkungan demi melindungi lahan dan sumber daya untuk tahun-tahun mendatang. Salah satu contohnya ialah mendorong pemanfaatan pakan ternak yang mampu menekan emisi karbon yang dihasilkan sapi,” ungkap Head of Milk Procurement & Dairy Development PT Nestlé Indonesia Ida Royani.

Salah satu faktor pendorong inisiatif yang dilakukan di Jawa Timur tidak terlepas dari komitmen keberlanjutan PT Nestlé Indonesia. Pada 2008, perusahaan membangun fasilitas air bersih yang menjangkau 2.300 keluarga peternak sapi perah.

Fasilitas ini dirancang untuk mendukung para peternak dalam menjaga kualitas susu segar melalui penerapan praktik kebersihan yang baik, mencakup perawatan sapi dan kebersihan kandang. Selain itu, akses air bersih juga meningkatkan kesehatan masyarakat.

Lebih lanjut, sebagai kontribusi untuk menjaga kebersihan lingkungan secara bersama-sama dan upaya pengurangan emisi gas rumah kaca, PT Nestlé Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Rumah Energi.

Keduanya memperkenalkan program untuk mengelola limbah peternakan sapi perah menjadi biogas, mendorong ekonomi sirkular dan mengurangi dampak industri terhadap lingkungan sejak 2010.

Hingga kini, PT Nestlé Indonesia telah membantu membangun lebih dari 8.700 unit kubah biogas untuk mengelola kotoran sapi menjadi energi terbarukan yang dapat digunakan untuk memasak dan penerangan.

Adapun limbah slurry yang dihasilkan dari pengolahan biogas dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan lahan pakan ternak. Hal ini menciptakan sistem pertanian sirkular terintegrasi pada peternakan sapi perah di Jawa Timur, sejalan dengan ambisi Nestlé untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2050.

Pada 2014, PT Nestlé Indonesia menerapkan inisiatif pembagian pemgembangan produk susu untuk meningkatkan kualitas sapi perah, sehingga ternak sapi perah dipastikan lebih kuat dan produktif.

Pendekatan langsung perusahaan terus berkembang, dengan PT Nestlé Indonesia membimbing para peternak untuk memprioritaskan kenyamanan dan kesejahteraan sapi mereka demi produksi susu yang optimal.

Salah satu peternak sapi perah Siswantoro yang berasal dari anggota Koperasi Unit Desa Sumber Makmur, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, menceritakan dampak yang dirasakan dari dukungan PT Nestlé Indonesia.

“Manfaat yang saya peroleh dari Nestlé Indonesia antara lain subsidi pengadaan mesin pemerah susu, chopper, kipas angin; maupun ilmu berharga melalui pelatihan dan bimbingan mereka. Hal ini bermanfaat bagi kami sebagai peternak sapi perah bagaimana kami dapat menjaga kesehatan sapi perah untuk menghasilkan susu yang berkualitas, sehingga masyarakat dapat mengonsumsi produk susu bergizi yang bahan bakunya berasal dari sapi kami,” kata Siswantoro.

Pada tahun 2021, perusahaan meluncurkan inisiatif terbaru yang berfokus pada pertanian regeneratif, sebuah pendekatan holistik yang memprioritaskan praktik peternakan berkelanjutan.

Melalui kerja sama yang erat dengan para peternak untuk menerapkan metode-metode ini, PT Nestlé Indonesia tidak hanya meningkatkan kualitas dan hasil susu. Akan tetapi, juga mengembangkan industri susu yang lebih sadar lingkungan sehingga memberikan manfaat bagi komunitas peternak dan ekosistem yang lebih luas.

Selain itu, Nestlé juga memperluas jangkauannya dengan menjalin kerja sama dengan para peternak sapi perah rakyat di Jawa Tengah. Adapun hasil susu segar yang dihasilkan para peternak sapi perah rakyat akan diserap oleh pabrik terbaru Nestlé Indonesia yang berada di Batang, Jawa Tengah.

Terdapat berbagai isu dan tantangan yang dihadapi dalam proses perjalanan pemberdayaan para peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur.

Pada awal 2022, muncul wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang turut menyerang hewan, termasuk sapi-sapi di Indonesia. Langkah yang diambil Nestlé Indonesia untuk mendukung pemerintah Jawa Timur menanggulangi penyebaran wabah tersebut adalah dengan pengadaan program vaksinasi bagi mitra peternak sapi perah di Jawa Timur.

Lalu, mendistribusikan bantuan sebesar Rp 7,7 miliar kepada peternak sapi perah rakyat, termasuk 35 mitra koperasi, dalam bentuk obat-obatan, vitamin, disinfektan, dan pakan tambahan dari bulan Juni hingga September.

Foto: dok. Nestle Indonesia

Kerja sama berkelanjutan antara PT Nestlé Indonesia dan peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur diharapkan dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya melalui pengembangan komoditas susu sapi perah.

(prf/ega)