Jakarta, Beritasatu.com – Umat Buddha berkumpul di kawasan Riverwalk Island, Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, untuk merayakan perayaan Hari Kebesaran Si Mian Fo, yang juga dikenal sebagai Phra Phrom.
Lebih dari 3.000 umat Buddha memadati kawasan tersebut. Antusias umat yang tinggi membuat sebagian umat mengikuti ibadah di area foodtruck yang turut difasilitasi dengan layar besar untuk dapat menyaksikan secara langsung prosesi ibadah.
CEO Agung Sedayu Grup Steven Kusumo menyebut dalam kesempatan yang sama pihaknya turut meresmikan pembangunan sarana ibadah Buddha Si Mian Fo.
Ia menyampaikan harapan besar tempat ibadah tersebut dapat memberikan banyak berkah bagi umat Buddha.
“Kami ingin Si Mian Fo bisa membawa banyak berkah kepada para umat. Kami harap kehadiran Si Mian Fo di kawasan ini bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga peringatan kepada kami. Hal itu karena dari setiap umat, Si Mian Fo mengajarkan kami mengenai kebaikan sangat berarti. Dengan kehadirannya Si Mian Fo pasti akan lebih memperkaya dari segi tempat ibadah di kawasan ini,” ujar Steven, dalam sambutannya, Sabtu (9/11/2024).
Selaras dengan Steven, Ketua Umum Yayasan Sanggar Sinar Suci Seogiandi mengatakan kawasan PIK, khususnya di PIK 2, akan dibangun berbagai tempat ibadah untuk umat beragama yang beragam.
“Masjid Agung seperti di Turki, kemudian ada gereja, gereja Katolik seperti di Eropa, dan ada kelenteng, wihara juga. Kelak semua menjadi pusat agama dalam satu kawasan ini. Akan selalu diingat sebagai kawasan contoh teladan bagi generasi mendatang tentang keberagaman budaya dari bangsa,” kata Soegiandi.
Ketua Cetiya Si Mian Fo PIK Parlin membagikan pengalaman inspiratifnya dalam persiapan peresmian tempat ibadah Si Mian Fo. Ia merasa terdorong untuk mengelola Si Mian Fo PIK karena panggilan khusus seusai melakukan kunjungan ke Bangkok.
Parlin berharap tempat ibadah tersebut tidak hanya menjadi tempat untuk umat Buddha beribadah dan memohon kepada dewa sesuai kebutuhan mereka, tetapi juga menjadi tempat yang terbuka bagi semua umat, baik dari agama Buddha maupun agama lainnya.
“Serta menjadi pusat spiritual yang dapat memenuhi doa-doa umat yang datang, sekaligus tujuan wisata bagi masyarakat dari seluruh Indonesia,” ujarnya.
Parlin menyebutkan perjalanan Si Mian Fo sampai ke Indonesia cukup panjang. Mulai dari tata cara pembuatan hingga perizinan pihak kerajaan. “Kurang lebih seluruhnya memakan waktu satu tahun untuk bisa tiba di Indonesia,” katanya.
Prasasti peresmian ditandatangani langsung oleh Duta Besar Kerajaan Thailand untuk Republik Indonesia Prapan Disyatat dan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama Supriyadi.
Si Mian Fo dipercaya sebagai Brahma Vihara, pencipta dan penguasa dunia. Ia mewakili empat ajaran Dewa Brahma atau Dhamma, yaitu metta (cinta kasih), karuna (welas asih), muditta (rasa simpati), dan upekkha (keseimbangan batin).