Jakarta, Beritasatu.com – Lailatul Qadar (Lailatulqadar) adalah malam istimewa yang memiliki keutamaan luar biasa dalam Islam. Malam ini disebut dalam Al-Qur’an sebagai malam yang lebih baik daripada seribu bulan.
Lailatul Qadar merupakan malam ketika Al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Rasulullah SAW, menjadikannya malam penuh keberkahan dan kemuliaan. Rasulullah SAW sangat menanti-nantikan malam ini, terutama pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.
Dalam sebuah riwayat, Aisyah RA menyampaikan ketika memasuki 10 malam terakhir Ramadan, Rasulullah Saw. meningkatkan ibadahnya, membangunkan keluarganya, dan menghidupkan malam-malam tersebut dengan doa serta zikir.
Peristiwa Bersejarah pada Malam Lailatul Qadar
Ketika wahyu pertama turun, Rasulullah SAW sedang bertafakur di Gua Hira. Dalam keheningan malam, saat jiwanya mencapai kesucian tertinggi, Allah Swt mengutus malaikat Jibril untuk menyampaikan firman-Nya.
Peristiwa ini menjadi awal dari risalah kenabian yang membawa perubahan besar bagi umat manusia. Namun, selain turunnya wahyu, ada kisah lain yang menggambarkan keberkahan Lailatul Qadar, yaitu kesaksian Rasulullah SAW tentang keindahan malam tersebut.
Pada salah satu malam di sepuluh hari terakhir Ramadan, Rasulullah SAW melaksanakan salat malam bersama para sahabatnya. Setelah selesai, beliau mengangkat tangan dan berdoa dengan penuh khusyuk.
Para sahabat yang hadir mengamini doa tersebut, sementara langit tampak mendung tanpa bintang. Tiba-tiba, angin bertiup lembut di dalam masjid, diikuti oleh hujan deras yang membasahi lantai masjid yang saat itu belum memiliki atap.
Salah seorang sahabat sempat tergoda untuk mencari tempat berteduh, tetapi ketika melihat Rasulullah SAW dan sahabat lainnya tetap bersujud dengan penuh kekhusyukan, dia mengurungkan niatnya. Rasulullah SAW saat itu merasakan sesuatu yang luar biasa saat bersujud.
Dalam keadaan tersebut, dia menyaksikan sebuah pemandangan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Dunia lain yang dipenuhi cahaya Ilahi terbentang di hadapannya, sebuah keindahan yang membuat beliau enggan mengangkat kepala dari sujudnya.
Keagungan Malam Lailatul Qadar dan Kedatangan para Malaikat
Berbeda dengan Rasulullah SAW yang tetap teguh dalam ibadahnya, beberapa sahabat mulai merasa kedinginan akibat hujan yang turun begitu deras. Hujan hanya berhenti ketika Rasulullah SAW mengangkat kepala dari sujudnya dan menyelesaikan salatnya.
Anas bin Malik, salah satu sahabat dekatnya, hendak memberikan pakaian kering kepada Rasulullah SAW, tetapi beliau menolak dengan lembut, seraya berkata, “Wahai Anas bin Malik, biarkan pakaian kita tetap basah. Nanti pakaian kita akan kering dengan sendirinya”.
Setelah itu, Rasulullah SAW menceritakan pengalaman luar biasa yang beliau alami dalam sujudnya. Pada malam itu, beliau melihat para malaikat turun ke bumi dalam jumlah yang tak terhitung, dipimpin oleh malaikat Jibril.
Para malaikat berbaris rapi, mengumandangkan tasbih dan tahmid, memenuhi alam semesta dengan cahaya suci yang belum pernah disaksikan manusia sebelumnya. Lailatul Qadar adalah malam di mana langit dan bumi bersatu dalam keberkahan, dan doa-doa yang dipanjatkan dengan tulus akan dikabulkan oleh Allah Swt.
Keistimewaan malam Lailatul Qadar menjadikannya kesempatan terbaik bagi umat Islam untuk memperbanyak ibadah, berdoa, dan memohon ampunan kepada Allah Swt.
