Peran Perempuan dalam Bulan Ramadan: Keistimewaan dan Tantangan

Peran Perempuan dalam Bulan Ramadan: Keistimewaan dan Tantangan

Ramadan merupakan bulan yang penuh dengan berkah, di mana setiap Muslim berusaha meningkatkan ibadah guna meraih rida Allah. Dalam Islam, perempuan memiliki posisi yang istimewa, termasuk dalam pelaksanaan ibadah selama bulan suci ini. Namun, terdapat beberapa aturan dan ketentuan khusus yang berkaitan dengan ibadah mereka di bulan Ramadan.

Keutamaan Perempuan dalam Bulan Ramadan

1. Peluang Besar untuk Meraih Pahala

Perempuan, baik sebagai istri maupun ibu, memiliki banyak kesempatan untuk mendapatkan pahala berlimpah selama Ramadan. Selain menjalankan ibadah pribadi seperti salat dan puasa, mereka juga memperoleh pahala melalui aktivitas rumah tangga yang dilakukan dengan niat ibadah, seperti menyiapkan makanan untuk keluarga. Rasulullah bersabda:

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Barang siapa yang memberikan makanan kepada orang yang berpuasa, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang tersebut sedikit pun.” (HR. Tirmidzi No. 807)

2. Didoakan oleh para Malaikat

Perempuan yang berpuasa dengan penuh keikhlasan serta menjaga ibadahnya akan memperoleh doa dari para malaikat.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ.

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada mereka yang makan sahur.”
(HR. Ahmad No. 11368).

Tantangan Perempuan dalam Menjalankan Ibadah di Bulan Ramadan

1. Haid dan Nifas

Perempuan yang mengalami haid atau nifas tidak diperbolehkan untuk melaksanakan puasa dan salat. Namun, mereka tetap bisa mendekatkan diri kepada Allah dengan cara lain, seperti berzikir, berdoa, membaca tafsir Al-Qur’an, serta bersedekah. Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:

كَانَ يُصِيبُنَا ذَلِكَ فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلاَ نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ.

“Kami mengalami haid di zaman Rasulullah lalu kami diperintahkan untuk mengqada puasa, tetapi tidak diperintahkan untuk mengganti salat yang ditinggalkan.” (HR. Muslim No. 335)

2. Hamil dan Menyusui

Perempuan yang sedang hamil atau menyusui dan merasa khawatir terhadap kondisi dirinya atau bayinya diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Namun, mereka memiliki kewajiban untuk menggantinya di lain waktu atau membayar fidiah sesuai dengan ketentuan syariat. 

Allah berfirman:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Amalan yang Bisa Dilakukan oleh Perempuan Selain Puasa

1. Memperbanyak Zikir dan Doa

Bagi perempuan yang tidak dapat berpuasa, Ramadhan tetap dapat diisi dengan berbagai bentuk ibadah lain, seperti berdzikir, memperbanyak istighfar, dan berdoa. 

Allah berfirman:

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Orang-orang yang senantiasa mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, atau berbaring serta merenungkan penciptaan langit dan bumi, mereka berkata: ‘Wahai Tuhan kami, Engkau tidak menciptakan ini sia-sia. Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka’.” (QS. Ali Imran: 191)

2. Bersedekah dan Berbuat Kebaikan Sosial

Sedekah di bulan Ramadan memiliki keutamaan yang luar biasa. Perempuan dapat berperan aktif dalam berbagi rezeki dengan sesama sebagai bentuk ibadah tambahan. 

Sabda Rasulullah, “Sedekah yang paling utama adalah sedekah yang diberikan di bulan Ramadan.” (HR. Tirmidzi No. 663).

Oleh karena itu, bulan Ramadan adalah momen yang sangat berharga bagi setiap Muslim, termasuk perempuan, untuk meningkatkan amal ibadah dan memperoleh keberkahan. 

Meskipun terdapat keringanan dalam beberapa ibadah bagi perempuan yang mengalami haid, nifas, kehamilan, atau sedang menyusui, mereka tetap memiliki berbagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, seperti dengan berzikir, berdoa, bersedekah, dan melakukan berbagai amal kebaikan lainnya. Dengan memahami aturan-aturan Islam yang berlaku, perempuan dapat menjalani Ramadan dengan penuh keberkahan dan ketakwaan.

*Penulis adalah mahasiswi Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI)