Probolinggo (beritajatim.com) – Meski Perumdam Bayuangga Kota Probolinggo mengklaim perbaikan pipa telah rampung pada Jumat (30/5/2025), banyak pelanggan masih belum menikmati aliran air bersih. Warga pun mempertanyakan kinerja Perumdam yang dinilai lamban dan tidak maksimal.
Pipa yang rusak berada di Desa Banjarsawah, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo, akibat penurunan tanah yang memicu pergeseran struktur. Air pun menyembur dari sambungan yang bocor dan menyebabkan suplai terganggu selama hampir sepekan.
Direktur Perumdam Bayuangga, Indra Sovia Jalal, mengklaim bahwa pekerjaan telah selesai sesuai target. “Pekerjaan selesai sekitar pukul 09.00 WIB. Saat ini masuk tahap normalisasi agar aliran air kembali stabil,” katanya.
Meski menyatakan lancar, Indra mengakui bahwa timnya menghadapi sejumlah kendala teknis saat perbaikan. Ia menyebut metode bolt join digunakan untuk menambal pipa bocor tanpa penggantian jalur secara menyeluruh.
Namun warga kecewa karena suplai air tak langsung kembali meski pekerjaan dinyatakan selesai. Banyak pelanggan mengeluh karena harus terus membeli air isi ulang atau menampung air dari tangki bantuan.
Perumdam Bayuangga memang melakukan dropping air menggunakan dua armada tangki, namun dinilai belum menjangkau seluruh pelanggan terdampak. Setiap hari sekitar 18.000 liter air dikirimkan, angka yang dianggap tidak cukup untuk kebutuhan ribuan rumah tangga.
Kasubag Pelayanan Perumdam, Bagus, menyebut pihaknya dibantu armada dari Perumdam Kabupaten dan BPBD Kota Probolinggo. “Kami suplai sesuai permintaan. Tangki kami isi dari Wonoasih, lalu langsung distribusikan ke lokasi,” jelasnya.
Namun dalam praktiknya, masih banyak warga yang mengaku belum mendapat bantuan air bersih sama sekali. Permintaan terus meningkat, dan layanan distribusi tangki dinilai tidak sebanding dengan kebutuhan.
“Kami pastikan semua yang butuh tetap mendapat layanan,” ujar Bagus. Meski begitu, fakta di lapangan menunjukkan sebagian pelanggan masih mengeluh karena belum mendapat distribusi hingga hari ini.
Perumdam mengimbau warga bersabar karena normalisasi butuh waktu untuk mengeluarkan udara dari pipa dan menstabilkan tekanan air. Namun keterlambatan dan buruknya komunikasi membuat kepercayaan pelanggan terhadap Perumdam kian menurun. [ada/aje]
