Peringati Hari Ibu dan HKSN 2025, DNIKS Dorong Pemberdayaan Perempuan dan Lansia

Peringati Hari Ibu dan HKSN 2025, DNIKS Dorong Pemberdayaan Perempuan dan Lansia

Menurutnya, hal tersebut menegaskan bahwa kesetiakawanan sosial merupakan fondasi utama kehidupan berbangsa dan bernegara. “Nilai kepedulian, empati, dan solidaritas harus terus dirawat sebagai kekuatan sosial bangsa Indonesia,” ujarnya.

Gus Choi juga menekankan bahwa pemberdayaan perempuan dan kesejahteraan ibu bukan sekadar isu, melainkan strategi pembangunan jangka panjang. Investasi terhadap ibu, menurutnya, merupakan investasi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan. “Kita jadikan peringatan ini sebagai komitmen bersama untuk memuliakan para ibu Indonesia dengan kebijakan, program dan aksi nyata. Ibu sejahtera, masa depan bangsa cerah,” terangnya.

Sementara itu, Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Kemensos Suratna mengungkapkan bahwa rasio ketergantungan lansia di Indonesia terus meningkat dari tahun 2020 hingga 2024. Kondisi ini menunjukkan semakin banyak penduduk lanjut usia yang bergantung pada kelompok usia produktif. “Saat ini di Indonesia indeksnya mencapai 17,76,” kata Suratna.

Ia juga memaparkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2024 yang menunjukkan angka harapan hidup masyarakat Indonesia berada di kisaran 71 hingga 72 tahun. Namun, angka harapan hidup sehat hanya berada pada rentang 60 hingga 61 tahun. Artinya, sekitar 11 tahun usia penduduk dijalani dalam kondisi kurang sehat.

Data Kementerian Sosial juga menunjukkan bahwa berdasarkan temuan Indonesia Longitudinal Aging Survey (ILAS) 2024, banyak calon pensiunan masih ingin tetap bekerja, terutama di sektor informal. Bahkan, sekitar 58,9 persen penduduk usia 60 tahun ke atas masih ingin bekerja setelah usia 70 tahun. Karena itu, Suratna menilai kebijakan ketenagakerjaan perlu semakin inklusif terhadap lansia.