JAKARTA – Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menyoroti masih terjadinya kasus perundungan (bullying) pada anak di Jakarta. Ia menilai masalah ini harus mendapat perhatian serius dari semua pihak, terutama orang tua.
“Kita tidak bisa pungkiri. (Perundungan) ini kan terjadi di tengah masyarakat. Memang waktunya kita memberikan perhatian khusus kepada anak-anak, agar peristiwa seperti ini tidak terjadi pada masa mendatang,” kata Rano di Jakarta, Antara, Minggu, 7 September.
Rano menyampaikan hal itu usai menyaksikan pertunjukan musikal Perempuan Punya Cerita di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat. Ia hadir bersama jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, termasuk Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Mochamad Miftahulloh Tamary dan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Andhika Permata.
Menurut Rano, pertunjukan tersebut berani mengangkat realita sosial, termasuk isu perundungan yang kerap dialami anak.
“Ini salah satu keberanian mengangkat tema ini. Artinya ini sebuah realita, ini menjadi refleksi kita,” ujarnya.
Ia mengaku terkesan dengan penampilan para pemain yang mayoritas anak muda. “Saya menyaksikan satu drama musikal yang di luar prediksi saya. Ini dimainkan oleh anak-anak muda, yang secara emosi itu tidak gampang. Sangat tidak mudah,” kata Rano.
Ia juga memberikan apresiasi khusus kepada pemain yang berperan sebagai antagonis karena berhasil menampilkan ekspresi emosi dengan meyakinkan.
Produser EKI Dance Company, Alim Sudio, menjelaskan musikal Perempuan Punya Cerita mengangkat persoalan perempuan yang kerap dibungkam dan tertekan dalam lingkungan sosial. Namun, karya itu juga ingin menunjukkan bahwa perempuan tetap memiliki kekuatan untuk bersuara.
“Perempuan punya kekuatan untuk bisa tetap bersuara, berbicara dengan caranya sendiri. Karena mereka percaya bahwa nasib di tangan mereka sendiri,” kata Alim.
Pertunjukan tersebut menyajikan dua kisah sekaligus, yaitu Anya yang berlatar sekolah dan Jami yang berlatar lingkungan marjinal. Menurut Alim, panggung teater efektif untuk menyampaikan kegelisahan sosial sekaligus menginspirasi penonton agar lebih peduli.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta, tercatat ada 650 kasus kekerasan di sekolah mulai dari tingkat TK hingga SMA selama periode Januari-September 2024. Dari jumlah itu, sekitar 33 persen merupakan kasus kekerasan psikis, termasuk perundungan, intimidasi, hingga mempermalukan korban di depan umum.
