Mojokerto (beritajatim.com) – Perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2569 BE/2025 di Maha Vihara Mojopahit, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, berlangsung khidmat pada Senin (12/5/2025). Ratusan umat Budhis dari berbagai daerah hadir untuk mengikuti prosesi puncak detik-detik Waisak yang jatuh pada pukul 23.55.59 WIB.
Tri Suci Waisak memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Buddha Gautama, yaitu kelahiran, pencerahan (Satori), dan wafat (Parinirvana). Pada tahun ini, perayaan mengusung tema “Semangat Kebersamaan untuk Indonesia Maju”.
Rangkaian acara diawali dengan ritual Pradaksina, yakni berjalan mengelilingi kompleks Maha Vihara Majapahit sambil membawa bunga sedap malam. Umat Budhis yang mengenakan pakaian putih mengelilingi Patung Buddha Tidur terbesar ketiga di Asia Tenggara serta kompleks Maha Vihara Majapahit.
Setelah itu, umat memandikan rupang Buddha kecil di depan tempat sembahyang Sasono Bhakti, yaitu Rupang Bodhisatva. Ritual ini melambangkan penyucian batin dari sifat-sifat buruk seperti keserakahan, kebencian, dan ketamakan. Selanjutnya, umat mengikuti puja bakti, mendengarkan Dhammadesana (pesan Waisak), menyambut detik-detik Waisak, dan menerima berkah air suci.
Ketua Yayasan Lumbini Maha Vihara Mojopahit, Rudy Budiman, menekankan pentingnya kebersamaan sebagai pondasi membangun bangsa. “Dengan kebersamaan, tanpa membedakan latar belakang, Indonesia akan lebih maju. Dalam kondisi saat ini, toleransi sangat dibutuhkan,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa perayaan tahun ini tak jauh berbeda dari sebelumnya, hanya temanya yang berganti. Antusiasme umat tetap tinggi. “Buddha Nusantara, tidak ada sekat atau perbedaan. Namun yang penting sesuai dengan aturan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan nilai-nilai kebersamaan,” tegas Rudy.
Wakil Bupati Mojokerto, Muhammad Rizal Octavian, yang turut hadir dalam perayaan tersebut, menyampaikan harapannya agar umat Buddha turut aktif dalam pembangunan daerah. “Kami berharap umat Buddha bisa mewarnai kemajuan Mojokerto yang lebih adil, makmur, dan maju,” harapnya.
Hadir pula dalam acara ini perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Mojokerto dan tokoh dari berbagai agama. Umat Budhis yang mengikuti perayaan ini berasal dari berbagai daerah, antara lain Surabaya, Jombang, Jakarta, Banjarmasin, Balikpapan, dan Samarinda.
Di kompleks Maha Vihara Mojopahit berdiri patung Buddha tidur yang dibangun pada 1993 atas prakarsa Bhikkhu Virtanadi Maha Tera. Patung dengan panjang 22 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 4,5 meter ini diakui Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pada 2001 sebagai patung Buddha tidur terbesar di Indonesia dan ketiga terbesar di Asia Tenggara. [tin/beq]
